x

Iklan

Kang Nasir Rosyid

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Bunga Bangkai itu dinamai Rafflesia Arnoldi

Asal mula bunga Rafflesia.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Selamat datang di Bumi Rafflesia, begitulah bunyi sebuah spanduk yang sempat saya baca saat pertama kali menginjakkan kaki di Kota Bengkulu,salah satu Propinsi yang ada di Pulau Sumatra.

Seketika terpikir oleh saya tentang nama sebuah bus “Putera Rafflesia” yang sering melintas di depan rumah saya membawa penumpang dari Bengkulu menuju kota kota besar di pulau jawa dan sebaliknya.

Nama Rafflesia memang telah melekat di Bengkulu tersebab adanya peran dari seorang yang namanya Thomas Stamford Raffles. Ia adalah penguasa jajahan dari Inggeris yang juga pernah menjadi Gubernur EIC (East Indies Company) di Hindia Belanda sejak 1811-1816. Setelah kekuasaannya runtuh, ia kembali ke Inggeris, namun tak lama kemudian, oleh Kerajaan Inggeris, Raffles ditugaskan ke wilayah jajahan yang tidak dikuasai Belanda diantaranya adalah Bengkulu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Raffles tiba di Bengkulu tahun 1818, ia menjadi Gubernur EIC di Bengkulu hingga tahun 1824. Menjadi seorang Gubernur di Bengkulu, kehidupan Raffles penuh duka lara, ia datang ke Bengkulu saat kota Bengkulu menjadi kota mati, Bengkulu saat itu,dalam keadaan porak poranda akibat diterjang gempa, bahkan Raffles juga kehilangan empat orang anaknya yang meninggal di Bengkulu akibat terserang wabah penyakit.

Raffles adalah tipe penguasa yang tidak mau duduk manis tinggal di tempat, ia suka berpetualang, dalam sebuah perjalanan petualangannya bersama istrinya tercinta Lady Sophia Raffles dan didampingi oleh assistennya yang juga ahli botani Dr. Arnold, Raffles singgah di sebuah tempat yang terletak di sebuah desa yakni Desa Pulau Lebar.

Di desa inilah, Raffles menemukan sebuah bunga yang ukurannya diluar kelaziman ‘bunga’ karena saking besarnya, bahkan baunya-pun diluar kebiasaan yang semerbak mewangi, tapi sebaliknya bunga ini mengeluarkan bau yang menyengat alias alias bau busuk.

Tentu saja bagi Raffles, ini adalah penemuan yang sangat berarti dalam bidang botani, walaupun bagi masyarakat setempat adalah hal yang sudah biasa dilihat, masyarakat menami bunga ini bunga Petimun Sikinlili atau Sirih Hantu, bahkan disebut juga Bunga Bangkai.

Sejak pertama kali ditemukan oleh Raffles itulah, bunga ini kemudian dinamai dengan Rafflesia Arnoldi, sebuah nama yang mengabadikan si penemunya yakni Raffles dan Arnold. Hingga saat ini bunga Rafflesia dijadikan sebagai symbol/icon Provinsi Bengkulu, bahkan kota Bengkulu disebut juga “Bumi Rafflesia”, bisa juga ditemukan di Kebun Raya Bogor pada saat saat tertentu.

Foto. Dok. Tempo.co

Ikuti tulisan menarik Kang Nasir Rosyid lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu