x

Salah satu gejala khas dari demam berdarah dengue (DBD) adalah terjadinya demam akut.

Iklan

FX Wikan Indrarto

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Eliminasi Dengue, Belajar dari Kunjungan Melinda Gates

Mrs. Melinda Gates, filantropis atau dermawan dari USA yang mengunjungi Yogyakarta mengingatkan kita akan mimpi besar untuk membasmi Dengue.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Dr. FX. Wikan Indrarto, Sp.A

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang selalu terjadi di sepanjang tahun di hampir seluruh wilayah Indonesia. Mrs. Melinda Gates, filantropis atau dermawan dari USA yang mengunjungi Yogyakarta pada Jumat, 24 Maret 2017, mengingatkan kita akan mimpi besar untuk membasmi Dengue. Apa yang perlu dicermati?

Penyebaran telor nyamuk Aedes Aegypti yang mengandung bakteri Wolbachia di Dusun Jomblangan, Banguntapan, Bantul DIY Senin, 8 Desember 2014, merupakan sebuah percobaan oleh tim EDP (Eliminate Dengue Project) Yogyakarta. Kunjungan Mrs. Melinda Gates ke kantor EDP Yogyakarta, menunjukkan dukungan penuhnya akan proyek besar terkait persaingan alami antara bakteri dan virus di dalam tubuh nyamuk. Eliminate Dengue Indonesia adalah program penelitian bersama yang dipimpin oleh para peneliti di Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan didanai oleh Yayasan Tahija (Tahija Foundation).

Wolbachia adalah salah satu bakteri yang hidup sebagai parasit pada hewan artropoda seperti nyamuk. Infeksi bakteri Wolbachia pada hewan akan menyebabkan proses patogenesis atau terjadinya perkembangan sel telur yang tidak dapat dibuahi, kematian pada hewan jantan, dan feminisasi atau perubahan nyamuk jantan menjadi betina. Bakteri Wolbachia ini merupakan bakteri alami yang biasa terdapat di dalam tubuh nyamuk lokal dan telah terbukti mampu menghambat pertumbuhan virus Dengue, di dalam tubuh nyamuk yang menularkan DBD.

Eliminasi sebuah penyakit menular, paling baik dilakukan dengan vaksinasi massal. Vaksin Dengue sebenarnya sudah diteliti sejak tahun 1940 oleh Sabin dan Schlesinger, untuk menemukan bentuk virus yang sudah dilemahkan sebagai bahan dasar vaksin (live attenuated vaccine), meskipun sampai sekarang toh belum juga berhasil sempurna.

Vaksin dengue pertama, Dengvaxia® (CYD-TDV) yang diproduksi oleh industri farmasi Sanofi Pasteur, pertama kali terdaftar di Meksiko pada bulan Desember 2015. CYD-TDV adalah vaksin rekombinan tetravalen dari virus dengue hidup, yang telah diteliti dengan pemberian 3 dosis pada jadwal 0, 6, dan 12 bulan, dalam uji klinis Tahap III. CYD-TDV ini telah terdaftar untuk digunakan pada kelompok usia 9-45 tahun yang tinggal di daerah endemik Dengue. Indonesia telah menjadi salah satu negara yang berpartisipasi dalam uji klinis vaksin Dengue. Saat ini, vaksin Dengvaxia sudah mendapatkan izin edar dari Badan POM pada tahun 2016 lalu. Harga yang masih relatif mahal dan tidak terbukti efektif pada anak balita, kelompk usia yang paling rentan menderita DBD, sehingga vaksin ini belum dapat diberikan secara massal. Meskipun demikian, mungkin masih terhitung sangat murah, apa bila dibandingkan dengan jumlah biaya yang harus dikeluarkan, bila anak balita  mengalami Demam Berdarah Dengue.

Pengendalian vektor nyamuk telah menjadi strategi kunci untuk mengendalikan atau mencegah penularan virus dengue. Strategi yang dikenal dengan 3M ini meliputi mencegah nyamuk bertelur di habitatnya dengan manajemen dan modifikasi lingkungan. Caranya dengan membuang sampah dengan benar dan menghapus habitat nyamuk buatan buatan manusia yang meliputi, mengosongkan dan membersihkan wadah penyimpanan air rumah tangga setiap minggu, penggunaan insektisida yang tepat pada wadah penyimpanan air di luar ruangan, menggunakan perlindungan rumah tangga pribadi seperti jendela layar, pakaian lengan panjang, insektisida bahan, kumparan dan alat penguap.

Selain itu, juga meningkatkan partisipasi dan mobilisasi warga masyarakat untuk pengendalian vektor berkelanjutan, penyemprotan insektisida selama terjadi wabah sebagai salah satu langkah kontrol vektor darurat, pengawasan aktif terhadap vektor nyamuk harus dilakukan untuk menentukan efektivitas tindakan.

Tindakan lain untuk eliminasi Dengue telah dicoba oleh Kementrian Kesehatan Brazil, seperti laporan kantor berita AFP Januri 2014,  dengan mengembangbiakkan sejumlah besar nyamuk Aedes agypti hasil rekayasa genetik, untuk membantu menghentikan penyebaran DBD. Proyek ini mengalihkan fokus eliminasi, bukan dengan vaksinasi, tetapi kepada program untuk mengendalikan pertumbuhan nyamuk. Nyamuk jantan yang dimodifikasi secara genetik dalam jumlah besar, telah dilepaskan ke alam bebas untuk kawin dengan nyamuk betina. Keturunan mereka, diprediksi tidak akan berkembang hingga dewasa, sehingga akan mengurangi populasi nyamuk sebesar 90% dalam 6 bulan. Hal ini berdasarkan penelitian di bagian timur negara bagian Bahia, Brazil.

Dr. Maithripala Sirisena, menteri kesehatan Sri Lanka seperti dikutip kantor berita Antara Maret 2015,  melibatkan 10.000 orang tentara nasional untuk tergabung dalam sebuah operasi pembersihan genangan air. Dalam kampanye nasional 3M di Sri Lanka ini, tentara wajib membantu masyarakat untuk menemukan dan membersihkan tempat-tempat yang dapat menimbulkan genangan air itu. Selain itu, semua sekolah secara serentak juga diwajibkan untuk menggunakan waktu selama 1 jam pada hari Jumat, untuk membersihkan areal sekolah mereka. Genangan air dan jentik nyamuk Aedes agypti, harus dilenyapkan.

Eliminasi terbaik untuk penyakit infeksi seperti DBD, sebenarnya adalah vaksinasi massal, bukan modifikasi vektor yang menyebarkan penyakit, yaitu nyamuk Aedes agypti. Oleh karena vaksinasi Dengue belum juga terbukti berhasil, maka banyak cara lain cukup layak untuk ditempuh. Bakteri Walbochia yang dikembangkan EDP dan FK UGM Yogyakarta, diharapkn menjadi salah satu cara mewujudkan mimpi besar dan proses panjang dalam eliminasi Dengue. Kita semua, meskipun tidak harus menjadi seorang filantropis sekaliber seperti Mrs. Melinda Gates atau Bapak Tahija, memegang peran penting dalam mengatasi kesulitan eliminasi Dengue, yang masih saja terjadi. Sudahkah Anda terlibat membantu?

Sekian

Sabtu, 25 Maret 2017

Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih Yogyakarta, Ketua IDI Cabang Kota Yogyakarta

Ikuti tulisan menarik FX Wikan Indrarto lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB