x

Iklan

Manik Sukoco

Suka membaca. Sesekali menulis.
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Ironi Hari Air Sedunia

Melihat air sebagai pondasi peradaban manusia.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kemarin, tepatnya tanggal 22 Maret 2017 adalah Hari Air Sedunia (World Water Day). Ini adalah pengingat bahwa kita harus mensyukuri salah satu anugerah Tuhan yang tidak ternilai harganya yaitu air bersih yang aman untuk diminum, mandi, mencuci, dan keperluan lainnya.

Inisiatif akan munculnya peringatan Hari Air Sedunia ini dimulai dari Sidang Umum PBB ke-47 yang berlangsung pada tanggal 22 Desember 1992 di Brazil. Pada saat itu, keluarlah Resolusi Nomor 147/1993 yang menetapkan pelaksanaan peringatan Hari Air se-Dunia setiap tanggal 22 Maret dan mulai diperingati pertama kali pada tahun 1994. Salah satu agenda besar PBB adalah memastikan setiap orang di seluruh dunia untuk mendapatkan akses terhadap air bersih.

Hari ini adalah hari pengingat akan urgensi kesadaran akan krisis air secara global. Di belahan bumi yang lain, seperti di India dan negara-negara kawasan Afrika, masih banyak saudara-saudara kita yang kesulitan mendapatkan akses terhadap air bersih dan 1.8 juta orang di seluruh dunia terpaksa harus mengkonsumsi air yang terkontaminasi oleh feces (kotoran manusia). 

Bagaimanakah krisis air yang terjadi di dunia saat ini?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebagaimana yang dilansir oleh Los Angeles Times, di Somalia, Sudan, Nigeria, dan Yaman, 27 juta orang tidak mendapatkan akses air bersih. 12% orang di dunia kurang pasokan air minum. Bahkan data yang diterbitkan oleh World Water Council menyatakan bahwa kematian yang diakibatkan oleh air mencapai 3.5 juta jiwa, lebih tinggi dari kematian yang disebabkan oleh kecelakaan mobil dan AIDS. Di Afrika, 319 juta orang yang mewakili 32% penduduk kawasan gurun, tidak memiliki persediaan air yang aman untuk diminum. 

Untuk membuka mata kita akan ancaman krisis air, saya akan tampilkan foto-foto yang memberikan gambaran akan betapa pentingnya fungsi air sebagai sumber kehidupan manusia.

Sumber: Mackenzie Knowles-Coursin, UNICEF.

Sumber: Mackenzie Knowles-Coursin, UNICEF.

Dua gambar di atas adalah gambar yang diambil oleh Mackenzie Knowles-Coursin, UNICEF. Menceritakan bagaimana wanita di Aweil, Sudan Selatan yang sedang membasuh kakinya di salah satu titik air lalu mengangkut dan membawanya pulang bersama anggota keluarganya yang masih kecil. Rumah 2 orang wanita ini terletak 4 kilometer lebih dari lokasi titik air.

Sumber: Mackenzie Knowles-Coursin, UNICEF.

Gambar di atas adalah gambar yang diambil oleh Mackenzie Knowles-Coursin, UNICEF. Gambar tersebut memperlihatkan seorang wanita muda membawa ember kuning besar berisi air di salah satu titik air yang dibangun oleh UNICEF di kawasan Torit, Sudan Selatan.

Sumber: Mackenzie Knowles-Coursin, UNICEF.

Gambar selanjutnya juga diambil oleh Mackenzie Knowles-Coursin. Pada gambar tersebut tampak seorang anak Afrika berbaju lusuh dan kedodoran sedang duduk di dekat genangan air kotor tak layak minum di kawasan Aweil, Sudan Selatan.

Krisis air bersih paling mencekik kaum miskin. Banyak yang beranggapan bahwa kemiskinan membuat mereka tidak sanggup membeli air. Ironisnya, dalam kondisi tersebut, orang miskin justru membayar jauh lebih mahal ketimbang orang kaya untuk menikmati air. 

Sumber: Albert Gonzalez Farran, AFP/Getty Images.

Gambar selanjutnya adalah gambar yang diambil oleh Albert Gonzalez Farran, AFP/Getty Images. Disitu tampak seorang anak Afrika sedang mengumpulkan air dalam kemasan bekas minyak goreng di kawasan Juba, Sudan Selatan.

WaterAid (2016) menyebutkan lebih dari 40 persen penduduk di 16 negara tidak memiliki akses terhadap fasilitas air, bahkan sumur sekalipun. Komunitas yang terpinggirkan ini, harus mengumpulkan air dari kolam dan sungai serta menghabiskan sebagian besar pendapatan harian mereka untuk membeli air bersih.

Sumber: Divyakant Solanki, EPA.

Gambar diatas adalah gambar yang diambil oleh Divyakant Solanki, EPA. Inilah potret masyarakat India saat ini. Setiap hari, mereka harus melewati sungai menggunakan rakit. Sungai-sungai ini sudah terkontaminasi dengan limbah plastik, industri, maupun limbah rumah tangga. Akibat tak tersedianya air bersih, risiko gangguan kesehatan hingga potensi kelahiran prematur dapat meningkat.

Akibat tak tersedianya air bersih, resiko gangguan kesehatan hingga potensi kelahiran prematur dapat meningkat. Majalah The Independent memperkirakan satu dari lima bayi meninggal dalam bulan pertama kehidupan mereka karena sepsis atau infeksi—masalah kesehatan yang sebenarnya bisa dicegah dengan air bersih dan pola hidup higienis. Diperkirakan 42 persen dari semua rumah sakit di wilayah Afrika tidak memiliki akses  terhadap air bersih.

Sumber: Praveen Bajpai, AFP/Getty Images.

Pipa-pipa berwarna-warni yang menjulur ke berbagai arah itu adalah pipa air bersih yang mengalirkan pasokan air layak minum. Warga harus antri dan saling berebut untuk bisa mendapatkan air ini dari tanker pengiriman air bersih di daerah Bhopal, India. Gambar tersebut diambil oleh Praveen Bajpai, AFP/Getty Images.

India menjadi negara dengan penduduk terbanyak yang tidak bisa mengakses air bersih. WaterAid (2016) menyebutkan hampir 76 juta warga India hidup dengan pasokan air seadanya.

Sumber: Narendra Shrestha/EPA.

Gambar di atas adalah hasil jepretan Narendra Shrestha/EPA. Pada gambar tersebut tampak seorang laki-laki di Bhaktapur, Nepal yang harus menyimpan air dalam wadah aluminium tradisional yang dikenal dengan nama "gagri" serta menjinjingnya ke rumah supaya ia dan keluarganya bisa memenuhi kebutuhan masak, minum, mandi, dan mencuci.

Sumber: Tempo

Nah, gambar selanjutnya adalah gambar yang diambil oleh jurnalis Tempo, menceritakan krisis air yang menimpa Indonesia pada tahun 2012 silam.

Warga tampak mengambil air bersih dari lubang-lubang kecil yang digali oleh warga di Kali Cipamingkis, Cibarusah, Jawa Barat. Tiga desa di Kecamatan Cibarusah, Bekasi, Jawa Barat sempat mengalami krisis air bersih pada tahun 2012.

Indonesia ternyata juga masuk daftar negara dengan penduduk terbanyak yang tidak bisa mengakses air bersih versi Wateraid (2016). Negara kita berada di peringkat ke-6 dari 10 negara. Ada sekitar 32 juta orang di Indonesia hidup tanpa air bersih. Adapun Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa sampai tahun 2015, baru 70.97% rumah tangga yang memiliki sumber air minum layak. 

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS).

Sejak tahun 1994, tanggal 22 Maret lalu diperingati PBB dengan mengusung sebuah tema khusus yang berhubungan dengan isu-isu kontemporer tentang air. Sudah 23 kali peringatan Hari Air Sedunia dilakukan oleh PBB dan juga 23 tema yang diusung setiap tahunnya. Berikut ini adalah tema-tema yang diangkat PBB sejak tahun 1994.

  1. 1994: Caring for Our Water Resources is Everyone’s Business (Peduli terhadap Sumber daya Air adalah Tanggng Jawab Setiap Orang)
  2. 1995: Water and Woman (Air dan Perempuan)
  3. 1996: Water for Thirsty City (Air bagi Kota-kota yang Kehausan)
  4. 1997: The World’s Water: is There Enough? (Air Dunia: Apakah Cukup?)
  5. 1998: Groundwater – the Invisible Resource (Air Tanah-Sumber Daya yang Tidak Terlihat)
  6. 1999: Everyone Lives Downstream (Setiap Orang Tinggal di Kawasan Hilir)
  7. 2000: Water for 21st Century (Air untuk Abad 21)
  8. 2001: Water for Health (Air untuk Kesehatan)
  9. 2002: Water for Development (Air untuk Pembangunan)
  10. 2003: Water for Future (Air untuk Masa Depan)
  11. 2004: Water and Disasters (Air dan Bencana)
  12. 2005: Water for Life (Air untuk Kehidupan)
  13. 2006: Water and Culture (Air dan Kebudayaan)
  14. 2007: Copying with Water Scarcity (Menanggulangi Kelangkaan Air)
  15. 2008: Sanitation (Berkaitan dengan tahun sanitasi internasional)
  16. 2009: Trans Boundary Water (Air Lintas Batas)
  17. 2010: Clean Water for a Healty World (Air Bersih Untuk Dunia yang Sehat)
  18. 2011: Water for Cities (Air untuk Perkotaan)
  19. 2012: Water and Food Security (Air dan Ketahanan Pangan)
  20. 2013: Water Cooperation (Tahun Kerja sama Air Internasional)
  21. 2014: Water and Energy (Air dan Energi)
  22. 2015: Water and Sustainable Development (Air dan Pembangunan Berkelanjutan)
  23. 2016: Water and Jobs (Hubungan Air dan Pekerjaan yang Dimiliki)

Hari ini adalah tahun yang ke-24 dari peringatan Hari Air Sedunia. Adapun tema yang diusung oleh PBB tahun ini adalah Wastewater: The Untapped Resource (Air Limbah: Sumber Daya yang Belum Dimanfaatkan). Pasti sebagian dari pembaca bertanya-tanya maksud dari slogan tersebut.

Apakah yang dimaksud dengan wastewater itu?

Wastewater atau air limbah yang dimaksud adalah air yang telah digunakan (air bekas pakai), termasuk air limbah rumah tangga, bisnis, industri, dan institusi. Air limbah disini juga mencakup air keran, yang dipergunakan untuk mandi dan mencuci baju. Kampanye tahun ini bermaksud mengajak kita untuk memanfaatkan air limbah secara lebih efektif.

Bagaimana cara membuang lebih sedikit air?

Banyak sebagian dari kita yang belum memanfaatkan secara optimal sumber daya air, terlebih di negara Indonesia yang pasokan airnya cukup melimpah. Namun, alangkah bijaksananya jika kita mulai menjaga keberlangsungan sumber daya ini supaya bisa dimanfaatkan oleh anak cucu kita. 

PBB memberikan setidaknya lima langkah sederhana untuk melakukan efisiensi air. 

  1. Mematikan keran air (wastafel) ketika kita sedang menggosok gigi.
  2. Mematikan keran air ketika kita mencuci atau membersihkan sayuran.
  3. Memasukkan sampah, minyak, kotoran, dan limbah makanan langsung ke tempat sampah, bukan membuangnya ke dalam air. Semakin kotor air limbah, maka akan semakin mahal biaya yang digunakan untuk mendaur ulang (mengembalikannya menjadi air layak minum).
  4. Menyimpan air bekas mencuci sayuran atau air limbah dapur untuk menyiram tanaman.
  5. Memanfaatkan air bekas mencuci piring atau baju untuk mencuci sepeda atau mobil.

Bagaimana cara lain untuk ikut berpartisipasi dalam Hari Air Sedunia ini?

Kamu bisa ikut dalam acara Peringatan Air Sedunia yang diselenggarakan di berbagai daerah di Indonesia, baik di Jakarta, Solo, Yogyakarta, Bandung, dan Surabaya. 

Di Inggris, acara ini diperingati dengan mengecat rambut berwarna biru, membuat kue berwarna biru, atau menjual aneka makanan yang juga berwarna biru. 

Kamu pun dapat turut memeriahkan Hari Air Sedunia dengan menggunakan hashtag #Blue4Water atau #WorldWaterDay di sosial media untuk mempromosikan pentingnya kepedulian akan air.

Kampanye I'm #blue4water (Sumber: WaterAid 2017).

Terakhir, dan yang paling penting, kita harus turut menjaga kelestarian sumber daya air dengan menghemat pemakaian air serta memanfaatkan wastewater secara lebih efektif untuk keberlangsungan generasi yang akan datang. Mari berpartisipasi dalam kampanye Hari Air Sedunia.

Ikuti tulisan menarik Manik Sukoco lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler