x

Iklan

Admiral Musa Julius

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Mitigasi Bencana Gunung Gamalama

gunung api belum dapat diprediksi, warga di kaki gunung perlu waspada bilamana gunung api telah menunjukkan tanda-tanda keaktifannya

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan berdasarkan pengamatan visual, instrumental dan potensi bahaya letusan Gamalama hingga tanggal 5 Juli 2015, tingkat aktivitas Gamalama ditetapkan masih Waspada (Level II). Pesan ini memberi sinyal waspada terhadap penduduk sekitar Kota Ternate, Maluku Utara.

Gunung api Gamalama secara geografis terletak pada posisi 0 derajat 48 Lintang Utara, 127 derajad 19 Bujur Timur dengan ketinggian 1.715 meter di atas permukaan laut (PVMBG). Dikhawatirkan erupsi yang terjadi hingga kini dapat mengganggu aktivitas warga di sekitarnya akibat sebaran material abu vulkanik.

Tidak hanya abu vulkanik, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sinyal potensi bahaya lontaran batu pijar terhadap wilayah dengan radius 4 km dari pusat erupsi. Tak hanya itu, lahar juga dapat mengalir ke lembah-lembah sungai yang berhulu di Gunung Gamalama.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kita ingat sejenak serangkaian duka yang pernah dialami ibu pertiwi. Masih hangat peringatan 9 tahun megatsunami yang melanda Banda Aceh, 26 Desember 2004 silam hingga meluluh-lantahkan sisi utara dan barat Negeri Serambi Mekah. Megatsunami tersebut merenggut ratusan ribu korban jiwa, puluhan ribu jiwa hilang dan kerugian hingga mencapai angka triliun rupiah.

Megatsunami Aceh menjadi bencana tsunami terparah yang pernah dialami Indonesia akibat gempa bumi tektonik. Tak hanya Indonesia, negara-negara tetangga seperti Thailand, India, Sri Lanka, Maladewa, bahkan sisi timur Afrika seperti Somalia merasakan efek buruk bencana tsunami tersebut. Dua tahun kemudian pada 27 Mei 2006 Ibu Pertiwi kembali menangis ketika rangkaian gempa bumi kuat melanda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Gempa bumi tersebut juga menghancurkan bangunan-bangunan strategis dan merenggut ribuan jiwa.

Bencana alam di negeri Indonesia tidak bisa dihindari. Beragam bencana banjir, gempa bumi, tsunami, tanah longsor, erupsi gunung api, iklim ekstrim, kebakaran hutan, dan lainnya akan terus menjadi pencuri di malam hari bagi negeri ini. Tidak ada seorang pun ilmuwan yang dapat memastikan bahwa Indonesia aman dari bencana sehari saja. Fakta ini membuktikan bahwa bencana alam mau tidak mau harus dikenal dan diwaspadai dampaknya, khususnya akibat efek buruk yang berpotensi mengancam korban jiwa. Upaya awal yang umumnya dilakukan oleh masyarakat umum pra-bencana adalah melakukan mitigasi bencana.

Secara geografis, Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, lempeng Filipina, dan lempeng Pasifik. Di selatan dan timur Indonesia terdapat sabuk vulkanik (volcanic arc) yang memanjang dari Pulau Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi, yang sisinya berupa pegunungan vulkanik tua dan dataran rendah, sebagian didominasi oleh rawa-rawa. Kondisi tersebut sangat berpotensi berbagai bencana seperti erupsi gunung api, gempa bumi, tsunami, banjir, dan tanah longsor.

Data dari United States Geological Survey (USGS) menunjukkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat kegempaan tertinggi di dunia, 10 kali lipat tingkat kegempaan di Amerika Serikat (AS). Statistik menyatakan bahwa setidaknya ada 2 kali gempa besar terjadi dalam 1 tahun dan 1 kali tsunami dalam 2 tahun.

Langkah Antisipatif

Untuk mewaspadai sebaran material abu vulkanik, kita dapat mengetahui arah angin dari situs bmkg.go.id. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) selaku instansi berwenang dalam prediksi cuaca di Indonesia memiliki data arah angin harian yang mudah diakses di website-nya. Dilihat dari musimnya, arah angin pada bulan ini cenderung ke arah barat dan barat laut yang berpotensi menyerang Pemalang, Tegal dan Brebes. Untuk itu daerah-daerah berpotensi diwajibkan segera mempersiapkannya dengan menutup rapat lubang ventilasi rumah, saluran air, menyediakan masker dan lainnya.

Informasi dari Instansi terkait ada baiknya dimanfaatkan untuk langkah-langkah antisipatif meliputi adaptasi dan mitigasi bencana tektonik ataupun hidrometeorologis. Seperti Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan pelayanan informasi cuaca hingga peta-peta potensi bencana banjir yang dapat diakses secara langsung melalui website resminya. Selain informasi cuaca, BMKG juga memberi informasi dini gempa bumi dan tsunami yang dapat diakses dengan mudah melalui website atau pesan singkat via ponsel atau email. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) juga memberi informasi terkini aktivitas gunung api aktif di seluruh Indonesia.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga kini sangat baik dalam menjalankan tugas utamanya dalam fungsi penanggulangan. Namun, alangkah lebih baik jika saling bekerja sama dengan pemerintah dalam melakukan fungsinya melakukan mitigasi. Banyak hal yang dapat dilakukan, seperti dalam rangka antisipasi banjir, pemerintah daerah dan masyarakat harus memperhatikan bangunan pengendali banjir (bendungan/dam atau sumur resapan) serta kondisi sungai. Untuk jangka pendek dapat kita lakukan pengerukan dan/atau pelebaran sungai sebagai langkah antisipatif.

Dalam hal antisipasi bahaya kerusakan dan korban jiwa akibat gempa bumi, pemerintah daerah dapat meninjau ulang konstruksi bangunan di masing-masing wilayah untuk dilakukan rekonstruksi menjadi bangunan tahan gempa. Begitu juga dalam hal antisipasi tsunami, masyarakat pesisir dapat diberikan sosialisasi sirine penanda tsunami serta dapat dicanangkan pembangunan penghalang tsunami seperti tembok besar, karang, atau hutan mangrove skala besar. Reboisasi dan Terasering juga dapat dilakukan untuk mencegah tanah longsor serta kebakaran hutan. Keduanya harus terus dilakukan dalam rangka menjaga keseimbangan ekosistem.

Ikuti tulisan menarik Admiral Musa Julius lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler