x

Iklan

Gordi Saja

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Sebelum Gadis-gadis Nigeria Tertawa

Berita tentang Afrika selalu menarik jadi bahan pelajaran. Sayang, porsinya sedikit. Padahal, dari sana pelajaran tentang hak asasi manusia bisa ditelaah.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Berita tentang Afrika selalu menarik jadi bahan pelajaran. Sayang, porsinya sedikit. Padahal, dari sana pelajaran tentang hak asasi manusia bisa ditelaah lebih dalam.

Negara Nigeria menjadi terkenal tahun 2014 yang lalu karena bersinggungan dengan kelompok teroris Boko Haram. Kelompok ini lahir dan beroperasi di Nigeria. Sasaran operasinya adalah anak-anak sekolah dan mahasiswa universitas. Lebih khusus lagi pada para gadis dan siswa putri.

Boko Haram betul-betul kejam dalam operasinya. Sekitar 195 orang perempuan mereka tangkap pada 2014 yang lalu. Kesedihan keluarga tentu amat besar dengan kejadian ini. Lebih sedih lagi kiranya para gadis ini. Bahkan, mereka hidup lebih dari rasa sedih dalam tangan tantara Boko Haram. Mereka harus menderita. Ada yang dijadikan budak seks.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Rasa sedih ini sedikit terobati, kala beberapa saat kemudian ada upaya untuk memulangkan para gadis. Memang, sekitar 82 orang dipulangkan ke keluarga mereka. Sementara 113 sisanya masih di tangan Boko Haram. Mereka memiliki harapan besar untuk pulang ke keluarga. Menurut banyak media saat itu, upaya pemulangan dengan cara negosiasi dengan Boko Haram terus ditingkatkan.

Harapan akan baiknya situasi ini begitu tinggi. Media nasional dan internasional terus menyiarkan berita ini. Harapan ini rupanya berujung pada malam gelap. Sejak saat itu, berita tentang Nigeria dan Boko Haram pun senyap seketika. Saking gelapnya, peristiwa penangkapan 276 siswi di salah satu sekolah di Chibok, Nigeria (14 April 2014) pun hampir dilupakan. Media-media memberi harapan sesaat pada para pembaca. Mereka berhenti pada harapan tadi. Padahal, kejadian nyata berubah 180°. Ini yang dilupakan oleh media internasional tentang Nigeria.

Senyapnya berita media, tidak membuat para warga maya berhenti. Bagi warga maya, peristiwa ini mesti diberitakan pada dunia. Tidak ada media konvensional seperti koran, radio, dan TV, media sosial seperti facebook dan twitter pun jadi sumber berita. Seketika, hastag #BringBackOurGirls pun muncul. Ini adalah kampanye di dunia maya untuk mengembalikan para gadis yang ditangkap Boko Haram ini.

Kampanye maya ini rupanya berhasil menggerakkan banyak orang di dunia nyata. Dari Afrika sampai Amerika. Bahkan, istri Presiden (saat itu) Barack Obama, Michelle Obama pun ikut meneruskan kampanye ini. Kampanye ini memang lahir dari rasa khawatir akan keadaan para gadis Nigeria. Mereka dikabarkan akan sulit kembali ke keluarga. Para tentara Boko Haram akan menjadikan gadis ini sebagai budak seks atau menjadi istri mereka. Kabar ini makin memperkecil harapan warga Nigeria untuk bertemu anak-anak gadis mereka.

Kabar ini rupanya tidak sepenuhnya benar. Beberapa dari para gadis ini sudah kembali ke rumah. Mereka kini bergembira dan bahagia bersama keluarga. Senyum tawa dan kelakar pun mulai muncul di tengah kehidupan keluarga. Situasi yang berbanding terbalik dengan rasa khawatir, sedih, kehilangan harapan, putus asa sebelumnya. Rasa putus asa itu kini diobati bahkan sudah sembuh dengan kehadiran para gadis ini di tengah keluarga mereka.

Senyum tawa bisa muncul atas prakarsa autoritas Nigeria. Sulitnya proses pemulangan ini menandakan sulitnya negosiasi antara pihak Boko Haram dan Otoritas Tertinggi Nigeria. Negosiasi ini dibayar mahal oleh kedua pihak. Boko Haram meminta tentara mereka yang ditahan ditukar dengan para gadis yang mereka tangkap. Keputusan ini tentunya sulit bagi Otoritas Nigeria. Tetapi, tidak ada cara lain. Jalan akhir adalah manusia dijadikan alat barter. Gadis Nigeria dengan tentara Boko Haram.

Usaha ini menunjukkan giatnya usaha pemerintah Nigeria. Orang Nigeria memang dikenal sebagai pekerja keras. Mereka bahkan mencari kerja sampai di Eropa. Meski tidak langsung bekerja, mereka bisa bekerja dalam bidang apa saja, termasuk ‘pekerjaan hitam’ agar dapat bertahan hidup. Pekerja gelap maksudnya pekerja yang dibayar rendah oleh sang pemberi kerja. Praktik seperti ini banyak di Eropa.

Kedua pihak seolah-olah untung, padahal ini sebuah pelanggaran hak asasi manusia. Pemberi kerja terus beruntung karena pengeluaran kecil tetapi penghasilan besar. Biaya bayar tenaga kerja kecil. Sementara bagi pekerja, dia beruntung karena masih bisa mendapatkan uang untuk membeli makanan. Meski untung, kedua belah pihak sebenarnya sedang mempraktikkan sebuah pelanggaran yang besar tentang hidup dan penghormatan terhadap hidup. Mereka sedang memamerkan praktik perendahan hak hidup. Itulah sebabnya, betapapun maraknya praktik ini, jika diketahui, pihak Eropa akan bertindak tegas. Pelakunya dihukum dan didenda.

Pemilik kerja Eropa tentu saja tidak tinggal diam. Mereka terus mencari sebab mereka tahu, orang Nigeria giat bekerja. Sikap ini juga yang dimiliki oleh gadis Nigeria yang ditangkap Boko Haram. Dalam masa penahanan, mereka menderita. Dari penderitaan, lahir harapan dan usaha keras. Mereka terus berusaha agar mereka bisa bebas.

Ini kiranya tidak muncul begitu saja. Usaha yang tampak dari luar lahir dari keberanian dan usaha dari dalam diri mereka. Kekuatan dalam inilah yang mereka miliki. Bahwa dalam situasi sesulit apa pun, harapan tidak boleh padam. Semangat untuk terus hidup dalam damai mesti dinyalakan terus.

Semangat damai inilah yang mau dilawan oleh Boko Haram. Organisasi ini mau merusak budaya baik Nigeria ini. Bahkan, karena menganggap berhasil dalam budaya, Boko Haram juga masuk dalam institusi agama. Mereka ingin merusak citra Islam Damai ke Islam Kriminal (violent). Maka, Islam pun dijadikan alat untuk menyebarkan perang. Triks seperti ini juga yang digunakan oleh keompok al-Qaeda (penanggung jawab pemboman Menara Kembar di New York 2001) dan juga Daesh yang terus menyebarkan benih perusakan di Timur Tengah. Beda nama tetapi punya satu misi.

Mari belajar bersikap kerja keras dan bersemangat hidup yang tinggi dari orang-orang Nigeria.

 

PRM, 8/4/2017

Gordi

*FOTO: amnesti.it

 

Ikuti tulisan menarik Gordi Saja lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Sengketa?

Oleh: sucahyo adi swasono

2 jam lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB