x

Iklan

cheta nilawaty

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Kebutuhan Make-up bagi Tuna Netra ~ Cerita Cheta

Make up adalah salah satu benda yang hampir tidak pernah lagi saya sentuh setelah mengalami kebutaan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Make up adalah salah satu benda yang hampir tidak pernah lagi saya

sentuh setelah mengalami kebutaan. Ada rasa khawatir ketika memupur

bedak di wajah, luasan warnanya malah jadi tidak merata. Meski begitu

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

saya bersyukur diberi warna kulit yang terang, sehingga tak perlu

pusing memilih warna bedak.

 

Salah satu teman yang saya tahu masih rajin berdandan adalah Santi

Puspita Dewi, 25 tahun. Ia terbiasa berdandan karena pekerjaannya

sebagai telesales sebuah bank swasta mewajibkan pegawainya bermake up,

meskipun karyawan yang bersangkutan adalah tuna netra. Karena itu,

Santi masih gape memegang kuas blush on atau menggambar eye liner di

sekitar matanya meski tidak lagi melihat. Santi yang juga pengajar

vokal ini wajib berdandan ketika harus naik panggung untuk bernyanyi.

 

“Saya menggunakan jari telunjuk untuk mengoleskan eye shadow di

kelopak mata,” ujar Santi saat mengobrol di Yayasan Mitra Netra.

Mengoleskan eye shadow dengan jari telunjuk ternyata membantu tuna

netra merasakan seluas mana penampang kelopak dan tulang alisnya.

Dengan jari telunjuk, tuna netra juga tau lipatan pertama kelopak

untuk dioleskan warna yang lebih gelap.

 

Meski gape bermake up, tuna netra tetap perlu bantuan orang melihat

untuk memilih warna. Tetapi di situasi cepat bergerak yang harus

manggung seperti Santi, mengandalkan bantuan orang lain untuk memilih

warna make up bisa buang-buang waktu. Santi memiliki tips untuk warna

make up yang bisa digunakan untuk sehari-hari dan tidak membutuhkan

banyak waktu.

 

“Saya biasa menyiapkan dua warna eye shadow dan menyiapkan warna blush

on yang tidak terlalu jauh dari warna eye shadow-nya,” ujar Santi. Dua

warna eye shadow, menurut Santi adalah warna gelap dan terang. Jenis

warnanya dapat bermacam-macam, hanya saja tidak boleh jauh dari warna

gradasinya. Misalnya, warna eye shadow alami yang biasa digunakan

Santi adalah cokelat dan emas.

 

Lain lagi konsep make up bagi Juwita Maulida, 28 tahun. Menurut Wita,

make up bagi tuna netra adalah kegiatan merawat wajah. Misalnya, bukan

Cuma membersihkan atau sebatas masker untuk membasmi jerawat atau sel

kulit mati. Bermake-up menurut Wita adalah melakukan intervensi

terhadap kulit, misalnya dengan melakukan proses pengubahan warna

kulit seperti bleaching atau tanning. Karena itu, semua proses

bermake-up, menurut Juwita, tidak dapat dilakukan secara pribadi oleh

tuna netra. “Kadang orang melihat saja harus dibantu petugas salon

untuk memakai make-up, apalagi tuna netra,” ujar Juwita, di tempat

yang sama.

 

Meski terkesan ribet,perempuan tuna netra tetap menganggap make up

ringan dan sehari-hari wajib dipakai. Misalnya, sunblock dan bedak.

Biasanya demi menjaga keamanan warna, perempuan tuna netra memilih

bedak warna nude atau transparan. “Dari pada wajah kita mirip

perabotan lenong, pakai warna yang gak kelihatan tidak apa apalah,

kan yang penting tidak kusam,” ujar Santi.

 

Meski make-up identik dengan tuna netra perempuan, ada bagian dari

make up yang juga dipakai tuna netra laki-laki. Bagian ini disebut

body care. Perawatan tubuh dari ujung kepala sampai ujung kaki. Benda

yang paling sering digunakan adalah sabun, sampo, dan parfum. Ketiga

benda tersebut dipakai tidak cuma di kondisi tertentu, tapi bisa

dipastikan selalu dipakai secara rutin.

 

Bila saya perhatikan, rata-rata tuna netra di Yayasan Mitra

Netra berpenampilan baik. Mereka banyak yang harum,Bahkan wanginya

tercium dari sejak kedatangan tuna netra di pintu gerbang. Beberapa

pria muda tuna netra di sana rajin menyemprotkan body mist ke tubuhnya

setelah bermain bola atau usai merokok. Misalnya Irvano Thaha, 22

tahun yang selalu menyemprotkan body spray usai merokok.

 

Vano adalah salah satu tuna netra laki-laki yang peduli dalam hal

menjaga kebersihan tubuh. Ia selalu menyemprotkan body spray ke

tubuhnya, usai merokok. Menurut Vano, bila tubuh terlalu bau asap

rokok dan dibiarkan begitu saja dapat disebut tidak sopan. “Gak enak

saja, kalau teman-teman di samping bilang saya bau asap rokok, saya

suka merasa risih,” ujar Vano. Seperti Ahadsore itu, usai merokok, Vano

terdengar menyemprotkan sesuatu dan sepersekian detik kemudian bau

harum langsung menyeruak.

Ikuti tulisan menarik cheta nilawaty lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler