x

Iklan

Gusrowi AHN

Coach & Capacity Building Specialist
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Jangan Kambing Hitamkan Malasmu

Rasa malas seringkali menjadi Kambing hitam masalah yang kita alami. Padahal, ia bisa menjadi pintu masuk mengatasi masalah itu sendiri. Cekidot

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

“Rasanya malas sekali. Sulit sekali memulainya. Tak tahu harus mulai dari mana. Rasanya pikiran ini buntu” Begitu guman seorang teman yang sedang dikejar deadline laporan. Merespon hal ini, saya hanya bisa menghujaninya dengan pertanyaan-pertanyaan: Apa yang akan kamu lakukan dengan rasa ‘malas’mu?  Apa manfaat yang kamu peroleh dari situasi malasmu? Apa malas menjadi penyebab tunggal kesulitanmu memulai menulis laporan?

Menarik mendengar respon atas pertanyaan-pertanyaan tersebut. Selain menggali lebih dalam hal-hal yang menyebabkan munculnya rasa malas, mencari tahu apakah malas yang menjadi penyebab tunggal kesulitan memulai menulis laporan, hingga tentang cara pandangnya terhadap rasa malas yang  dialaminya.  

Dari sisi kemunculannya, malas dialami ketika akan menulis laporan. Tiba-tiba malas aja. Kesimpulan dininya: “Rasa malas menjadi penyebab laporan tidak bisa diselesaikan pada waktunya.” Mari kita lihat dari sudut pandang yang berbeda. Jika malas dianggap sebagai penyebab kegagalan menyelesaikan laporan sesuai batas waktu, maka penting kita gali lebih dalam, apa yang menyebabkan munculnya rasa malas yang dialami.

Kita perlu melakukan introspeksi. Merefleksikan kejadian, situasi pikiran, ataupun masalah-masalah keseharian yang kita alami, dan erdampak pada semangat dan mood kita. Mengurainya satu persatu, dengan kejujuran, apa adanya dan tanpa asumsi, bisa membawa kita menemukan apa yang sebenarnya melandasi rasa malas yang kita alami.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bisa jadi, munculnya rasa malas, bukan karena perasaan dalam tekanan karena sudah mendekati deadline, ataupun kesulitan memulai merangkai kata dan kalimat, namun karena faktor-faktor lain yang mengganggu pikiran kita, sehingga tidak mampu fokus dan konsentrasi secara penuh dalam menulis laporan. Kegagalan mengenali gangguan-gangguan pikiran yang kita alami mengakibatkan ketidak mampuan kita menemukan akar masalah yang melandasi hadirnya malas. 

Banyak orang langsung mengalihkan perhatian, melakukan kegiatan lain untuk mengelabui rasa malas yang ada. Jika itu berdampak positif mengatasi rasa malas, tentu sangat baik. Jika sebaliknya, setelah selesai kegiatan, kita akan kembali berhadapan dengan masalah utama (dalam hal ini menulis laporan). Kita pun akan mengalami situasi dan kondisi pikiran yang sama, yaitu malas.

Menulis laporan sebagai tujuan utama hendaknya tidak mengalami perubahan. Cara mengatasi rasa malas-lah yang harus lentur mengalami perubahan. Berbagai cara perlu dicoba, disesuaikan dan dikondisikan sedemikian rupa, agar bisa ditemukan strategi yang pas mengalahkan rasa malas yang ada.

Rasa malas memberikan kita kesempatan merefleksikan diri dan pikiran kita. Rasa malas, memberikan kita peluang memikirkan hal-hal positif yang bisa kita lakukan dalam mengatasinya. Rasa malas memancing kita berpikir kreatif dan inovatif. Karenanya, jangan pernah jadikan rasa malas sebagai kambing hitam dari situasi pikiran yang kita alami. Menyikapinya secara positif dan konstruktif akan mempengaruhi cara pandang kita ketika ia datang menghampiri. #gusrowi.

 

 

Ikuti tulisan menarik Gusrowi AHN lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler