x

Iklan

Handoko Widagdo

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Orang-orang di Sekitar Mochtar Riyadi

Orang-orang yang berpengaruh dalam perjalanan hidup Mochtar Riyadi

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Judul: Manusia Ide

Penulis: Mochtar Riady

Tahun Terbit: 2016

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penerbit: Penerbit Kompas Gramedia

Tebal: xvi + 336

ISBN: 978-979-709-999-2

 

“Kerja rajin dan tekun membuat hati tenang. Hidup hemat dan jujur membentuk watak mulia”

 

Mochtar Riady adalah seorang bankir piwai dan seorang bisnisman bertangan dingin. Namun beliau juga adalah seorang suami yang baik, ayah yang luar biasa dan kakek yang menyayangi cucu-cucunya. Mochtar Riady adalah seorang yang ikut berjuang demi kemerdekaan Indonesia, ikut serta membangun eknomi Indonesia serta ikut membangun kampung halaman orangtuanya di Tiongkok. Di bidang sosial Mochtar Riady telah mendirikan Sekolah dan Universitas Pelita Harapan, mendirikan Rumah Sakit Siloam dan menjadi Wali Amanah Universitas Indonesia.

Sering kali pengusaha diidentikkan dengan orang yang hanya mengejar keuntungan dan mengabaikan nilai-nilai hidup yang baik. Pengusaha bisa melakukan apa saja, termasuk kecurangan dan pengkhianatan demi meraih keuntungan. Namun melalui buku ini Mochtar Riady menunjukkan bahwa seorang bisnisman adalah seorang yang peduli kepada keluarga, teman dan masyarakatnya. Keberhasilan beliau dalam berbisnis sangat tergantung dari nilai-nlai kejujuran, ketekunan dan perhitungan yang matang. Dalam mengembangkan bisnis beliau memakai filsafat manajemen hati nurani, menitik-beratkan budi pekerti dan etika (hal. 74). Dalam otobiografinya Mochtar Riady yang hidup dalam lima jaman menjelaskan kisah jatuh bangun usahanya.

Mochtar Riady menjelaskan bahwa bisnisnya dimulai dari toko kelas kecamatan yang kemudian berkembang menjadi sebuah konglomerasi. Sebagai seorang banking bertangan dingin, beliau tidak lupa menguraikan pengalamannya masuk dalam dunia perbankan. Pengalaman dari mengelola bank yang hampir bankrut, membangun Panin Bank menjadi bank devisa swasta pertama sampai dengan membuat BCA menjadi lembaga clearing house. Selanjutnya beliau mengembangkan “bank pribumi” bernama Bank Perniagaan Nasional (BPI) milik Hasyim Ning menjadi Bank Lippo yang begitu kuat. Kiprahnya dalam sektor perbankan merambah sampai ke Hong Kong dan Amerika Serikat.

Setelah 38 tahun berkecimpung dalam dunia perbankan, Mochtar Riady beralih bisnis ke sektor property. Lippo Group telah berhasil membangun berbagai kawasan elite di sekitar Jakarta dan mengambil alih beberapa property di Singapura dan di Los Angeles. Dalam dunia property, Mochtar Riady juga sangat genius, misalnya saat mengembangkan taman pemakaman San Diego. Sebuah makam yang dikelola secara profesional.

Keberhasilannya ini diraih karena beliau selalu menggunakan prinsip-prinsip berikut: mengawalinya dengan penelitian. “Kalau ingin berusaha di bidang apa pun, terlebih dahulu harus mempelajari dan mengenal sifat dasar bisnis tersebut,” ucap beliau (hal. 36); “Kejarlah kuda dengan menunggang kuda” (hal. 39), yang artinga gunakanlah kekuatan bisnis yang sudah ada untuk membangun bisnis sejenis; “Di setiap krisis selalu ada kesempatan” (hal. 203). 

Mochtar Riady adalah orang yang sangat menghormati orang-orang yang berjasa dalam hidupnya. Ia menyebut nama dan peran masing-masing dalam hidup dan kariernya sebagai seorang bankir. Berikut adalah orang-orang yang berjasa bagi beliau:

Li A Pi, ayah Mochtar Riady adalah orang yang sangat berjasa bagi Mochtar Riady. Li A Pi adalah ayah sekaligus ibu bagi beliau. Mochtar Riady sudah ditinggal mati ibunya saat ia masih berusia 9 tahun. Li A Pi memilih untuk tidak menikah lagi dan merawat Mochtar Riady kecil bersama adik perempuannya. Ayahnyalah yang mengganti popok, sekaligus menemaninya saat belajar. Ayahnya mengajari budi pekerti yang sangat berguna bagi perjalanan hidup Mochtar Riady selanjutnya. Pada saat Mochtar Riady memulai bisnis, ia selalu minta nasihat kepada ayahnya.

Li Li-mei adalah istri Mochtar Riady. Meski awal perjodohan mereka mengalami kendala karena memiliki marga yang sama dan ditentang oleh ibu Li Li-mei karena Mochtar Riady yang ikut dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dianggap berbahaya, namun kehidupan rumah tangga Mochtar Riady dan Li Li-mei sangatlah luar biasa (hal. 25). Li Li-mei adalah seorang penolong bagi Mochtar Riadi. Li Li-mei rela menjahit dan menjual pakaian anak-anak saat Mochtar Riady bangkrut (hal. 57). Mochtar Riady menyampaikan bahwa keteguhan istrinya telah membuat keluarganya menjadi kuat.

Imam Soekarto adalah teman perjuangan kemerdekaan Mochtar Riady saat di Malang. Imam Soekarto telah membantu Mochtar Riady pulang ke Indonesia saat ia terjebak peperangan di Tiongkok. Mochtar Riady mengalami kesulitan untuk kembali ke Indonesia karena tidak memiliki surat-surat apapun. Akhirnya melalui garansi dari Imam Soekarto yang saat itu telah berpangkat Mayor Jenderal dan menjadi Duta Besar di Myanmar, Mochtar Riady berhasil kembali ke Indonesia (hal. 17).

Jack Stephens adalah seorang bankir Amerika. Mochtar Riday mengenal Jack Stephens saat akan mengakuisisi National Bank of Georgia (hal. 97). Selanjutnya Jack Stephenlah yang menjadi mentor Mochtar Riady saat memasuki bisnis perbankan di Amerika. Saat mengakuisisi bank di Amerika, Mochtar Riady selalu meminta nasihat dari Jack Stephen. Begitu kagumnya Mochtar Riady kepada bankir Amerika ini, sehingga dikirimnya James Riady – anaknya, untuk magang di perusahaan Jack Stephen (hal. 121). Jack Stephenlah yang mengenalkan Mochtar Riady kepada Bill Clinton (hal.123). Saat Mochtar Riady mendirikan PT Multipolar, beliau menggandeng Stephen Inc. sebagai partner (hal. 155).

Liem Sioe Liong adalah mitra bisnis Mochtar Riady yang terpenting. Kemitraan mereka dalam membesarkan BCA dan membangun Lippo telah membawa sukses yang luar biasa. BCA sebuah bank kecil milik Liem Sioe Liong yang hampir bangkrut berubah menjadi bank swasta terbesar di tangan Mochtar Riady (hal. 67). Lem Sioe Liong telah menyelamatkan krisis Bank Lippo yang mengalami rush pada tahun 1995 (hal 208). Pertemanan antara Liem Sioe Liong dan Mocktar Riady berlanjut sampai anak-anak mereka – Anthomy Salim dan James Riady.

Pang Lay Kiem adalah guru ekonomi Mochtar Riady. Meski Mochtar Riady tidak pernah kuliah di bawah bimbingan Pang Lay Kiem, tetapi beliau sangat mengagumi teori-teori ekonomi Pang Lay Kiem (hal. 128). Pang Lay Kiemlah yang mengenalkan Mochtar Riady dengan hasym Ning sang pemilik Bank Perniagaan Indonesia (BPI) yang menjadi cikal bakal Bank Lippo (hal 130).

Lie Ka Seng adalah seorang bisnisman tersukses di Hong Kong (hal. 126). Lie Ka Seng menjadi mitra kerja Mochtar Riady di Hong Kong. Lie Ka Seng merelakan aset propertinya untuk diambil alih Mochtar Riady supaya Lippo memiliki gedung perkantoran di Hong Kong (hal. 176). Lie Ka Seng jugalah yang membantu Mochtar Riady mengambil alih Hotel Ambasador di Hong Kong (hal. 177).

 

Ikuti tulisan menarik Handoko Widagdo lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Sengketa?

Oleh: sucahyo adi swasono

2 jam lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB