x

Iklan

Handoko Widagdo

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Intelektual yang Gelisah

Kisah kegelisahan mereka yang pulang dari studi di luar negeri

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Judul: Stranger at Home – Gegar Budaya di Kampung Halaman

Penulis: Louisa Veronica Hartono dan Tessa Ayuningtyas Sugito

Tahun Terbit: 2016

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penerbit: Fire Publisher

Tebal: xx + 202

ISBN: 978-602-1655-41-2

 

Seseorang yang baru pulang dari studi di luar negeri biasanya menggebu-gebu. Banyak hal yang dipelajarinya di luar negeri ingin segera diterapkannya di negeri tercinta. Semangat untuk membuat perubahan ke arah yang lebih baik begitu membuncah dalam benaknya. Sayang sekali semangat yang berkobar-kobar itu segera padam, sebab ia menyadari bahwa ia telah menjadi orang asing di negerinya sendiri. Sikap dan perilaku baik yang telah dipelajari dan dipedomani ternyata bertabrakan dengan nilai-nilai lama di rumah lamanya. Frustasi? Ya! Bisa juga tidak!

Nonik (Louisa) dan Tessa adalah dua orang yang merasakan pengalaman tersebut. Betapa mereka berdua frustasi mengalami benturan budaya. Hal-hal yang baik yang mereka berdua pelajari dan praktikkan di masa kuliah di luar negeri, seakan menjadi sesuatu yang asing di negeri sendiri. Budaya antri dan buang sampah adalah contohnya. Kacaunya transportasi publik adalah contoh lainnya. Belum lagi budaya (tidak) menghargai karya orang lain tanpa diembel-embeli dengan penyakit SARA. Namun mereka berdua tidaklah menyerah. Mereka sangat cinta Indonesia, sehingga meski sakit hati dan mengalami hal-hal yang kurang menyenangkan, tetapi mereka terus berupaya menyumbangkan diri untuk negeri.

Buku ini diawali pengalaman mereka berdua berjuang untuk mendapatkan beasiswa. Pengalaman yang tidak mudah. Pengalaman yang penuh perjuangan. Sebab mereka berdua memang tidak punya pengalaman tinggal di luar negeri sebelumnya.

Pada bab-bab berikutnya Nonik dan Tessa mengisahkan pengalaman mereka berjuang di luar negeri. Bagaimana mereka mencari tempat kos, berhemat, bekerja serabutan untuk menambah penghasilan supaya bisa survive. Tak lupa mereka mengisahkan pengalaman-pengalaman lucu dan pengalaman yang mengharukan. Misalnya pengalaman Tessa dicopet sehingga semua uang dan dokumennya hilang, termasuk paspor. Atau pengalaman kebakaran di dapur restoran tempat ia bekerja. Sedangkan Nonik menceritakan pengalamannya menjadi pengasuh anak pada sebuah keluarga. Meski banyak pengalaman pahit, namun Nonik dan Tessa menceritakannya dengan penuh antusias dan sukacita.

Saat mereka akhirnya harus memilih antara pulang atau meniti karier di luar negeri, pilihan keduanya adalah PULANG! Di sinilah persoalan-persoalan mulai muncul. Kultur orangtua Indonesia yang selalu memperlakukan anaknya sebagai anak kecil, susahnya mencari komunitas untuk berbagi, macet, urusan jodoh… menimbulkan depresi. Namun akhirnya mereka memilih untuk menang. I choose to win! Kata Tessa. Dan mereka berdua menyampaikan mimpi-mimpinya dalam membangun Indonesia, mulai dari membenahi transportasi dan memberantas korupsi.

Buku yang ditulis dengan bahasa gaul anak muda ini sangat cocok bagi mereka-mereka yang berencana untuk studi ke luar negeri, atau mereka-mereka yang baru pulang studi. Melalui buku ini, setidaknya mereka bisa saling berkenalan dan saling menguatkan. Mereka bisa menemukan komunitas yang berbudaya, berselera dan bercita-cita sama. Setidaknya melalui buku ini mereka berdua telah menumbuhkan antusiasme untuk mengabdi kepada negeri.

 

Ikuti tulisan menarik Handoko Widagdo lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler