x

Iklan

Anggraini

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Allan Nairn, Sang Provokator Ulung

Seperti suara gemuruh petir, tiba-tiba tulisannyamenggelegar dengan yang bernuansa provokatif untuk menyerang dan mengganggu situasi dan kondisi Indonesia

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Seperti suara gemuruh petir, tiba-tiba tulisannya menggelegar dengan yang bernuansa provokatif untuk menyerang dan mengganggu situasi dan kondisi Indonesia saat ini. Siapakah dia..? Sebut saja namanya yaitu Allan Nairn.

Allan Nairn yang menurut informasi yang beredar di internet, bahwa yang bersangkutan adalah warga negara Amerika Serikat yang pekerjaannya adalah seorang jurnalis kawakan, khusus untuk bidang investigasi.

Terlepas benar atau tidak informasi yang sudah ia beritakan di media online The Interceptdengan judul “Ahok Hanyalah Dalih Untuk Makar” secara tidak langsung informasi tersebut sudah membuat marah semua masyarakat Indonesia, terutama tokoh-tokoh yang ia sebutkan secara spesifik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk institusi TNI yang ikut tercatut namanya, tentunya sangat keberatan dengan klaim yang dituliskan oleh Allan Nairn tersebut, karena klaim dari Allan Nairn tidak berdasar dan hanya imajinasi dari Allan Nairn saja. Persoalan pemberitaan terkait tulisan dari Allan Nairn, mungkin lebih baik kita serahkan kepada TNI dan media online tirto.id untuk menyelesaikannya secara hukum. Mungkin tulisan disini kita akan mengupas dan melihat lebih jauh lagi dari sisi yang lain terkait apa motivasi dari tulisan Allan Nairn tersebut.

Secara umum ketika seorang menuangkan tulisannya di dalam sebuah media, maka tidak lain tujuan dari tulisannya tersebut adalah untuk menyampaikan gagasan/pesan, untuk kepuasan, untuk dikenal orang dan yang terakhir adalah untuk mendapatkan honor. Namun seorang penulis ataupun wartawan ataupun apa namanya, tentunya dia di dalam menuangkan tulisan tersebut harus menggunakan etika yang sudah diatur dalam dunia jurnalistik. Di dalam dunia jurnalistik, sangat tidak diperkenankan jika tulisan yang kita muat tersebut menyebabkan pihak-pihak lainnya tersinggung, apalagi informasi yang disampaikan tidak sesuai dengan data atau fakta atau dengan kata lain bahwa tulisan tersebut cuma khayalan dari sang penulis saja. Untuk itu di dalam dunia jurnalistik, kita harus hati-hati di dalam penyebutan nama institusi, lembaga atau apapun juga yang dapat menyebabkan permasalahan kedepan. Seorang jurnalis seperti Allan Nairn tentu sangat paham dengan etika di dalam menulis, apalagi menurut informasi Allan Nairn merupakan jurnalis kawakan. Lantas mengapa Allan Nairn melanggar aturan-aturan tersebut? Tentu persoalan ini harus kita telaah lebih jauh lagi.

Tujuan Propaganda

Menurut pandangan saya, kemungkinan besar motivasi dan tujuan dari Allan Nairn yang menulis sebuah artikel di media online The Intercept yang diterjemahkan oleh media online tirto.id dengan judul “Ahok Hanyalah Dalih Untuk Makar” merupakan sebuah upaya “Propaganda Hitam yang ditujukan kepada pemerintah Indonesia, khususnya kepada institusi TNI. Allan Nairn kalau boleh saya menyebutkan bahwa ia laksana seorang “Agen Propaganda yang dipekerjakan oleh sebuah organisasi atau negara yang mempunyai kepentingan terhadap Indonesia. Kepentingan organisasi atau negara yang mendukung atau membiayai Allan Nairn tersebut bukanlah untuk kepentingan yang positif, namun untuk kepentingan yang sifatnya negatif dengan tujuan untuk merusak atau membuat kekacauan di Indonesia.

Tidak bisa kita pungkiri lagi, bahwa negara kita memang sudah dijadikan target oleh negara-negara, kelompok-kelompok ataupun organisasi-organisasi tertentu, yang mana semua itu tidak lepas dari kepentingan mereka. Percaya atau tidak, negara Indonesia akan tetap terus digiring atau disetir untuk selalu dalam kondisi yang tidak stabil dan kacau oleh negara, kelompok dan organisasi tertentu, sehingga Indonesia selalu tidak lepas dari persoalan-persoalan yang berat akibat ulah tangan-tangan mereka.

Allan Nairn adalah Seorang Agen Propaganda

Profesi Allan Nairn yang adalah seorang jurnalis atau wartawan khususnya untuk bidang investigasi sepertinya adalah sebuah profesi yang hanya untuk menutupi jati dirinya, organisasi dan pekerjaan yang sebenarnya. Jika kita pernah membaca, melihat dan menyaksikan film-film yang bernuansa intelijen, tentunya apa yang telah dilakukan oleh Allan Nairn sama dengan pemain di dalam buku-buku dan film-film tersebut. Sehingga menurut pengamatan saya, kalau boleh saya simpulkan, Allan Nairn tidak lebih adalah seorang Agen, khususnya Agen Propaganda yang dibiayai oleh sebuah negara, organisasi ataupun sebuah kelompok untuk kepentingan-kepentingan usernya.

Biasanya untuk agen-agen propaganda sangat biasa bekerja dengan cara memunculkan isu-isu, sehingga dari isu tersebut timbulah gesekan-gesekan yang dapat memecah belah kelompok yang menjadi targetnya. Jika boleh juga kita asumsikan bahwa berita-berita HOAX yang beredar di beberapa media online maupun media sosial, merupakan salah satu pola dan sarana yang digunakan oleh seorang agen provokator untuk memunculkan isu-isu yang sudah mereka perkirakan dampaknya. Dengan berbagai cara, mereka akan menggunakan segala sumber daya yang ada untuk selalu berupaya menciptakan gesekan-gesekan terhadap kelompok-kelompok, organisasi-organisasi sampai kepada tokoh-tokoh nasional kita.

Sebenarnya secara tidak sadar, kita sudah diadu domba satu sama lain oleh Allan Nairn dan rekan-rekannya, dimana isu-isu tersebut sudah menimbulkan ketegangan di masyarakat Indonesia. Seorang agen propaganda masih percaya dengan kalimat yang mengatakan “sebuah kebohongan jika disampaikan secara terus menerus dan dilakukan secara masif, maka kebohongan tersebut akan berubah menjadi sebuah kebenaran”.

Ikuti tulisan menarik Anggraini lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu