x

Iklan

Pakde Djoko

Seni Budaya, ruang baca, Essay, buku
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Doa Sang Kafir Untuk Penjaga Surga

Mungkin kami adalah duri yang harus dicabut dari gelaran kulit anda yang sempurna.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Mungkin, di mata anda kami adalah sekumpulan manusia yang tidak layak mengetuk pintu surga bahkan memasukinya, kami tidak mengenal  makna kebaikan yang disyaratkan oleh anda yang menguasai teori-teori kebaikan, amat lantang menyuarakan hukum-hukum  tegas untuk kami yang tidak sejalan, sepemikiran dan seideologi anda. Walaupun perjuangan kami untuk menebar kebaikan sudah  anda lihat dan anda rasakan namun karena kami adalah sekumpulan manusia penuh dosa, yang tidak hapal, ayat-ayat, tidak rajin berdoa , dan tidak khusuk dalam meminta  selalu lemah jika harus berhadapan dengan  kekuatan- kekuatan di ranah politik. Kami menerima caci maki anda, kami mendengarkan suara anda yang menggelegar, di  depan umatmu yang begitu mengagumimu sebagai tokoh spiritual yang amat dipuja karena keberaniannya dalam menentang  ajaran-ajaran kebaikan lainnya di luar  agama anda.

Kami maklum dengan kemarahan anda, kami tetap akan tersenyum  sebagai manusia yang penuh dengan dosa dan kesalahan. Mungkin anda sudah demikian sempurna, sehingga inti doa yang anda ajarkan adalah menghujat kekafiran kami, menghujat kekurang ajaran saudara kami yang telah menistakan agama dan anda sangat marah dan tidak akan bisa memaafkan  samapi kapanpun.

Teman, saudara, saya, dan  semua yang anda anggap kafir adalah manusia yang harus tahu diri. Kami minoritas di tengah kekisruhan budaya negeri ini yang mencampuradukkan urusan agama dengan politik. Ketika unsur-unsur SARA menguat dan kami menjadi sasaran empuk untuk dijadikan sansak kesalahan kami terima dengan lapang dada. Sebaiknya kami memang harus sering berdoa, harus sering introspeksi, harus sering  mendoakan anda untuk di beri kemudahan- kemudahan dan rezeki. Semoga kotbah, ceramah, tauziah anda semakin berkualitas, semoga anda semakin  bening dalam berpikir dan semakin merunduk untuk meyakinkan bahwa andalah imam besar yang diandalkan umat, pengayom dan pembela kebenaran. Walaupun doa-doa anda selalu menyakiti kami, walaupun harapan-harapan anda sepertinya membuat  kami teraniaya, tapi kami masih yakin banyak ulama yang teduh jiwa dan teduh pinta doanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mungkin kami adalah duri yang harus dicabut dari gelaran kulit anda yang sempurna. Kami perlu runduk bila anda tengah lewat dan meyakinkan diri bahwa keimanan kami terhadap kekuatan Tuhan hanya sekuku hitam anda. Anda pasti sudah benar- benar diluar kepala hapal  isi ayat-ayat, ajaran kasih Allah. Anda adalah manusia langka yang dalam berdoapun sungguh langka. Anda berani beda karena doa anda sangat khas manusia sempurna tanpa cacat sehingga tidak perlu melihat kekurangan diri sendiri, tapi merasa yakin bahwa orang lain seperti kami yang telah salah memilih pemimpin salah mengartikan tafsir  perlu diluruskan.

 Silahkan kibarkan atribut anda, silahkan gerakkan terus demo-demo besar untuk menakut-nakuti  masyarakat bahwa salah jika memilih “kafir” sebagai pemimpin.  Kami tidak pandai berdebat, apalagi beretorika. Kalau anda khan sudah terlatih untuk berdoa, khusuk dan khidmat. Anda sangat hapal tafsir, sangat hapal tulisan demi tulisan yang terdapat di dalam buku tuntunan agama. Anda sudah tuntas dan tamat.

Lalu benarkah kami memang sekumpulan orang tidak berguna yang kau sebut sebagai dajal dan kaum pendosa? Anda adalah  manusia terberani yang pernah ada yang masih yakin ada jalan surga terbuka jika bisa mewakili orang untuk  banyak orang. Memerangi hak asasi keberagamaan, persatuan kebersamaan.

Terimakasih telah mendoakan saudara yang memilih pemimpin Jakarta akan sakit dan menerima nasib tetap miskin dan tertutup pintu rejekinya. Kami juga akan membalas doa anda semoga anda diberkati Tuhan, Pencipta alam semesta kesehatan, kesegaran untuk memimpin. Tanpa anda Indonesia akan sepi-sepi saja tanpa anda kebencian-kebencian tidak terorganisir dengan baik. Kami kagum saat anda bisa menggerakkan massa dengan secara kebetulan memilih angka 411, 112, 212, 212.  Dan yang terakhir meskipun nama tak disebut anda pasti mensuport dengan 313 dan mungkin akan menyusul  414. Dan jika Ahok menang dilanjutkan dengan 515. Semuanya pas di hari Jumat.

Yang kami dalami dalam kehidupan beragama dan ajaran yang kami resapi dengan sepenuh hati adalah kau diutus untuk membawa damai. Damai di hati damai di bumi. Kedamaian di hati adalah karena selalu bersyukur  tanpa menaruh kebencian pada yang membenci kita. Kami merasa sejuk, nyaman ketika Seorang Ulama Muslim seperti Quraish Shihab berdoa, tapi mengapa ada ulama yang berdoanya sungguh unik mendoakan biar sakit, berdoa biar miskin, berdoa biar kena azab Allah. Separah itukah suara-suara manusia yang berusaha mendapat perhatian dari Pencipta Alam Raya.

Sekali lagi kami tidak akan membalas rasa benci dengan kebencian, kami akan selalu berdoa untuk untuk kesejahteraan keluarga anda. Semoga keluarga anda melihat teman, tetangga, saudara seiman, penjaga toko, pedagang elektronik, pedagang sayur, pencuci baju, penjual air bersih, yang berusaha keras mencari sesuap nasi tanpa di recoki demo demi demo. Mereka menginginkan kedamaian di kota ini, bukan dengan menaruh rasa benci dan dendam tapi saling menghargai dan saling membantu dalam suka dan duka. Siapapun pemimpin di Jakarta kita dukung  untuk bekerja asal tujuannya bukan untuk merampok melainkan menjadi pelayan masyarakat apa salahnya. Pemimpin negara bukan pemimpin agama, mereka bekerja bukan diukur pada ketaatan menjalankan agamanya tapi ketaatan menjalankan program program yang ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat.

Sudahlah, serahkan nasib Jakarta pada masyarakatnya yang sudah cerdas memilih siapa pemimpinnya. Anda pemimpin agama hanya perlu berdoa dan terus berdoa dengan bahasa sejuk, bahasa nan damai, sesuai dengan alam Indonesia bukan alam padang pasir yang keras dan panas. Bukankah Habib itu adalah orang yang disayang, orang yang dicintai manusia yang selalu menebarkan rasa cinta ke segenap umatnya. Kami ingin anda tersenyum dan menyapa dengan penuh keakraban, bukan mengutuk dan mengumpat. Salam damai dari manusia yang masih penuh dengan gelimang dosa.

 

 

 

Ikuti tulisan menarik Pakde Djoko lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler