x

Iklan

Manik Sukoco

Suka membaca. Sesekali menulis.
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Belajar dari Kosta Rika

Bagaimana negara kecil seperti Kosta Rika mampu memimpin dalam upaya mencegah Perubahan Iklim.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Judul saya pastilah membingungkan pembaca. Ada dua pertanyaan besar disini. 

  1. Dimanakah Kosta Rika itu?
  2. Apa yang bisa dipelajari dari Kosta Rika?

Kosta Rika adalah negara terkecil kedua di Amerika Tengah yang berbatasan dengan Nikaragua di sebelah utara, Panama di selatan-tenggara, Samudra Pasifik di barat dan selatan, dan Laut Karibia di timur. Negara ini memiliki tingkat politik paling aman di kawasannya dan masih bisa digolongkan sebagai negara berkembang. Ini adalah jawaban dari pertanyaan pertama.

Lalu jawaban dari pertanyaan yang kedua, Kosta Rika adalah negara yang bisa dijadikan teladan dalam upayanya untuk tidak memakai bahan bakar fosil (minyak dan batubara). 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk itu, saya akan menyalin transkrip dari pidato Monica Araya dalam TED Talks yang bertajuk "a small country with big ideas to get rid of fossil fuels". 

Monica Araya dalam TED Talks

Anda bisa melihat video utuhnya di sini

Dalam video tersebut dijelaskan tentang bagaimana negara kecil seperti Kosta Rika mampu memimpin dalam upaya mencegah Perubahan Iklim. 

Berikut transkrip video tersebut.

Bagaimana kita dapat membangun masyarakat tanpa bahan bakar fosil? Ini adalah tantangan yang sangat kompleks dan saya percaya negara berkembang bisa memimpin transisi ini. 

Saya sadar apa yang saya katakan akan memicu berbagai argumen, tapi kenyataannya begitu banyak yang dipertaruhkan negara kita apabila bahan bakar fosil tetap menjadi sumber pembangunan kita. Kita bisa melakukannya secara berbeda. Dan kali ini, benar-benar sudah tiba saatnya kita menyingkap mitos bahwa negara harus memilih antara pembangunan atau perlindungan lingkungan, sumber daya terbarukan, dan kualitas hidup. 

Saya berasal dari Kosta Rika, sebuah negara berkembang. Populasi kami sekitar lima juta orang dan kami berada tepat di tengah-tengah benua Amerika, jadi mudah sekali mengingat dimana kami tinggal. Hampir 100% listrik di Kosta Rika berasal dari sumber daya terbarukan, lima sumber daya terbarukan. Tenaga air, panas bumi, angin, solar, dan biomassa. 

Tahukah Anda bahwa tahun lalu, selama 299 hari, kami tidak menggunakan bahan bakar fosil apa pun untuk memproduksi listrik di Kosta Rika? 

Ini adalah pencapaian yang luar biasa, tapi juga menyembunyikan satu paradoks,bahwa hampir 70% dari seluruh konsumsi energi kami adalah minyak. Mengapa? Karena sistem transportasi di Kosta Rika sepenuhnya tergantung pada bahan bakar fosil, seperti di kebanyakan negara di dunia. 

Kalau kita mengumpamakan transisi energi seperti maraton, pertanyaannya adalah, bagaimana kita bisa mencapai garis finish, bagaimana kita bisa mendekarbonisasi komponen ekonomi lainnya? Dan jujur saja, jika kami tidak berhasil, entah siapa yang bisa. Karena itulah saya ingin berbicara tentang Kosta Rika, karena saya percaya bahwa kami adalah kandidat perintis visi pembangunan tanpa bahan bakar fosil. 

Negara kami terkenal karena satu hal, yaitu kami tidak memiliki tentara. 

Jadi saya akan membawa Anda kembali ke tahun 1948. Ketika itu, perang saudara baru saja berakhir di negara kami. Ribuan penduduk tewas, dan keluarga tercerai berai. Namun, satu ide mengejutkan didukung oleh penduduk Kosta Rika: kami akan membangun ulang negara kami, dan Republik Kedua tidak akan memiliki tentara. Jadi kami meniadakannya. 

Presiden saat itu, José Figueres, meninggalkan kesan mendalam ketika Beliau menghancurkan tembok markas besar militer. Tahun berikutnya, 1949, kami menjadikannya permanen dengan memasukkan keputusan tersebut dalam konstitusi baru, dan karenanya saya bisa menceritakannya setelah hampir 70 tahun kemudian. 

Saya bersyukur. Saya bersyukur bahwa keputusan tersebut diambil sebelum saya lahir, sehingga saya dan jutaan penduduk Kosta Rika dapat hidup di negara yang sangat stabil. 

Anda mungkin berpikir ini sekadar peruntungan yang bagus, tapi tidak begitu. Ada pola pemilihan yang terencana. 

Di tahun 40-an, penduduk Kosta Rika mendapat pendidikan dan pelayanan kesehatan gratis. Kami menyebutnya jaminan sosial. Dengan meniadakan tentara, kami dapat menggunakan anggaran militer untuk anggaran sosial, dan inilah kunci kestabilan kami. 

Di tahun 50-an, kami mulai berinvestasi pada tenaga air dan inilah yang membuat kami terhindar dari perangkap penggunaan bahan bakar fosil sebagai pembangkit listrik yang jadi permasalahan di dunia saat ini. 

Di tahun 70-an, kami berinvestasi pada pembangunan taman nasional dan inilah yang menghindarkan kami dari logika cacat yang mengutamakan pembangunan tak peduli apa pun biayanya yang dianut oleh banyak negara, terutama di negara-negara berkembang. 

Di tahun 90-an, kami merintis pembiayaan pemeliharaan ekosistem, yang membantu kami melawan pembabatan hutan dan mendorong ekowisata, yang kini menjadi kunci pertumbuhan ekonomi. Jadi, berinvestasi pada perlindungan lingkungan tidak berdampak buruk bagi ekonomi kami. Justru sebaliknya. 

Tapi bukan berarti kami sempurna, dan bukan berarti tidak ada kontradiksi di Kosta Rika. Bukan itu intinya.

Intinya adalah, dengan membuat pilihan kita sendiri, kami mampu mengembangkan ketahanan dalam menghadapi masalah pembangunan. Juga, jika Anda mengambil contoh negara kami, PDB per kapita kami adalah sekitar 11.000 dolar, tergantung bagaimana menghitungnya. Tapi berdasarkan Social Progress Index, kami merupakan penyimpangan ketika kita melihat kontribusi PDB pada perkembangan sosial. 

Meniadakan tentara, berinvestasi pada alam dan manusia, berdampak sangat kuat juga. Ini membangun mental bangsa, sebuah negara kecil dengan ide-ide besar, dan tumbuh besar dengan pemahaman tersebut sungguh memberdayakan. 

Jadi pertanyaannya adalah, apa ide besar berikutnya, bagi generasi masa kini? Saya percaya ide besar berikutnya adalah bagi generasi masa kini untuk tidak lagi menggunakan bahan bakar fosil untuk selamanya, seperti yang kami lakukan dengan tentara. 

Bahan bakar fosil menyebabkan perubahan iklim. Kita tahu itu, dan kita tahu betapa perubahan iklim mempengaruhi kita. 

Sebagai negara berkembang, adalah demi kepentingan kita untuk berkembang tanpa bahan bakar fosil, yang pada dasarnya membawa efek buruk bagi manusia. Karena mengapa kita perlu terus mengimpor minyak untuk transportasi kalau kita bisa menggunakan listrik? 

Ingatlah, di Kosta Rika listrik berasal dari air yang mengalir di sungai kami, panas bumi dari gunung api, turbin angin, panel surya, sampah biologis. Melepaskan bahan bakar fosil berarti mengganggu sistem transportasi kita agar kita bisa menggunakan tenaga listrik pada mobil, bus dan kereta kami, alih-alih menggunakan energi kotor. 

Anda harus tahu, transportasi telah menjadi sangat penting bagi penduduk Kosta Rika karena model pembangunan kami tidak sesuai bagi kami. Berdampak buruk bagi masyarakat, perusahaan-perusahaan, dan kesehatan kami. Karena apabila peraturan dan infrastruktur gagal menjalankan fungsinya, setiap hari inilah yang terjadi. Dua jam kemacetan di pagi hari, dua jam kemacetan di malam hari. 

Saya tidak mengerti mengapa kita harus menerimanya sebagai kondisi normal. Tidak bisa diterima ketika kita harus membuang waktu kita seperti ini setiap hari. Dan jalan tol ini sebenarnya lumayan dibandingkan dengan negara lain dimana kemacetan merajalela. Anda tahu, kami menyebutnya "presa," yang berarti "terpenjara." Dan orang-orang menjadi kasar di negara yang harusnya penuh kebahagiaan. Inilah yang terjadi. Jadi banyak sekali yang dipertaruhkan.

Kabar baiknya adalah, ketika membicarakan tentang transportasi yang bersih dan tingkat mobilitas yang berbeda, kita tidak membicarakan tentang sebuah negeri khayalan, tapi tentang mobilitas listrik yang sudah ada sekarang. 

Di tahun 2022, mobil listrik dan mobil biasa harganya diperkirakan sama, dan kota-kota sudah mulai menjalankan bus listrik. Dan alat transportasi keren ini menghemat uang dan mengurangi polusi. 

Jika kita ingin menyingkirkan alat transportasi yang menggunakan minyak, kita bisa melakukannya karena kini kita punya pilihan yang sebelumnya tidak ada. Benar-benar menarik.

Tapi tentu saja, ada yang merasa tidak senang dengan ide ini, dan mereka akan datang dan mengatakan bahwa dunia perlu minyak, termasuk Kosta Rika, jadi kita harus realistis. Itulah kata mereka. 

Tahukah Anda jawaban untuk argumen tersebut? 

Pada tahun 1948, kami tidak berkata bahwa dunia perlu tentara, jadi jangan hapuskan tentara. Namun tidak, kami membuat satu pilihan berani, dan pilihan itu membuat segalanya berbeda.

Jadi inilah saatnya untuk generasi ini untuk menjadi berani sekali lagi dan meniadakan bahan bakar fosil. Ada tiga alasan mengapa kita harus melakukannya. 

Pertama, model transportasi dan urbanisasi kita sudah rusak. Jadi, ini adalah saat yang tepat untuk mendefinisikan ulang masa depan kota dan mobilitas kita.

Kita tidak menginginkan kota yang dibangun untuk mobil. Kita menginginkan kota bagi masyarakat dimana kita bisa berjalan dan mengendarai sepeda. Kita juga menginginkan transportasi publik yang banyak, transportasi publik yang bersih dan bermartabat. Karena jika kita terus menambah armada demi armada mobil, kota-kota kita akan menjadi tak tertahankan. 

Kedua, kita harus berubah, tapi perubahan sedikit demi sedikit tidak akan cukup. Kita memerlukan perubahan transformasional. Dan beberapa proyek yang sifatnya inkremental di negara saya, dan saya yang pertama merayakannya. 

Tapi marilah kita jujur. Kita bukan membahas tentang menggunakan mobil listrik yang cantik dan beberapa bus listrik sementara kita terus berinvestasi pada infrastruktur yang sama, lebih banyak mobil, jalan, dan minyak. Kita bicara tentang membebaskan diri dari minyak dan kita tidak akan bisa mencapainya dengan perubahan sedikit-sedikit. 

Ketiga, dan Anda semua tahu ini, dunia lapar akan inspirasi. Dunia menginginkan kisah-kisah sukses melawan isu-isu kompleks, terutama di negara-negara berkembang. 

Jadi saya percaya Kosta Rika bisa menjadi inspirasi bagi negara-negara lain, seperti tahun lalu ketika kami mengungkap bahwa kami tidak menggunakan bahan bakar fosil selama berapa hari untuk menghasilkan listrik. Berita itu menjadi viral di seluruh dunia.

Dan juga, dan ini membuat saya sangat bangga. Perempuan Kosta Rika, Christiana Figueres, berperan penting dalam negosiasi persetujuan iklim Paris. Jadi kami harus melanjutkan jejak beliau dan menjadi contoh.

Jadi apa selanjutnya? Masyarakat. 

Bagaimana kami membuat orang-orang percaya? Bagaimana membuat orang-orang percaya bahwa membangun masyarakat tanpa bahan bakar fosil adalah sesuatu yang mungkin dilakukan? 

Perlu banyak pekerjaan dari akar rumput. Itulah kenapa, pada tahun 2014, kami membuat Kosta Rika, Limpia. "Limpia" artinya "bersih," karena kami ingin memberdayakan dan menginspirasi masyarakat. Jika masyarakat tidak terlibat, keputusan transportasi bersih akan terhambat oleh diskusi tak berujung, diskusi teknis tak berujung, dan badai salju lobi-lobi pihak yang berkepentingan.

Keinginan untuk menjadi negara hijau yang digerakkan oleh energi terbarukan telah menjadi bagian dari cerita kami. Kami tidak akan membiarkan siapa pun mengambilnya dari kami. 

Tahun lalu, kami membawa masyarakat dari tujuh provinsi di Kosta Rika untuk mendiskusikan perubahan iklim dalam bahasa yang mereka pahami, dan kami juga membawa sekelompok masyarakat Kosta Rika lagi tahun ini untuk mendiskusikan energi terbarukan. 

Anda tahu? Mereka saling tidak setuju pada hampir semua topik kecuali energi terbarukan dan transportasi bersih serta udara bersih. Hal ini menyatukan orang-orang. 

Dan kunci dari partisipasi aktif adalah dengan membantu orang lain tidak merasa kecil. Masyarakat merasa mereka tidak punya kekuatan dan mereka lelah tidak didengarkan. Jadi kami melakukan hal-hal yang konkrit, dan kami menyederhanakan isu-isu teknis ke bahasa sehari-hari untuk menunjukkan bahwa masyarakat punya peran dan kita bisa melakukannya bersama. 

Untuk pertama kalinya, kami menguji janji politikus untuk (menyediakan) transportasi bersih dan para politikus tahu mereka harus memenuhinya, tapi puncaknya akan datang saat kami membentuk koalisi — yang terdiri dari masyarakat, perusahaan, para pejuang di transportasi publik, yang akan menjadikan alat transportasi listrik sebagai standar baru, terutama di negara berkembang. 

Saat pemilu berikutnya tiba, saya yakin bahwa setiap kandidat akan harus menyatakan posisi mereka terkait peniadaan bahan bakar fosil. Karena pertanyaan ini harus menjadi topik utama politik kami. 

Saya bisa katakan, ini bukan tentang kebijakan iklim atau agenda lingkungan. Ini tentang negara yang kami inginkan dan kota-kota yang kami miliki dan kota-kota yang kami inginkan dan siapa yang membuat pilihan itu. Karena pada akhirnya, kami harus tunjukkan bahwa pembangunan dengan energi terbarukan adalah baik bagi masyarakat, bagi masyarakat Kosta Rika yang hidup hari ini dan terutama bagi mereka yang belum lahir. 

Ini adalah Museum Nasional kami sekarang. Terang dan damai, dan ketika Anda berdiri di depannya, akan sulit mempercayai bahwa bangunan ini dulunya adalah barak militer di akhir tahun 40-an. 

Kami memulai hidup baru tanpa tentara di tempat ini dan disinilah kami akan menyatakan penghapusan penggunaan bahan bakar fosil suatu hari nanti. Kami akan membuat sejarah lagi. Terima kasih.

Semoga ide besar yang dirintis oleh negara kecil seperti Kosta Rika mampu menginspirasi kita semua. Amin.

Ikuti tulisan menarik Manik Sukoco lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB