x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Perjalanan Berdarah Manuskrip Kuno

Geraldine Brooks punya dongeng berbeda dalam novelnya, People of the Book. Brooks mengambil latar menarik, Bosnia-Herzegovina, tapi pada masa yang buruk.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Dalam satu butir, ada seratus panen
Dalam satu hati terkandung seluruh dunia.
--People of the Book, h. 377

 

Buku maupun novel yang berkisah perihal kitab, manuskrip, perpustakaan, maupun penulis selalu mengundang minat baca. Selalu saja ada segi-segi baru yang dapat diceritakan. Libri di Luca, novel karya Mikkel Birkegaard, umpamanya, mengisahkan tentang orang-orang yang memiliki kekuatan istimewa untuk memengaruhi pikiran dan perasaan orang lain yang tengah membaca buku. Mereka menjadikan dunia yang ada di dalam buku terasa demikian nyata.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Geraldine Brooks punya dongeng berbeda dalam novelnya, People of the Book. Brooks mengambil latar menarik, Bosnia-Herzegovina, tapi pada masa yang buruk: awal musim semi 1996 ketika kota Sarajevo tengah dikepung pasukan Serbia. Ke negeri yang tengah dilanda perang inilah Hanna Heath ditawari pekerjaan hebat: menganalisis dan mengonservasi naskah Ibrani misterius yang dibuat di Spanyol pada abad 15.

Naskah tersebut baru saja diselamatkan dari Perpustakaan Nasional di Sarajevo yang digempur pasukan Serbia, atas perintah Radovan Karadzic. Meskipun datang ke Bosnia sama halnya memasuki kandang harimau, bagi Heath, tawaran ini terlampau berharga untuk ditolak. Naskah ini punya sejarah panjang hingga 500 tahun yang silam. Semasa Perang Dunia II, manuskrip kuno Ibrani ini diselamatkan oleh seorang Muslim dari jarahan pengikut Nazi, hingga akhirnya sampai ke Sarajevo.

Heath, karakter ciptaan Brooks, datang ke Bosnia dengan semangat ingin tahu yang besar. Ketika pertama kali menyentuh naskah Ibrani kuno yang disebut Sarajevo Haggadah itu, ia merasakan sensai asing yang kuat. Begitu melihat dari dekat, Heath dapat menerka bahwa parkamen ini berasal dari kulit domba gunung berbulu tebal di Spanyol dari jenis yang kini sudah punah.

Heath tahu apa yang harus ia lakukan, sebab itu ia lebih menyukai bekerja sendiri, sebagaimana biasa. Tapi ini proyek internasional. Keselamatan manuskrip ini harus dijaga, yang berarti Heath harus mulai membiasakan diri bekerja sembari dikitari sejumlah pengawal. Situasi panas memaksa badan-badan internasional enggan memberi kelonggaran kepada Heath. Mereka tak mau memberi peluang sedikitpun kepada pihak-pihak yang ingin mengambil naskah berharga itu.

Heath tidak setuju dengan rencana ‘restorasi berat’ dan pemakaian bahan kimia untuk ‘membersihkan’ naskah itu. Ia khawatir, naskah akan jadi benar-benar ‘bersih’ alias habis termakan bahan kimia. “Merestorasi buku agar seperti ketika buku dibuat sama saja dengan tidak menghormati sejarahnya,” kata Heath kepada Ozren Karaman, pustakawan Muslim yang mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan Haggadah ketika Sarajevo diserbu pasukan Serbia.

Jejak anggur, air asing, sayap serangga, dan bulu putih ditemukan oleh Heath. Ada rahasia bersejarah yang luar biasa di balik jejak-jejak ini. Bahkan bukan hanya itu, tapi juga jejak-jejak darah. Apa sebenarnya yang terjadi 5 abad yang lampau, yang mengiringi kelahiran manuskrip ini?

Brooks menulis People of the Book karena terilhami oleh kisah sejati perjalanan historis manuskrip Haggadah. Kira-kira setengah abad sebelum serbuan Serbia ke Bosnia, naskah ini juga diselamatkan oleh kaum Muslim di depan hidung Nazi dan disembunyikan di sebuah masjid desa selama Perang Dunia berlangsung. Manuskrip ini disimpan oleh sarjana Muslim Dervis Korkut dan lima puluh tahun kemudian oleh pustakawan Muslim Enver Imamovic. Sebelumnya, manuskrip yang ditulis pada pertengahan abad ke-14 ini diselamatkan oleh seorang imam Katolik dari pembakaran buu pada masa Inkuisisi Venesia (1609).

Dari Sarajevo menjelang pergantian milenium, Brooks menyusun kisah fiksi berbasis sejarah yang bergerak mundur hingga tiba di Sevilla pada 1480. Untuk menggarap novelnya ini, Brooks melakukan riset ekstensif. Mengesankan, memang. Namun, terkadang terasa bahwa ia ingin mengeluarkan banyak hal yang ia ketahui dalam kisah yang tetap menarik untuk dibaca hingga selesai ini. Ya, kisah tentang manuskrip yang sangat berharga bagi sebagian kaum dan dianggap berbahaya bagi sebagian kaum lainnya. **

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler