x

Iklan

Gusrowi AHN

Coach & Capacity Building Specialist
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Merespon 'Jajing' Tanpa 'Judging'

Judging" dibalas "Judging" itu biasa dan banyak kita temukan. Bagaimana jika "Judging" dibalas "Tidak Judging" ? Cekidot

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

“Kenapa sih kok kayaknya terburu-buru banget. Kami sudah banyak pengalaman mengelola kegiatan semacam ini. Silahkan cek FB, Youtube kegiatan-kegiatan kami.” Kata Jajing (bukan nama sebenarnya) melalui WA. Pernyataan ini menanggapi pertanyaan saya terkait komitmennya dalam kegiatan sosial di komunitas saya.

Jajing menjanjikan akan menanggung fee untuk narasumber yang didatangkan sebagai bintang tamu. Mengingat pelaksanaan kegiatan sudah sangat dekat. Saya menanyakan kejelasan teknis tentang berapa jumlah fee yang ia sediakan, bagaimana mekanisme pembayarannya dan segala hal teknis lainnya. Sesaat setelah saya tanyakan hal-hal diatas, ia pun merespon dengan cepat: “Saya akan tanyakan ke bagian keuangan”.

Seminggu berselang. Jajing belum juga meng-update saya. Padahal, kegiatan akan berlangsung kurang dari satu minggu, atau 3 hari lagi tepatnya. Saya pun kembali mengingatkan Jajing tentang pertanyaan yang belum ia jawab. Di luar dugaan saya, ia justru merespon yang isinya seperti diatas. Asumsi saya, Jajing tidak nyaman dengan pertanyaan yang saya ajukan (yang kedua). Ia berpikir saya meragukan dan tidak memercayai kemampuannya menunaikan komitmen.

Saya pun berefleksi, apa yang salah dari cara saya bertanya kepadanya? Apa kira-kira yang membuat ia berpikiran saya telah meragukan dan tidak memercayainya?. Saya memikirkan cara untuk merespon serius pernyataan Jajing. Perasaan marah melandasi upaya merespon ini. Ide awalnya, pengen merespon dengan pernyataan yang ‘mematikan’, yang membuat ia merasa bersalah, menyadari, tidak semestinya ia memberikan pernyataan seperti itu.

Setelah bait demi bait terangkai rapi. Saya baca lagi, bahkan minta isteri saya membaca dan memberikan pendapatnya. Saya berkesimpulan, ide awal untuk ‘mematikan’ nya sangat tidak tepat diteruskan. Keinginan untuk ‘unjuk gigi’ biar tidak diremehkan, tidak menjadi pilihan ideal.  Karena justru kontraproduktif dengan situasi yanga ada, dan mengancam rencana kerjasama yang sudah disepakati.  

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Akhirnya, saya memilih menceritakan latar belakang dibalik pertanyaan saya kepada Jajing.

Saya ceritakan tentang beban yang saya alami sebagai penanggungjawab kegiatan. Beban memberikan pengalaman yang sangat baik di depan para narasumber, khususnya bintang tamu. Saya juga sampaikan, bahwa pertanyaan-pertanyaan yang saya sampaikan pada dasarnya merupakan pertanyaan  yang saya terima juga dari anggota panitia, bahkan warga komunitas kepada saya. Saya memohon pengertiannya atas situasi yang saya alami dan hadapi.  

Dengan menjelaskan dan menggambarkan situasi yang saya alami. Saya berharap bisa menarik empati Jajing. Sekaligus mengikis dugaan yang ada di kepalanya tentang pertanyaan saya. Syukur alhamdulillah, Jajing merespon dengan baik, dan menjawab semua yang saya ajukan, tanpa judging.

Pembelajarannya, kalimat yang berbau ‘dugaan’ dan ‘menghakimi’ itu menyimpan dan menyembunyikan kepentingan yang ‘sebenarnya’ dari si pembicara. Meresponnya dengan emosi negatif (marah), bahkan ikutan menggunakannya dalam berkomunikasi, hanya akan semakin melenakan dan menjauhkan kita dalam menemukan kepentingan dan kebaikan bersama. #gusrowi

 

Ikuti tulisan menarik Gusrowi AHN lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler