x

Iklan

Yugha Erlangga

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Novel Baswedan, Antara Eliot Ness dan Jim Gordon

Novel Baswedan adalah pendekar kesepian dalam pemberantasan korupsi. Kisahnya mirip aparat hukum Eliot Ness dan tokoh fiktif Jim Gordon.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

James ‘Jim’ Gordon adalah lelaki naif –setidaknya begitu yang dikatakan koleganya di kepolisian Kota Gotham. Sebelumnya, ia bertugas di kepolisian Chicago sebelum dimutasi ke “kota neraka” Gotham. Apa yang ia temui di Gotham? Sebuah persekongkolan yang intim antara aparat hukum dan pejahat kerah putih. Dimutasi ke Gotham sama artinya dengan “bunuh diri” bagi orang bersih sepertinya. Pada saat yang bersamaan, Barbara, istrinya, sedang mengandung anak pertama mereka. Gordon melenguh dan mengeluh, namun ia tak mampu berjalan mundur.

Gordon berjuang sendiri di tengah lingkungan yang berbeda 180 derajat dari idealismenya sebagai aparat hukum. Ia melawan korupsi di tubuh kepolisian. Rekan kerja, salah satunya Arnold John Flass, hingga atasannya, Komisaris Gillian Loeb, mulai gerah dengan tingkah Gordon yang “sok suci”. Mereka pun merencanakan aksi teror pada Gordon dengan menganiayanya. Gordon mungkin sedikit beruntung. Ia ternyata tidak bekerja sendirian. Ada Batman di sisinya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jim Gordon adalah karakter fiktif dalam komik terbitan DC Comis. Lahir dari kreator Batman, Bob Kane dan Bill Finger, pada Mei 1939, Gordon memulai perjalanannya sebagai karakter penting dalam semesta DC Comics. Sosoknya menjadi penting karena ia adalah polisi biasa yang bermental keberanian dan idealisme. Keberhasilannya dalam membongkar kejahatan di Gotham yang kemudian membuat kariernya melesat menjadi kepala kepolisian berpangkat komisaris.

Kisah biografi Gordon di atas disarikan dari salah satu kisah terkenal berjudul Batman: The Year One yang ditulis oleh penulis kawakan Frank Miller dan digambar oleh seniman David Mazzucchelli pada 1987. Miller sukses membangun karakter kuat Jim Gordon dalam The Year One. Jim Gordon memiliki rekam jejak panjang. Ia bukan komisaris yang ujug-ujug jadi tanpa melalui jalan yang penuh liku dan darah.  

Gordon memang selalu hadir dalam film-film Batman di layar lebar. Gordon diperankan oleh Pat Hingle yang berbadan subur namun tegas dalam film Batman (1989) hingga Batman & Robin (1997), lalu dilanjutkan oleh aktor Inggris Gary Oldman yang segar, keras, dan emosional dalam Trilogi The Dark Knight. Belakangan, Gordon menjadi karakter utama dalam serial televisi Gotham yang diperankan oleh aktor muda Ben McKenzie. Di tengah kumpulan superhero DC Comics, Gordon yang diperankan oleh aktor watak J.K. Simmons akan kembali muncul dalam film Justice League di akhir tahun ini. Sejauh ini, Gordon versi Simmons tampak seperti seorang veteran yang tangguh dan dihormati.

Bicara Gordon, kita melihat purnarupa aparat hukum idealis yang bekerja dalam kesendirian dan kesenyapan. Selain Batman, Gordon membentuk Major Crime Unit, unit khusus beranggotakan sedikit personel yang bekerja untuk membongkar kasus besar. Kisah ini mengingatkan kita pada sosok Eliot Ness, akuntan dan penyidik andal, yang membentuk unit khusus bernama The Untouchables. Tim ini dibentuk karena aparat lama dianggap “masuk angin”.

Tim pimpinan Ness ini terdiri dari sembilan orang aparat hukum dengan berbagai keahlian. Integritas dan idealisme tim ini sudah lulus uji. The  membongkar kejahatan mafia Al Capone. Ness dan tim khususnya berhasil menjerat Al Capone dengan tuduhan pengemplangan pajak.  Kisah Ness dan timnya ini kemudian menjadi sebuah memoir berjudul The Untouchables yang diterbitkan pada 1957. Kisah yang, mungkin saja, menginspirasi Miller untuk memperkuat karakter Gordon.

 

***

 

Di tengah rasa rindu pada aparat hukum yang berintegritas, setelah nama Jenderal Hoegeng dan Jaksa Baharuddin Lopa menghiasi hall of fame sejarah pemberantasan korupsi tanah air kita, adalah polisi muda Novel Baswedan yang kemudian muncul ke permukaan. Ia mungkin senaif Gordon dan merasa kesepian seperti Ness. Selepas purnabakti dari kepolisian karena ingin mengabdi sepenuhnya di Komisi Pemberantasan Korupsi, Novel Baswedan adalah lone ranger.

Novel sangat mungkin tidak ingin disorot oleh lampu kamera dan dikutip oleh media, tapi apa daya, ia kini diseret ke titik terang melawan kejahatan korupsi. Namanya begitu mudah dilacak dan dikenali. Serangan air keras dari orang tak dikenal yang menyerangnya pada Subuh, 11 April 2017, hanya salah satu bentuk teror yang diterimanya.

Komisi Pemberantasan Korupsi, tempat Novel bernaung sebagai penyidik senior adalah benteng terakhir bangsa ini melawan rasuah. Tapi, belakangan, hambatan justru datang dari tubuh lembaga itu sendiri. Semoga Novel seberuntung Ness dengan tim kecilnya yang berintegritas dan “tidak masuk angin”. Di sisi lainnya, meski Novel bukan Jim Gordon yang disokong vigilante alias hakim jalanan canggih seperti Batman, ia memiliki sesuatu yang tidak dimiliki Komisaris Gordon: realitas, juga dukungan dari publik yang ingin melihat jihadnya melawan korupsi tuntas. Selain itu, tentu saja, tangan-tangan tak tampak yang melindungi Novel.*** 

sumber gambar: deviantart|philchoo

 

Ikuti tulisan menarik Yugha Erlangga lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB