x

Iklan

deni yusup

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Jokowi dan Politik Religius

secara stuktural dan kultural jokowi melakukan dialog dengan kelompok politik religius, dalam setiap momentum pilkada bahwa posisi jokowi berada ditengah

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Jokowi dan politik religius

Oleh: Deni Yusup,M.Si*

 

Presiden Indonesia Joko Widodo, presiden yang muncul dengan strata politik dari paling bawah, pernah menjadi Walikota Solo, gubernur DKI Jakarta, dan saat sekarang Presiden Indonesia. Jokowi pangilan poluper untuk presiden kita ini, Jokowi lahir mengantikan presiden sebelumnya SBY,Dimana dinamika pemilihan dan proses sosok jokowi bisa dibilang fenomenal, salah satu presiden yang telah melewati jenjang kepemimpinan  dari tinggkat bawah, sampai mendapatkan menjadi presiden saat ini. Inilah politik modern dimana infrastuktur demokrasi dibantu dengan perkembangan teknologi dan media publik, kelahiran Jokowi tidak luput dari peran perkembangan demokrasi digital

Sebelum lahirnya jokowi ,orang masih pesismis akan terjadi calon presiden yang lahir dari mantan walikota, karena begitu kompleksnya pergantian pimpinan nasional yang muncul dari tinggkat bawa sebelum mereka bisa menaklukan dulu tinggkat nasional. Hal ini bisa dilihat dari protret presiden sebelum Jokowi yang hampir semuanya tokoh nasional. Saat ini rumusan yang mengisyaratkan calon presiden yang harus tokoh nasional seakan tidak berlaku lagi, dengan adanya sosok Jokowi yang memiliki kemampuan memimpin nasional walaupun lahir dari jenjang kepemimpinan daerah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kelahiran Jokowi selaku presiden selain memberikan harapan tinggi masyarakat terhadap perubahan bangsa ini, disisi lain jokowi memberikan inspirasi bagi semua orang, bahwa pada hakikatnya semua memiliki kesempatan yang sama untuk mencalonkan sebagai pemimpin nasional. Saat ini Jokowi telah memimpin bangsa ini 2,5 tahun, sosok jokowi yang kemarin memenangkan pemilihan presiden diusung olah partai PDIP, Partai yang identik dengan naionalis.

Saat ini isu yang berkembang dimasyarakat dan publik bahwa politik yang diterapkan jokowi jauh dari kelompok religius atau kelompok islam. Apakah benar jokowi jauh dari kelompok politik aliran religius sebagaimana diwacanakan di publik, ini dikesankan karena efek politik pilkada DKI yang Jokowi di identikan dukung Ahok, yang diusung oleh partai Naionalis, seperti PDIP,Nasdem,dan Golkar.

Kalau kita melihat gerak serta sikap Jokowi dalam pilkada dan dalam perpolitikan nasional, sebenarnya asumsi itu tidak  benar, karena secara stuktural dan kultural jokowi melakukan dialog dengan kelompok politik religius, dalam setiap momentum pilkada bahwa posisi jokowi berada ditengah-tengah, posisi selaku kepala negara dan kepala pemerintahan, tidak berpihak kepada siapapun, ini yang sering kita dengar dari sikap tegas dari peryataan jokowi.

Dalam politik semua asumsi itu  bisa saja di benarkan tetapi kebenaran yang sesunguhnya bisa dilihat dari sikap  yang dikeluarkan oleh jokowi, memang benar jokowi lahir yang diusung oleh partai nasionalis, tetapi kalau kita melihat secara mendalam jokowi sosok yang sangat dekat dengan kelompok religius, dimana kebijakan yang diterapkan jokowi banyak dilandasi dari nilai-nilai religius yang memberikan harapan untuk kemajuan bangsa, walapun kita tidak bisa menutup mata bahwa opini yang berkembang ada yang mengasumsikan bahwa politik yang dilakukan oleh jokowi tidak memberikan pintu hijau terhadap kelompok masyarakat dan  politik religius, tetapi semua asumsi itu sebenarnya gugur karena bisa  melihat bahwa komunikasi kultular dan stuktural terhadap kelompok religius, jokowi sangat intens, dan sosok jokowi dimata kelompok religious memiliki tempat tersendiri.

Asumsi ini sebenarnya bisa saja di peliharan oleh lawan poltik jokowi, sebagimana kita ketahui bahwa pertarungan menuju pilpres sebentar lagi selang waktu kurang lebih 2 tahun lagi. Dengan asumsi ini sangat wajar kalau kontradiksi ini tetap dipelihara dengan asumsi menguntungkan calon lain yang di didentikan dekat dengan kelompok religius atau muslim.

Secara keseluruhan sosok jokowi dekat dengan politik religius, di setiap kegiatan yang menghadirkan nuansa religus jokowi selalu hadir, ini menandakan komitmen keumatan jokowi,apa lagi yang terahir di hari idul fitri ini jokowi menerima GNF MUI, sebagaimana kita ketahui GNF MUI ini yang selalu kritis terhadap kebijakan jokowi, tetapi dengan konsolidasi ini memberikan pencerahan bahwa sebenarnya jokowi sangat serius mengurus persoalan keumatan, Terutama persoalan perekonomian ummat.

 

*peneliti Nusantara Riset, Pengurus pusat Masika ICMI, Ketua SDM PP AMPG

Ikuti tulisan menarik deni yusup lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler