Citi Indonesia melalui Mercy Corps Indonesia (MCI) meluncurkan Program Financial Education and Empowerment goes Digital and Mobile (FEED Mobile). Program ini memberikan pendidikan literasi keuangan dan pengembangan usaha yang ditujukan untuk para petani dan pelaku usaha mikro. Tujuan program tersebut adalah agar masyarakat Indonesia dapat menjadi lebih melek keuangan dan lebih banyak menggunakan produk dan layanan keuangan. Program FEED Mobile juga sejalan dengan Strategi Nasional Inklusi Keuangan (SNIK) yang telah dicanangkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Program yang telah berjalan kurang lebih tiga tahun ini memilih lokasi di Kabupaten Indramayu. Dipilihnya Kabupaten Indramayu bukan tanpa alasan, sebab daerah ini memiliki potensi usaha kecil mikro yang cukup menjanjikan dan daerah ini juga bisa disebut sebagai jalur perdagangan karena menjadi penghubung kota-kota besar yang ada di Pulau Jawa. Seperti kita ketahui, sebagian petani memiliki mata pencaharian lain, seperti berdagang, membuat kerajinan tangan,
Dalam menjalankan Program FEED Mobile, MCI juga bekerja sama dengan instansi pemerintah yang memiliki visi yang sama dalam membangun kesejahteraan untuk petani dan pengusaha mikro. Diantaranya Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKP3), Dinas Perikanan dan Kelautan (DISKANLA) dan Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, dan Perdagangan (DISKOPINDAG) Kabupaten Indramayu serta bekerja sama dengan 7 (tujuh) lembaga keuangan mikro sebagai fasilitator kegiatan dan juga sebagai nara sumber serta terdapat 2 bank umum dan 1 perusahaan asuransi.
Diskanla kabupaten Indramayu mengapresiasi program FEED Mobile yang membawa dampak positif, terutama dalam hal inklusi keuangan kepada petani dan pengusaha mikro di wilayah tersebut. Koordinator Penyuluh Diskanla Kabupaten Indramayu Sri Bungsuwati menjelaskan pihaknya telah menjalankan kerja sama dengan FEED Mobile sejak tahun 2015. Saat itu, Sri diminta menjadi fasilitator yang memberikan materi pendidikan keuangan. Selain itu, Program FEED Mobile juga mengadakan pelatihan fasilitator yang diikuti 18 peserta.
Diskalna tidak hanya memberikan pelatihan teori saja tapi selama beberapa waktu Diskanla akan ikut memonitoring dan melakukan pendampingan kepada penerima manfaat. Dalam tahap pendampingan itu, para penerima manfaat dikenalkan dengan produk-produk dari lembaga keuangan serta memberikan akses bagi masyarakat untuk menggunakan produk keuangan sesuai kebutuhan.
Dalam pendampingan, fasilitator juga berkesempatan menggunakan kanal digital dalam melakukan pengumpulan data dan penyebaran informasi menggunakan mobile phone lewat aplikasi kumpul data dan PEKA SMS, juga PEKA Android saat melakukan pendampingan.
Sri menjelaskan kegiatan yang dilakukan oleh Diskanla adalah salah satu bentuk komitmen pihaknya dalam memajukan unit usaha masyarakat dan memajukan kesejahteraan para pelaku usaha dan petani.
Ikuti tulisan menarik Ardan Lutfi lainnya di sini.
