Ngabuburit, hanya muncul pada saat bulan Ramadhon, menunggu waktu buka puasa, orang yang berpuasa biasanya melakukan aktifitas tertentu, ada yang iktikaf di Mesjid, baca Qur’an bahkan ada juga yang jalan jalan atau berburu makanan untuk buka puasa, di Cilegon-Banten Ngabuburit namanya “Nyenyore”.
“Nyenyore” lazimnya dilakukan ba’da sholat Asar atau 1 Jam sebelum waktu Maghrib tiba. Namun tidak bagi gerombolan yang ngurusi Partai Golkar Cilegon-Banten yakni H.Rahmat, Sutisna Abas, Arik Sarikam dan saya, Nenyorenya tak tanggung tanggung kurang lebih 5 Jam.
Rabo (8/6/17) kemarin, dari obrolan kecil di markas, terjadi kesepakatan, sehubungan aktifitas sedang tidak padat, diketuk palu, kegiatan hari ini adalah nyenyore dengan materi mencari ikan segar, mencari apem putih, emping ceplis dan ketan bintul.
Dengan materi seperti itu, maka mau tak mau harus melakukan perjalan panjang menyusuri jalan terluar di Banten yang menghubungkan Cilegon, Anyer, Carita, Labuan, Menes, Mandalawangi, Pandeglang,Serang Cilegon.
Diawali dengan sembahyang Dhuhur di Masjid Agung Cilegon, rencananya selesai sholat langsung cabut, namun ternyata usai sholat, ada kultum terlebih dahulu, kebetulan penceramahnya Ustadz muda yang kondang di Cilegon yakni Agus Rahmat SH, gerombolan terlebih dahulu mendengar tausiah yang isinya agak lumayan juga untuk lebih memantapkan perjuangan menahan lapar dan dahaga sesuai perintah sang Holik.
Sasaran pertama Cari Ikan Segar bugar, maksudnya ikan yang betul betul masih bau air laut alias belum direndam pake es. Ikan macam ini hanya ada di tempat tempat nelayan meminggirkan perahu tangkapan, salah satunya ada di muara pesauran dekat Carita. Untuk sampai ke tempat ini kendaraan menyusuri jalur wisata Anyer, ya sepanjang jalan ini, mulai dari Anyer, kita disuguhi pemandangan laut selat sunda yang kini sebagian pantainya sudah ditanami hotel,villa dan berbagai vasilitas wisata lain bagi kaum kapitalis borjuis berlibur, ada juga lahan dibibir pantai yang belum ditanami, biasanya pantai ini digunakan untuk tempat wisata umum atau bisa disebut tempat wisatanya kelas menengah kebawah dengan memungut uang tertentu, alasannya bayar parkir mobil.
Satu jam menyusuri jalur Anyer, tiba di lokasi sasaran pertama, memilih ikan segar di muara Pesauran, tepatnya di sebelah kanan jembatan sungai Pesauran, disini merupakan pangkalan para nelayan setempat menjual hasil tangkapan. Meski tidak langsung membeli dari nelayan, para pedagang sudah siap menyambut, Ikan ikan segar ditempatkan di paso raksasa, tinggal pilih. Gerombolan ahirnya memilih ikan Gerepuh (kue), Kakap Merah, gembung yang sudah di gerantul pakai tali dari irisan bambu.
Ikuti tulisan menarik Kang Nasir Rosyid lainnya di sini.