x

Iklan

Gusrowi AHN

Coach & Capacity Building Specialist
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Mengelola Masalah Secara Ekologis

Satu masalah terselesaikan. Namun memuncukan masalah lain. Inilah yang dinamakan penyelesaian masalah yang tidak ekologis. Cekidot.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

“Taksi online A ini benar-benar menghisap ke bawah. Sama sekali gak peduli kesejahteraan pengemudinya. Penumpang memang diuntungkan dengan tarif rendah ini. Tapi pengemudi yang pusing. Gak sebanding dengan resiko dan biaya operasional yang kami keluarkan”. Keluh si B (pengemudi taksi online). Sepanjang perjalanan, lebih dari sejam, saya mendengarkan curhatannya. Sepertinya ia tinggal menunggu waktu dan pemicu yang tepat saja untuk menyalurkan kegundahan dan kejengkelannya pada manajemen A.

Ironis. Bisa kita bayangkan, bagaimana B menjalani pekerjaannya. Di satu sisi  ia membutuhkan penumpang dari A. Di sisi lain, secara sadar ia menyadari tidak bisa menerima kebijakan pentarifan A yang kurang menguntungkannya. Sepintas, cara termudah mengatasi masalah ini adalah memutus kerjasama dengan A. Masalah (mungkin) selesai.

Dari sudut pandang A, keberadaan B yang tidak puas dengan kebijakan tarif, kasak-kusuk ketidakpuasan bersama para pengemudi lainnya, dan curhat habis-habisan ke para penumpangnya. Apa yang bisa A lakukan? Mungkin, daripada mengganggu dan bikin gaduh, bisa jadi A memilih opsi memutus kerjasama dengan B.  Masalah (mungkin) selesai.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jika skenario diatas yang terjadi, benarkah masalah keduanya selesai? Putusnya hubungan pekerjaan berakibat tidak ada lagi ruang bagi keduanya untuk berinteraksi, berkomunikasi dan bekerjasama dalam satu ikatan perjanjian kerja. Masalah-pun selesai. Namun, dampak dari terputusnya hubungan pekerjaan ini ternyata memunculkan masalah baru. Si A perlu mencari pengganti B. Sebaliknya, B juga perlu mencari mitra kerja baru pengganti A.

Inilah yang menggoda saya menyimpulkan yang sebenarnya terjadi hanyalah memindah masalah saja. Seolah, masalah yang utama bisa kita atasi, namun ternyata kita juga sedang memantik munculnya masalah lain. Gak papa sih jika kita sudah mengantisipasinya. Bagaimana jika sebaliknya? Mungkin kita akan lebih stress dibuatnya.

Lantas apa yang bisa kita lakukan? Pertama, merubah cara pandang kita terhadap masalah. Jika kita memandang masalah sebagai hal negatif, lebih mendatangkan madhorot dibanding manfaat. Maka, kita lebih cederung menyelesaikannya dibanding mengelolanya. Mengelola masalah sama artinya memerlakukannya sebagai tantangan yang memiliki sisi positif dan potensi-potensi peluang yang membawa kemanfaatan buat kita. Artinya, kita masih membuka ruang di dalam diri kita untuk menyikapi secara positif, meyakini ada hikmah dan pembelajaran dari masalah yang kita alami.

Kedua, mengelola masalah secara ekologis, dengan memikirkan segala dampak yang potensial timbul dari penyelesaian sebuah masalah. Apakah jika masalah antara A dan B terselesaikan, tidak menimbulkan masalah ataupun kerugian bagi yang lain (C, D dan seterusnya)? Tentunya, jika diprediksi akan memunculkan masalah baru, diperlukan opsi-opsi yang paling minimalis dampaknya. Itupun, sambil memikirkan upaya-upaya mengantisipasi munculnya masalah-masalah turunannya.

Kembali ke masalah A dan B diatas, bagi saya, saling memutus hubungan pekerjaan bukanlah cara mengelola masalah yang ekologis. Dampak yang ditimbulkan dari putusnya hubungan pekerjaan tersebut tidak saja berpengaruh terhadap masing-masing pihak, namun juga orang-orang yang ada di sekelilingnya.

Menyitir apa yang yang dikatakan Victor Chen (NLP trainer terkenal di Indonesia), bahwa mencapai “Win-Win” saja tidak cukup, dibutuhkan “win” satu lagi. Yaitu, “win win win”. Aku menang, kamu menang, orang lain juga menang”.  Ini baru ekologis namanya. #gusrowi. 

Ikuti tulisan menarik Gusrowi AHN lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB