x

Iklan

Putu Suasta

Politisi Demokrat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

21 Tahun ARMA: Membangun Indonesia Melalui Jalan Kebudayaan

Feature

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Suasana takjim penuh syukur dan rasa bangga tergambar jelas di tengah kemeriahan perayaan ulang tahun ke-21 ARMA (Agung Rai Museum of Art) di ruang terbuka kompleks ARMA Museum & Resort, Ubud, 9 Juni 2017. Namun perayaan ini tidak hanya ungkapan syukur dan rasa bangga, tetapi juga sebuah momen untuk mengkontemplasikan kembali peran pembangunan kebudayaan dalam memajukan negeri ini sebagaimana telah dilakoni oleh ARMA selama 21 tahun. Jalan kebudayaan telah dipilih oleh Anak Agung Gde Rai (biasa dipanggil Gung Rai), sang pendiri, sebagai bagian dari baktinya untuk negeri ini. ARMA adalah perwujudan dari cita-cita, mimpi sekaligus upaya Gung Rai untuk berperan aktif dalam pembangunan negerinya, sebagaimana terungkap dalam kata sambutannya  dan juga terekam dalam sebuah buku berjudul “GUNG RAI SANG MUMPUNI” yang diluncurkan di penghujung acara.

Living Museum

Prof. Wardiman Djojonegoro yang meresmikan pembukaan museum ARMA 21 tahun lalu (saat itu beliau menjabat sebagai Menteri Pendidikan) datang khusus untuk acara tersebut dan menggungkapkan rasa bangganya atas pencapaian yang telah ditorehkan ARMA dalam 21 tahun perjalanannya. “ARMA bukan museum biasa yang hanya menyimpan artefak-artefak dan benda-benda purbakala sebagaimana museum pada umumnya” kata Wardiman dalam kata sambutan. Baginya, ARMA adalah a living museum yang memadukan kegiatan pelestarian dan pengembangan seni budaya. ARMA bukan hanya tempat menyaksikan karya-karya seniman masa lalu tetapi juga tempat belajar,  berdiskusi, menyaksikan live performance dan tempat membangun kesadaran akan arti penting kebudayaan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Salah satu contoh konkrit peran ARMA dalam kapasitasnya sebagai living museum adalah menjembatani perjumpaan dan pengayaan wawasan kebudayaan khususnya bagi negerasi muda. Melalui ARMA anak-anak muda diberi kesempatan untuk lebih memahami budaya sendiri dan juga mengenal budaya asing. Dalam berbagai kesempatan, Gung Rai menyertakan anak-anak muda dalam kegiatan-kegiatan seni di manca negara. Melalui pengalaman itu generasi muda Indonesia mendapat kesempatan untuk melihat negara sendiri dari kaca mata budaya negara lain. Pengalaman seperti itu sangat penting untuk melahirkan sosok-sosok kreatif, berintegritas dan berkarakter. Inilah yang disebut Gung Rai sebagai "hidden knowledge", pengetahuan tersembunyi yang sering kita temukan justru ketika kita berada di area budaya lain.

Dengan semua pendekatan-pendekatan inovatif dan kreatif  yang dilakukan ARMA dalam 21 tahun perjalanannya mengembangkan seni budaya, pengakuan dan apreasiasi datang bukan hanya dari dalam negeri tetapi juga dari masyarakat internasional. ARMA kini didaulat sebagai salah satu museum terbaik di dunia. Karena itu perayaan meriah tadi malam sangat tepat untuk menggambarkan pencapaian tersebut dan segenap pertujukan seni selama acara tersebut merepresentasikan hakikat ARMA yang menyatu dengan kebudayaan masyarakat. Acara tersebut melibatkan para pemusik tradisional (keroncong dan orchestra gamelan), suguhan kareografi, tarian adat dan aksi-kasi teatrikal yang menggambarkan kehidupan tradisional masyarakat Bali seperti acara menumbuk padi.

Pengunjung dari manca negara yang hadir dalam acara tersebut tampak sibuk mengabadikan keunikan dan eksotisme budaya Bali yang dipertunjukkan selama acara. Mulai dari deretan tim penyambut tamu yang berbusana khas bali, berjejer dengan tangan terkatup di dada dan sesungging senyum tanda keramahan di pintu masuk. Sekolompok penari kecak telah membentuk lingkaran beberapa meter dari pintu masuk dan dari atas panggung pendukung mengalun lagu-lagu keroncong. Meja-meja ditata di lapangan terbuka di hadapan panggung utama. Berbagai ornamen budaya bali lengkap dengan undak-undakan tradisional berjejer di pinggir lapangan. Lilin dinyalakan dan obor pada malam hari menjelang puncak acara, menambah syahdu perayaan syukur ini di tengah rindang pepohonan. Sungguh sebuah perayaan adiluhung yang tampak juga didukung oleh alam dengan hari yang cerah. Selamat untuk Gung Rai dan seluruh staf ARMA. Teruslah berkarya untuk kejayaan Indonesia. Tabik.

Ikuti tulisan menarik Putu Suasta lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler