x

Para pemudik rela duduk di pelataran stasiun selama berjam-jam demi menunggu kedatangan kereta di Stasiun Pasar Senen, Rabu, 21 Juni 2017. TEMPO/Larissa

Iklan

FX Wikan Indrarto

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Asma dan Lebaran ~ FX Wikan Indrarto

Semua faktor risiko tersebut sangat mungkin ada pada anak asma saat Lebaran nanti, sehingga orang tua harus melakukan tindakan pencegahannya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

FX Wikan Indrarto*

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hari Raya Idul Fitri atau lebih sering disebut Lebaran, saat ini tidak sekedar hari besar agama saja, tetapi sudah menjadi hari besar segenap 'keluarga besar'. Pada setiap Lebaran, banyak anggota keluarga akan mudik (pulang kampung) dan berkumpul untuk tidak hanya berdoa bersama, tetapi juga halal bilhalal, kunjung mengunjungi, reuni, rekreasi dan silaturahmi. Selain terjadi pertemuan dengan banyak orang dan perpindahan banyak tempat, pastilah juga terjadi perkenalan dengan banyak menu makanan. Semuanya merupakan hal yang lumrah ada pada saat Lebaran, ditunggu-tunggu dan menggembirakan bagi banyak orang. Apakah hal baik tersebut juga terjadi pada anak asma? Belum tentu.

Serangan asma pada anak dapat berupa keluhan klinis batuk hebat, muntah dan sakit perut, nafas bunyi sampai sesak nafas. Serangan tersebut sangat mudah terjadi karena rangsangan alergen (pencetus alergi), aktivitas fisik dan infeksi virus. Alergen dapat berupa inhalan (yang dihirup seperti debu, serbuk atau bau-bauan di sepanjang perjalanan mudik), ingestan (yang ditelan seperti susu, es krim, coklat atau zat pewarna makanan pada hidangan Lebaran) ataupun kontaktan (yang disentuh seperti boneka mainan, kasur kapuk, tumpukan pakaian kotor atau karpet di kamar penginapan). Aktivitas fisik anak yang berlebihan pada saat libur Lebaran, seperti bermain tanpa kenal lelah, tertawa terbahak-bahak, 'kekeceh' bermain air di kamar mandi ataupun 'ciblon' di kolam renang. Infeksi virus yang menyerang saluran nafas atas seperti pilek atau flu, sangat banyak dialami oleh anggota keluarga dan mudah sekali menular ke anak.

Semua faktor risiko tersebut sangat mungkin ada pada anak asma saat Lebaran nanti, sehingga orang tua harus melakukan tindakan pencegahannya. Pencegahan terbaik adalah penghindaran faktor risiko tersebut, baik alergen inhalan dan ingestan maupun aktivitas fisik yang berlebihan, sebisa mungkin. Anak harus dijauhkan dari menu makanan, minuman, cemilan ataupun jajanan Lebaran yang dapat mencetuskan serangan asma. Aktivitas fisik yang menggembirakan anak karena kebersamaan dengan saudaranya, sebaiknya dialihkan ke aktivitas ketrampilan otot kecil, bukan kekuatan otot besar. Bermainlah bersama dengan mewarnai atau menggambar, permainan ular tangga, halma, scrable, kartu atau game digital, serta menghindari petak umpet, sepak bola dan lompat tali. Untuk mencegah terjadinya penularan pilek atau flu, anak dianjurkan mendapat imunisasi influenza sebelum berangkat mudik Lebaran. Periksalah ke dokter yang selama ini merawat anak asma dan sampaikan informasi tentang rencana mudik Lebaran keluarga. Dengan demikian, dokter akan merencanakan banyak hal, termasuk edukasi, komunikasi (hot line), imunisasi ataupun farmasi (resep obat asma).

Bagaimana kalau serangan asma awal terlanjur terjadi saat libur Lebaran? Yang utama adalah pengenalan bentuk serangan asma awal pada anak. Orang tua yang teliti atau anak yang agak besar, biasanya akan mudah mengenali batuk khas yang merupakan tanda awal serangan asma. Pencegahan agar serangan asma awal tidak berlanjut adalah dengan meneruskan obat pengendali asma yang selama ini digunakan, dan menambahkan obat pereda serangan asma secara dini. Pengobatan yang paling dianjurkan adalah menggunakan obat hirupan (nebulaiser atau inhaler dengan spacer), baik obat yang sudah biasa digunakan sendiri, ataupun obat yang baru pertama kali diberikan oleh dokter di rumah sakit terdekat saat liburan. Kalau sudah memiliki obat sendiri, bawalah obat tersebut ke manapun anak pergi dan informasikan semuanya kepada dokter setempat, pada saat memeriksakan anak. Sampaikan tentang riwayat perjalanan klinis asma anak dan pola pengobatan yang selama ini dijalani, agar dokter dapat memilihkan pola pengobatan lanjutan yang sesuai.

Selain menambahkan obat perada serangan, orang tua diharapkan juga dapat mengenali pencetus munculnya serangan asma. Pastikan pencetusnya dengan mengingat apa saja yang mungkin, baik alergen inhalan ataupun ingestan, juga aktivitas fisik anak. Penambahan obat dan koreksi segera pencetus asma tersebut, maka serangan asma akan mereda. Serangan yang ringan akan hilang dalam beberapa menit, tetapi serangan yang sedang atau berat sangat mungkin akan mengganggu sebagian atau seluruh rencana liburan lebaran keluarga. Serangan asma berat jauh lebih baik dirawat di rumah sakit terdekat untuk pemantauan 1-2 hari, selain untuk pengelolaan lengkap (oksigenasi, nutrisi cairan, farmasi dan fisioterapi) juga untuk memutus kontak sama sekali dengan faktor pencetus serangan, meskipun kadangkala orang tua belum tahu apa pencetusnya. Libur lebaran di rumah sakit, akan terasa mengganggu dan membosankan, baik bagi orang tua, keluarga maupun anaknya. Namun demikian, pengalaman 'buruk' tersebut dapat digunakan sebagai momentum bersama untuk edukasi mendalam, khususnya bagi anak, agar mengenali dan kemudian menghindari faktor pencetus serangan asmanya. Pengalaman yang memberikan kesan emosional sangat dalam, pada umumnya akan mengendap (retensi) dalam memori anak dalam waktu yang cukup lama, sehingga sangat bermanfaat bagi pengelolaan lengkap asma anak secara jangka panjang. 

Dengan melakukan semua kegiatan tersebut, maka anak asma dapat menjalani libur Lebaran nanti dengan penuh suka cita, tanpa dihantaui ketakutan munculnya serangan. Selamat menyambut Lebaran 2017 - Idul Fitri 1438 H.

Sekian

Yogyakarta, 19 Juni 2017

*) dokter spesialis anak di RS Panti Rapih Yogyakarta, Ketua IDI Cabang Kota Yogyakarta, Alumnus S3 UGM

Ikuti tulisan menarik FX Wikan Indrarto lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler