x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Zen dan Seni Merawat Sepeda Motor

Robert Pirsig, penulis Zen and the Art of Motorcycle Maintenance, berpulang

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Di sepanjang dasawarsa 1960an, masyarakat di berbagai belahan bumi dilanda kegelisahan hebat. Pertarungan ideologi belum berakhir. Di Vietnam, perang telah menelan jiwa manusia yang tak terhitung jumlahnya. Di sini, transisi dari Orde Lama menuju Orde Baru tengah berlangsung. Di Barat, masyarakat menolak dominasi teknologi, korporasi, maupun militer yang dianggap telah mengeksploitasi warga. Gelombang protes berlangsung di mana-mana. Kampus-kampus terkemuka bergolak. Masyarakat berusaha menemukan nilai-nilai baru sebagai pegangan.

Dalam situasi seperti itu, Robert M. Pirsig, di usia menjelang senja, berusaha memahami apa yang sedang terjadi pada masyarakatnya. Pirsig menulis semacam proposal untuk mencari penerbit yang mau mensponsori perjalanannya bersepeda motor. Ia ingin menempuh perjalanan dari Minnesota ke Pantai Barat Amerika untuk memahami masyarakat Amerika yang seolah tinggal di dalam rumah yang terbelah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sejak ia tawarkan pada 1968, proposal itu sudah ditolak 121 kali hingga akhirnya Penerbit William Morrow mau ‘berjudi’ untuk mensponsori perjalanan yang kemudian menjadi titik tolak naskah yang ditulis Pirsig. Pirsig menerima uang muka 3.000 dolar AS dan diwanti-wanti oleh penerbit jangan berharap memperoleh tambahan uang dari royalti bila naskahnya kemudian diterbitkan.

Saat menempuh perjalanan bersama anak lelakinya, Christopher, 11 tahun, Pirsig baru saja pulih dari skizoprenia. Perjalanan ini bukanlah tamasya untuk menikmati gunung, keramaian kota, dan pantai, melainkan perjalanan refleksi tentang masyarakat yang sedang gelisah. Ayah dan anak ini memang menaiki sepeda motor dalam melakukan perjalanan, tapi bagi Pirsig, sepeda motor lebih sebagai metafor perjalanan untuk menemukan jalan keluar dari kegelisahan.

“Apakah rasionalitas satu-satunya jawaban atas setiap persoalan?” tanya Pirsig. Judul buku dari naskah hasil refleksi itu, Zen and the Art of Motorcycle Maintenance, melukiskan apa yang dibayangkan Pirsig tentang memertemukan gagasan Timur (Zen) dan gagasan Barat (rasionalitas—ia menyebut ‘seni merawat sepeda motor’ sebagai metafor bagi ‘seni rasionalitas).

Demam new age kala itu mulai berlangsung, ketika orang-orang di Barat berpaling ke Timur untuk mencari inspirasi dari Zen, ajaran Konfusius, dan ide-ide ‘Timur’ lainnya sebagai cara mengatasi kegelisahan mereka. Penerbitnya terkejut ketika dalam satu bulan pertama sejak diterbitkan, karya perdana Pirsig ini terjual sebanyak 50 ribu eksemplar. Penerbitnya juga tak membayangkan bahwa mereka harus membayar royalti yang terbilang besar ketika novel (ada yang menyebutnya memoar filosofis) ini laku hingga 1 juta eksemplar dalam satu tahun.

Melalui Zen, Pirsig berusaha memahami hubungan manusia dan mesin. Masa itu adalah era ‘kebangkitan’ teknologi—dalam konteks Amerika, teknologi menjadi sarana memperkuat pertahanan negara, memenangkan perang, untuk kepentingan militer. Karya Pirsig, serta banyak buku bernuansa new age masa itu, hadir di tengah kegalauan generasi yang hidup pada dasawarsa 1960-70an, yang tidak puas terhadap dunia yang didominasi korporasi serta industri militer.

Hingga kini, karya yang berusaha menemukan titik-titik temu antara tradisi filsafat Barat dan Timur itu sudah terjual lebih dari 5 juta eksemplar—walaupun tidak serta merta membuat Pirsig memperoleh kredibilitas akademis. Pirsig berusaha menemukan titik temu antara pandangan dunia yang empiris dan yang metafisis, sebab baginya pengalaman biasa selalu menyatu dengan pengalaman spiritual—sesuatu yang tidak dianggap serius oleh para filosof akademis masa itu. Ia berusaha menemukan landasan metafisis dalam kultur Barat.

Pirsig berpulang 24 April 2017, di usia 88 tahun, dengan mewariskan karya yang diingat banyak orang, bukan hanya karena apa yang ia bicarakan, tapi juga karena judulnya: Zen and the Art of Motorcycle Maintenance. (Foto: Pirsig dan anaknya) **

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler