Aktif di berbagai kegiatan social dan punya banyak program pemberdayaan masyarakat membuat ketua PKK kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat Lisda Rawdha disenangi oleh masyarakat yang dipimpin oleh suaminya, Hendrajoni.
Sontak saja dia menjadi popular di kabupaten yang terletak di pesisir barat Pulau Sumatera itu.
Paras yang anggun dan menawan, dihiasi senyum yang tak lepas dari bibirnya membuat dia disukai oleh warga setempat. Gaya dan penampilannya yang jauh dari kesan sombong, dan cepat menyesuaikan diri dengan orang awam membuat namanya melekat dalam ingatan masyarakat.
Sebagai istri dari orang nomor satu di daerah berjuluk negeri sejuta pesona itu, Lisda tampil sebagai sosok ibu bagi seluruh warganya. Dia mampu bersosialisasi dengan berbagai kalangan, dari elite hingga masyarakat bawah sekalipun.
Kecakapannya dalam berkomunikasi, ditunjang dengan kecerdasan yang ia miliki menjadi nilai tambah bagi mantan pramugari tiga presiden Indonesia tersebut.
Dia telah menjadi magnet dan inspirasi baru bagi istri kepala daerah di Sumbar sampai sang gubernur Irwan Prayitno di beberapa kesempatan memuji Lisda lewat pantun yang ia Irwan tulis sendiri.
Popularitas Lisda melambung tinggi menjadi perhatian sebagian tokoh Pessel. Para tokoh tersebut meminta mantan model iklan dan pragawati itu agar maju di Pemilu Legislatif 2019 mendatang.
Isu Lisda didorong ke Senayan sampai pula ke telinga politisi. Maklum, tak lama lagi tahun politik akan segera menjelang. Pemilu legislatif telah di depan mata. Parpol menyusun startegi dan mulai merangkul tokoh-tokoh yang berpotensi meraup suara.
Sejumlah partai politik mencoba mendekati dan menjalin komunikasi dengan Lisda. Ada lewat perantara, ada pula yang berbicara langsung. Bahkan salah satu partai ngotot untuk menjadikan dia sebagai pengurus inti partai tingkat provinsi. Yah, Lisda Rawdha menjadi buruan politisi dan pengurus parpol.
Banyak yang memberi saran agar segera membuat keputusan. Tapi Lisda punya pendirian bahwasanya segala yang terjadi dalam kehidupan ini tidak ada kebetulan, semua itu merupakan takdir Allah. Hingga tadi malam, perempuan berusia 42 tahun itu belum memberi jawaban.
Yang berat dan menjadi pertimbangan buat Lisda adalah tentang seabrek kegiatan social yang telah ia rintis dan kini berkembang sangat pesat. Bahkan dia telah menjalin kerja sama dengan berbagai lembaga kemanusian seperti Yayasan Sequish di Jakarta dan Saleema Foundation yang bermukim di Amerika Serikat. Termasuk berbagai kegiatan lainnya yang telah berjalan baik.
Sangat banyak masyarakat miskin yang terbantu dengan program-program yang digagas Lisda tersebut. Ia tengah fokus memberantas kemiskinan dan membantu berupaya membantu penyandang disabilitas.
Alasan-alasan itu pula yang membuat Lisda sampai saat ini belum membuat keputusan apakah akan bergabung ke salah satu partai politik lalu kemudian menjadi salah competitor di Senayan. Atau tetap menjadi pekerja kemanusian di Pesisir Selatan meski berbagai rayuan datang silih berganti seiring waktu pendaftaran bakal calon legislative sudah di ambang pintu.
Ketika banyak politisi mencoba merayunya dengan mengatakan bahwa saat ini merupakan momentum yang tepat untuk terjun ke kancah politik, Lisda hanya menjawab santai.
"Bahwa takdir yang dia jalani selama ini datang dari Allah dan penguasa kehidupan itulah nantinya akan memberikan jalan takdir untuk dirinya, keluarga dan masyarakatnya kelak.
Dan dia kan menerima dengan senang hati setiap keputusan dari Illahi. “Tak ada satupun daun yang gugur kecuali atas kehendak darinya.”ucap Lisda penuh takzim.
Ikuti tulisan menarik jefri hidayat lainnya di sini.
