x

Iklan

Erri Subakti

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Restoran Ini Bangkrut Karena Intoleran

Willis Canteen di Sidney Australia yang dimiliki oleh orang Indonesia bernama Teuku Indra Utama terancam gulung tikar karena status FB-nya yang intoleran.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Viral di twitterland kemarin perihal bangkrutnya sebuah restoran di Sidney, Australia, Willis Canteen yang dimiliki oleh orang Indonesia, Teuku Indra Utama.

Akun @CumaSiBudi menceritakan dalam cuitan-cuitannya mengenai restoran tersebut yang tadinya selalu laris mendadak sepi pengunjung, bahkan nyaris gulung tikar.

Harga makanan yang dikenakan di Willis Canteen relatif terjangkau untuk ukuran orang yang tinggal di Australia. Sekali makan paling hanya menghabiskan $30 Australia (AUD30).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bermula saat kejadian Ahok mulai dipenjara. Pemilik Willis Canteen, Indra, meng-update status nyinyir, bermuatan hatespeech terhadap aksi-aksi lilin yang marak dilakukan oleh orang Indonesia dari seluruh dunia.

Walhasil status Facebook Indra menjadi viral di media sosial. Netizen pun banyak yang mulai 'ngulik' status-status yang selama ini dibuat oleh yang bersangkutan.

"Gara-gara Indra nyinyir terhadap aksi lilin Sydney, netizen yang terganggu langsung ngulik wall yang bersangkutan. Ditemui frase 'Kafir Anjing Bunuh bertebaran di sana'," demikian @CumaSiBudi mencuitkan.

Alih-alih minta maaf, Indra malah mengulangi perbuatan serupa, ia kembali mem-posting tulisan hatespeech di akun Facebook-nya.

Sebagai seorang yang mencari nafkah dan hidup di Sydney, apa yang dilakukan oleh Indra merupakan tindakan yang sulit diterima masyarakat yang multi-entis dan multi-agama. Tindakan Indra bisa dikategorikan sebagai perilaku bigot. Netizen bahkan menganggap Indra rasis.

Sontak akun Willis Canteen di Tripadvisor.com, Facebook, dan Zoomato, di-review sangat buruk oleh banyak orang. Mereka menuliskan, "Jangan makan di sini, ownernya rasis."

Akun @CumaSiBudi mencuitkan, "Tidak pake lama, bisnis Willis Canteen langsung drop dan bangkrut, pelanggan tiba-tiba hilang, dan tatapan sinis menyertai dimanapun ia pergi."

Hanya dalam kurun waktu kurang dari 1 bulan, bisnis yang tadinya selalu laris kini berimbas sangat dahsyat. Ditinggalkan pelanggannya.

Terancam kebangkrutan, Indra pun meminta maaf melalui akun Facebook-nya. Namun sudah terlanjur kredibiltasnya hancur oleh ulahnya sendiri yang bigot.

Akun @CumaSiBudi berpesan, "Efek kampanye kebencian di Pilkada DKI merasuk dan berefek jauh lebih parah dari yang pernah kita bayangkan. Dan itu masih terjadi hingga detik ini. Semua kena imbas, mulai pola fikir anak-anak kencur SD -Mahasiswa, bahkan sampai menjalar ke institusi bisnis dan pemerintahan."

"Kejadian Willis Canteen ini hanya satu contoh. Saya yakin ke depan akan makin banyak korban, karena di Facebook mulai massif gerakan boikot bisnis rasis," cuit @CumaSiBudi.

Dikabarkan para pengusaha dan pengendali bisnis banyak yang mulai melakukan screening terhadap para pegawainya yang kedapatan mengungkapkan sikap radikal dan intoleransi di ruang publik. Bahkan pemilik usaha dari kalangan muslim pun juga banyak yang melakukan pemecatan terhadap pegawainya yang intoleran apalagi radikal. Mereka sudah amat jengah.

"Sekarang saja, di timeline media sosial masih ramai 'kofar-kafir cina' PKI kan? Itu pada tidak mikir efeknya ya? Screening pegawai via sosmed benar2 dimulai," cuit @CumaSiBudi.

(ES)

Catatan:

Bigot merupakan orang yang intoleran terhadap agama, keyakinan atau ras orang lain yang berbeda dengan dirinya dan merasa kelompoknya paling benar sendiri dengan fanatisme buta.

Menurut Kamus Merriam Webster, "Definition of bigot a person who is obstinately or intolerantly devoted to his or her own opinions and prejudices; especially :  one who regards or treats the members of a group (such as a racial or ethnic group) with hatred and intolerance."

Bigot is a person who is utterly intolerant of any differingcreed, belief, or opinion. (Dictionary.com)

Bigot is a person who has strong, unreasonable beliefs and who does not like other people who have different beliefs or a different way of life. (Dictionary Cambridge)

Ikuti tulisan menarik Erri Subakti lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Orkestrasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Rabu, 13 Maret 2024 11:54 WIB

Terpopuler

Orkestrasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Rabu, 13 Maret 2024 11:54 WIB