x

Iklan

Anazkia Aja

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Menyusur Bandar Klang di Eat Travel Write 5.0

kembali mengikuti Eat Travel Write untuk yang ketiga kalinya

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Belum habis saya menulis tentang Eat Travel Write (ETW) 4.0 beberapa bulan sebelumnya, minggu lalu saya kembali mengikuti Eat Travel Write 5.0. Kali ini, yang menjadi tujuan adalah bandar Klang. Salah satu kota yang berjarak 32 KM dari Kuala Lumpur. Cukup jauh memang, tapi tak sulit transportasi umum. Baik bis, mau pun kereta api. Senin, 15 Mei 2017 seperti yang dikabarkan di group kami dibolehkan berkumpul antara di KL Sentral, stasiun KTM Klang atau boleh langsung datang ke Galeri Royal Klang.

 

Semua teman-teman media dan blogger sudah hadir. Kali ini hanya ada teman-teman media dan blogger dari Malaysia dan Indonesia saja. Siang itu, kami akan diajak menyusuri bandar Klang, bermula dari musium Diraja sampailah ke Little India. Jadi. Little India itu bukan hanya ada di Kuala Lumpur saja ????

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kumpulan dibagi dua kelompok. Kelompok pertama bersama seorang guide bernama Alex dan yang kedua bersama dengan Julie.

Perjalanan pertama, dimulai dari menyusur musium Diraja Sultan Abdul Aziz. Dengan bahasa Inggris logat India, Alex menjelaskan kepada kami cepat-cepat serba sedikit tentang isi segala musium dan muasalnya. Pun kami tak banyak waktu untuk sekadar mengambil gambar. Untuk teman-teman videografer, lebih tidak menyenangkan tentunya.

Alex, guide kami

Musium Diraja Sultan Abdul Aziz

Selayaknya musium, di dalam galeri ini berisi macam-macam koleksi Diraja Selangor. Sebagian besar merupakan riwayat hidup Sultan Salahudin Abdul Aziz yang telah memerintah Selangor selama lebih kurang 39 tahun sebagai Sultan Selangor ke 8 dan 3 tahun sebagai Yang di-Pertuan Agong ke 11. Awalnya, galeri ini berada di Jalan Kota Raja, Shahbandaraya (Kampung Jawa) Klang. Ketika berada di kawasan istana, galeri Diraja ini dulunya dikenal sebagai “Musium Kenangan”. Ia selesai dibangun pada tahun 1988 dan dibiayai sepenuhnya oleh Almarhum Sultan Salahudin.

 

Di dalam galeri ini berisi berbagai macam koleksi. Dari peralatan pinggan makan, koleksi jam, kamera juga beberapa kendaraan seperti sepeda dan lainnya. Pun di musium ini berisi foto-foto kunjungan dari pemimpin berbagai negara, termasuk beberapa pemimpin dari Indonesia.

Chennai Silk Palace

Chennai Silk Palace berada tepat di sebelah kiri Musium Diraja Abdul Aziz. Di toko ini menjual macam-macam fashion india. Warna-warni kain sari memenuhi ruangan di mana kami masuk. Demo menggunakan kain sari dipraktekan oleh salah seorang pekerja toko. Pun saat kami sibuk hilir mudik, seorang pria India sedang sibuk menenun kain sari khas India tersebut. Dulunya, ini adalah bangunan the former chartered bank. 

Royal Klang Club

Sebaik masuk ke Royal Klang Club, saya seperti dibawa masuk ke film-film koboy zaman kala. Kami diajak menyusur mini bar dan tempat jamuan. Di beberapa lorong, foto-foto jadul terpampang menunjukkan siapa saja dahulunya yang tergabung di dalam klub ini. Susunan pengetua juga ada di ruang makan dari zaman berzaman.

 

Jalan Istana, Perumahan Mahal di Klang

Menuju taman Tugu Keris, kami melewati Jalan Istana juga Istana Alam Shah. Konon, menurut Alex di jalan isatana ini harga rumahnya sangat mahal. Kawasan elit, katanya. Rumahnya memang besar-besar.

Tugu Keris

Terik masih terasa ketika kami memasuki area taman Tugu Keris. Menurut hikayatnya, Tugu Keris ini awalnya berada di Taman Rashina dan dibangun pada tahun 1983. Tapi pembangunan tapak Tugu Keris di sekitarnya ini sangat pesat, sehingga menyulitkan orang awam untuk berkunjung. Maka pada tahun Maret 2014 ini Tugu Keris dipindahkan atas titah  DYMM Sultan Sharafuddin Idris Shah Ibni Almarhum Sultan Salahuddin Adul Aziz Shah  Al-Haj. Titah pemindahan diberikan kepada JKR Negeri Selangor supaya diletakkan di taman bandar Di Raja Klang, karena tugu ini merupakan hadiah dari pada rakyat Klang.

Pemindahan ke lokasi terbaru ini dilaksanakan pada 1 Juli 2014 dan selesai pada 23 Desember 2014. Di tempat yang sekarang, tugu ini mudah sekali dikunjungi oleh masyarakat luas. Tak jauh dari sini ada gereja tua dan sekolah yang dibina sejak tahun 1928.

Little India

Dulu, saya kira Little India itu hanya ada di Kuala Lumpur, yang dekat dengan KL Sentral. Tapi, setelah menyusur beberapa tempat di Malaysia, rupanya banyak tempat bernama Little India. Salah satunya adalah yang di Klang ini. Hampir serupa dengan Little India di berbagai tempat, di Klang ini juga deretan bangunannya hampir serupa. Dari kedai baju, kedai makan, kedai runcit dan kedai-kedai lainnya.

Masjid India tepat berada di perempatan. Tak jauh dari situ, ada gereja dan kuil. Keberagaman begitu kentara di Klang ini.

Jika menyukai perjalanan dan menyusur bangunan-bangunan tua, bandar Klang ini bisa menjadi salah satu alternatif jalan-jalan ketika singgah di Malaysia. Salah satu yang menarik bagi saya adalah balai bomba (pemadam kebakaran) menjadi tempat yang sangat instagramable. Meskipun bangunan tersebut sudah sangat lama. Jangan takut kelaparan di sini, karena kedai makan india muslim sangat banyak.

Perjalanan mengelilingi tempat-tempat menarik ini bisa dilakukan selama dua jam lebih.

Jadi, bagi sesiapa saja yang hendak berkunjung ke Malaysia dan tertarik melakukan”Royal Klang Town Heritage Walk” bisa melakukan rute ini dari Kuala Lumpur. Dari KL Sentral, bisa naik KTM, turun di stasiun Klang. Lebih murah dan mudah. Kalau naik bis, bisa dari Pasar Seni, langsung menuju Klang.

Jam kerja dan yang bisa dihubungi

Selasa-Minggu jam 10.00-17.00

Senin dan hari libur besar tutup. Untuk info lebih lanjut, bisa menghubungi telpon: +603-33736500. Faks, +6033373 6510

Ikuti tulisan menarik Anazkia Aja lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Sengketa?

Oleh: sucahyo adi swasono

1 jam lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB