x

Sejumlah ibu warga Cicangkareng, Cianjur, yang terkena gempa memeriksakan kesehatan bayi mereka (12/9). Mereka tetap memeriksakan gizi anak-anaknya meskipun dalam pengungsian. Foto: ANTARA/Ujang Zaelani

Iklan

FX Wikan Indrarto

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Kematian Bayi Prematur ~ FX. Wikan Indrarto

Kunjungan rumah oleh petugas kesehatan segera setelah lahir, merupakan strategi kesehatan yang dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup bayi.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Selasa, 14 Februari 2017 yang lalu ada sembilan negara, tidak termasuk Indonesia, yang berkomitmen untuk mengurangi separuh kematian bayi baru lahir. Kesembilan negara tersebut adalah Bangladesh, Cote d'Ivoire, Ethiopia, Ghana, India, Malawi, Nigeria, Tanzania dan Uganda, berkomitmen untuk mengurangi separuh kematian bayi baru lahir yang dapat dicegah dalam 5 tahun ke depan. Apa yang perlu dicermati?

Pada 2015 untuk pertama kalinya, komplikasi kelahiran prematur mengalahkan semua penyebab lain di dunia menjadi penyebab kematian bayi nomor satu. Dari 6,3 juta kematian anak balita tahun 2013, komplikasi dari kelahiran prematur menyumbang hampir 1,1 juta kematian. Data yang dipublikasikan dalam Lancet dan kampanye Hari Prematuritas Sedunia pada 17 November 2016, membawa lebih banyak perhatian global untuk mengatasi kelahiran prematur. Kelahiran bayi prematur merupakan masalah kesehatan yang sangat serius. Di seluruh dunia, 15 juta bayi lahir prematur dan lebih dari satu juta bayi meninggal. Selain itu, bayi yang mampu bertahan hidup sering memiliki masalah kesehatan seumur hidup seperti cerebral palsy, gangguan pendengaran, penglihatan dan cacat intelektual.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 menunjukkan AKB (Angka Kematian Bayi) di Indonesia sebesar 22,23 per 1.000 kelahiran hidup, yang artinya sudah mencapai target MDG 2015 sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup. Namun demikian, di dalam SUPAS 2015 tidak dirinci penyebab kematian bayi. Secara global, penyebab kematian bayi baru lahir adalah prematuritas, berat lahir rendah, infeksi berat (sepsis), asfiksia (tidak mampu segera bernapas spontan saat lahir), dan trauma kelahiran, yang mencapai hampir 80 persen kematian bayi. Padahal, dua pertiga dari kematian bayi tersebut, sebenarnya dapat dicegah. Terdapat 4 buah intervensi medis untuk bayi prematur yang murah, mudah dan sangat efektif, tetapi belum umum digunakan di banyak negara berkembang, termasuk di Indonesia yaitu steroid, Kangaroo Mother Care (KMC), antibiotika, dan kunjungan rumah.

Suntikan steroid yang diberikan pada ibu dalam persalinan sebelum waktunya (prematur), dapat membantu mempercepat pengembangan paru-paru janin dalam rahim. Dengan biaya hanya US $ 1, dua dosis suntikan steroid dapat menyelamatkan bayi prematur, dari risiko terjadinya gangguan pernapasan beberapa hari setelah mereka lahir. Penyakit membran hyalin, karena ketidakmatangan paru-paru bayi yang dapat dicegah dengan suntikan steroid, adalah penyebab tersering gangguan pernapasan dan kematian pada bayi prematur. Suntikan steroid secara global pada ibu dalam persalinan prematur, diperkirakan dapat mencegah 400.000 kematian bayi prematur setiap tahunnya. Di negara berpenghasilan tinggi, steroid telah digunakan sejak tahun 1990-an dan diperkirakan 95% ibu dalam persalinan prematur telah menerima suntikan steroid. Sebaliknya, di negara berpenghasilan rendah dan menengah, diperkirakan hanya 5% ibu yang telah menerima suntikan steroid ini.

KMC adalah sebuah metode yang terinspirasi dari kanguru, binatang asli Australia yang melompat sambil menggendong anaknya di depan perut. Dengan menggunakan teknik ini, bayi prematur yang mungil ditempelkan lekat kulit-ke-kulit di dada ibu, bapak, atau nenek. Hal ini membuat bayi hangat dan terlindungi. Termoregulasi atau menjaga kehangatan sangat penting untuk mencegah tubuh bayi yang mungil, kehilangan panas badan dengan cepat. Hipotermi (penurunan suhu tubuh) tersebut, membuat mereka sangat rentan terhadap penyakit, infeksi, dan kematian. Selain itu, metode ini juga dapat memudahkan memberikan ASI ekslusif dan secara global diprediksi dapat mencegah 450.000 kematian bayi prematur setiap tahun. KMC digagas sebagai solusi karena keterbatasan jumlah inkubator di Kolombia, Amerika Latin sehingga banyak bayi dipaksa untuk berbagi inkubator yang tersedia. Penelitian menunjukkan bahwa tingkat kematian bayi yang mendapatkan KMC sama atau lebih rendah, dibandingkan bayi dalam inkubator. Meskipun KMC sudah dikembangkan sejak tahun 1967, tetapi penyebaran informasinya sangat lambat, meskipun efektivitas, keamanan, dan manfaatnya telah terbukti.

Antibiotika dapat menyelamatkan nyawa bayi, misalnya amoksisilin untuk mengobati pneumonia. Pneumonia pada bayi baru lahir, dapat diatasi dengan amoksisilin dosis terbagi dalam 5 hari, dengan biaya juga hanya sekitar US $ 1. Selain itu, antibiotika lainnya yang diberikan sejak dini, dapat digunakan untuk melawan sepsis neonatal atau infeksi bakteri serius. Pneumonia dan sepsis adalah penyebab kematian bayi baru lahir di banyak negara berkembang.

Kunjungan rumah oleh petugas kesehatan yang terampil segera setelah lahir, merupakan strategi kesehatan yang dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup bayi. Kunjungan rumah harus dilakukan pada hari pertama dan ketiga kehidupan bayi baru lahir, dan jika mungkin, kunjungan ketiga harus dilakukan sebelum akhir minggu pertama atau hari ketujuh kehidupan. Selama kunjungan rumah, petugas kesehatan harus mempromosikan ASI eksklusif, membantu menjaga bayi agar tetap hangat dengan kontak kulit-ke-kulit antara ibu dan bayi, melakukan perawatan tali pusar dan kulit, menilai tanda klinis tentang masalah kesehatan bayi yang serius, dan membantu keluarga untuk mencari perawatan medis segera, jika diperlukan. Capaian Kunjungan Neonatal  pertama saat bayi berumur 6-48 jam (KN1) di Indonesia pada tahun 2015 sebesar 83,67%. Capaian ini sudah memenuhi target Renstra tahun 2015 yang sebesar 75%, tetapi KN1 di DIY baru mencapai 77,14%.

Bayi prematur memang dilahirkan terlalu cepat, tetapi sebenarnya mereka tidak dilahirkan untuk meninggal. Selain itu, kematian mereka sebenarnya dapat kita cegah, dengan tatalaksana medis secara tepat dan relatif murah. Indonesia memang tidak termasuk 9 negara yang pada Selasa, 14 Februari 2017 lalu telah berkomitmen untuk mengurangi separuh kematian bayi baru lahir. Apakah kita sudah bertindak bijak?

 Sekian

Yogyakarta, 27 Februari 2017

*) dokter spesialis anak di RS Panti Rapih, Ketua IDI Cabang Kota Yogyakarta

Ikuti tulisan menarik FX Wikan Indrarto lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terkini

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB