x

Iklan

Fahmi Haryati

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Sanitasi di Kawasan Indekost Indralaya Sumatera Selatan

Sanitasi menjadi hal yang sangat penting dikaji dalam menciptakan lingkungan yang sehat. Sanitasi dapat mencakup kebersihan sampah, selokan, dan udara.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sanitasi berasal dari kata Bahasa Inggris “sanitation” yang artinya penjagaan kesehatan/kebersihan. Definisi sanitasi berdasarkan Badan Kesehatan Dunia (World Health Organitation atau disingkat WHO) menjelaskan bahwa sanitasi pada umumnya merujuk kepada penyediaan sarana dan pelayanan pembuangan limbah kotoran manusia seperti urin dan feses. Istilah sanitasi juga mengacu kepada pemeliharaan kondisi higienis melalui upaya pengelolaan sampah dan pengelolaan limbah cair. Melalui adanya sanitasi berarti adanya usaha pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia.

Sanitasi kawasan yang terdapat di Jalan Nusantara, Km 32, Kecamatan Timbangan, Kabupaten Ogan Ilir, dengan ibukota kabupaten Indralaya, Provinsi Sumatera Selatan berada dalam kondisi yang cukup buruk. Pertama, aliran air got atau selokan mampat diberbagai titik. Terlebih lagi ketika musim hujan datang, air selokan akan meluap ke jalanan yang sudah disemen maupun yang belum disemen sehingga menyebabkan becek dimana-mana. Kondisi ini terjadi seperti di selokan depan kawasan kost-kostan yang ada di lokasi teresebut. Air yang menggenang di selokan tersebut sangat kotor, berwarna keruh dan hitam dengan terkadang sampai terdapat lumut hijau hidup yang dikarenakan air tersebut tidak mengalir dalam waktu yang cukup lama. Selain air dari buangan air mandi, cucian, juga terdapat banyak sampah yang berserakan dan terkena hembusan angin hingga masuk ke selokan yang menyebabkan mampatnya selokan tersebut. Salah satu hal yang menyebabkan meluapnya air dari selokan tersebut berupa rumput yang tidak diurus atau dipangkas  sehingga membuat selokan yang ada semakin dangkal karena pembuatan selokan tersebut tanpa dilapisi semen. Sampah-sampah juga dapat terjebak di sela-sela rerumputan yang tumbuh. Selain rumput, adanya instalasi pipa paralon air bersih yang besar yang dilewatkan di jalur selokan membuat area selokan bertambah sempit untuk mengalirkan air buangan tersebut. Bahkan beberapa waktu yang lalu, pipa air bersih tersebut sempat bocor sehingga air bersihnya menyembur dan dibiarkan berhari-hari hingga airnya memenuhi selokan dan menggenang.

 

Kedua, sanitasi kebersihan lingkungan dalam pengelolaan sampah juga masih buruk. Hal ini karena kawasan Indralaya Gang Buntu ini merupakan kawasan padat gedung indekost/kost-kostan para mahasiswa salah satu universitas di lokasi tersebut. Biasanya setiap pemilik kost-kostan membebankan kebersihan kepada para penyewa kamar dan baru akan memberikan pelayanan pembersihan di akhir minggu. Hal itu menyebabkan acuh tak acuhnya dan tak saling bertanggung jawabnya para penyewa kamar indekost mengenai kewajiban membersihkan halaman, selokan, maupun sampah yang dihasilkan bersama. Biasanya para penyewa kamar hanya akan membuang sampah pada tempat sampah yang berupa kotak sampah yang dibuat dari semen berukuran panjang-lebar kurang lebih 1x2 meter dengan tinggi 0,5 meter, yang tentu saja tidak akan memcukupi sampah yang dihasilkan untuk seluruh penyewa kamar. Kita bisa membayangkan berapa banyaknya sampah yang dihasilkan jika dalam satu gedung kost-kostan terdapat hingga 50 kamar dari 3 lantai yang ada. Jika dihitung akan sangat banyak sekali sampah yang dihasilkan dalam sehari. Apalagi jika tidak adanya pembakaran dalam waktu dekat maka sampah akan menumpuk. Maka hal itulah yang menyebabkan sampah sudah tidak dapat masuk lagi ke tempat yang seharusnya dan jika sampah terkena angin maka sampah dapat masuk ke selokan. Situasi lebih parah jika dalam kondisi musim penghujan. Sampah akan basah karena terkena air hujan, menjadikannya sulit dibakar, berbau menyengat, dan juga mengundang banyak lalat. Kita tahu bahwa lalat dapat membawa kotoran dan penyakit ke lingkungan kamar atau makanan yang terbuka. Maka dari itu, menurut sepengamatan saya sebagai salah satu penyewa kamar kost di kawasan Indralaya, prevalensi penyakit paling tinggi biasanya adalah typus yang dialami oleh mahasiswa-mahasiswa yang menetap di kawasan Indralaya tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Terakhir, selain dari topik sampah yang menumpuk, selokan yang airnya menggenang, ada juga dari hal asap. Ketika musim kemarau tiba, sekitar bulan April-Oktober biasanya sering terjadi pembakaran sampah-sampah baik daun yang kering dari proses pembersihan kawasan salah satu universitas yang memang berada di kawasan Indralaya dan juga proses pembakaran sampah-sampah yang sudah lama tertumpuk di kawasan indekost. Selain itu, pada tahun-tahun lalu, Sumatera Selatan sempat mendapatkan kondisi lingkungan yang sangat parah akibat adanya kasus pembakaran lahan oleh pihak-pihak yang membuka lahan atau sejenisnya. Hal tersebut sangat mengganggu pernafasan, dan juga pandangan. Pada waktu tersebut semua penduduk Indralaya diwajibkan memakai masker dan juga adanya keterbatasan pandangan yang hanya berjarak beberapa cm /kurang dari 1 meter saja. Adanya asap yang sangat tebal juga menyebabkan mata menjadi perih/sakit dan mudah memerah.

Saya tentunya berharap keadaan yang ada di lingkungan Indralaya saat ini dapat menjadi sangat berubah menjadi lebih baik, lebih teratur dalam pembuatan selokan-selokan, pembersihan sampah yang ada sehingga tidak mengganggu pejalan kaki yang lewat, dan lingkungan yang bersih dari asap.  

#InfrastrukturKitaSemua

Ikuti tulisan menarik Fahmi Haryati lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB