x

Iklan

Mohamad Cholid

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

#SeninCoaching: Creating Masterpiece

Belajar menjadi seorang champion melalui proses penempaan dan menerapkan active questions tiap hari

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Leadership Growth: Learning from the Champions

Active questions membantu Anda menemukan jati diri

Mohamad Cholid

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Practicing Certified Business and Executive Coach

 

Petinju legendaris Muhammad Ali, one of the most significant and celebrated sports figures of the 20th century, pernah mengatakan, sebenarnya dirinya sangat tidak menyukai harus selalu bangun pagi-pagi sekali dan berlatih. “But I love to be the world champion,” katanya.

Menjadi seorang champion lazimnya melalui proses penempaan diri berkesinambungan, menempuh tahapan-tahapan yang kadang-kadang atau sering tidak kita sukai. Melakukan sejumlah hal tidak nyaman, termasuk disiplin dan menjaga komitmen kepada diri sendiri.

Peradaban dibentuk oleh para champions dalam bidang masing-masing, yang berasal dari berbagai suku bangsa di dunia ini. Setiap zaman memiliki momentumnya sendiri.   

Para champions adalah orang-orang yang mementingkan tujuan-tujuan yang lebih besar, bersedia menjalani proses yang sering tidak mereka sukai, dan mengorbankan kemanjaan-kemanjaan pribadi yang bersifat sesaat.

Siapa yang bakal kenal Michelangelo sebagai salah satu tokoh penting renaissance, kalau dia menyerah di tengah jalan dan kurang energi merampungkan lukisannya tentang Genesis di langit-langit Sistine Chapel? Apa kita akan kenal Muhammad Ali kalau dia tidak berhasil mengalahkan keenggannya bangun pagi-pagi dan melaksanakan program latihan secara rutin?

Dalam skala lain, apakah kita akan memiliki tokoh seperti Dr.Tjiptomangunkusumo, jika beliau lembek, memilih jadi priayi, dan tidak gigih berjuang dan memberikan inspirasi kepada generasi berikutnya, di antaranya Sukarno?

Apa yang terjadi kalau Haji Omar Said Tjokroaminito menikmati hidup nyaman dan tidak membangun teladan keuletan melakukan perlawanan terhadap pemerintahan kolonialis Belanda?

Apakah kita akan takzim kepada Mohammad Natsir yang memberikan keteladanan adab kebebasan berpikir dan berperilaku konstruktif, jika beliau tidak konsisten menjaga integritas kepemimpinannya, menepis keuntungan sesaat berupa jabatan atau materi?

Nama-nama tersebut hanya sedikit contoh dari ribuan tokoh di dunia yang bersedia mengorbankan kemanjaan pribadi untuk tujuan-tujuan yang lebih bermanfaat bagi peradaban, membangun masterpiece sesuai dengan bidang masing-masing.

Setiap upaya melahirkan masterpiece, apakah itu di bidang seni, olah raga, di dunia bisnis, apalagi di wilayah pemikiran dan kebijakan menyangkut kepentingan bangsa, selalu melalui proses dan upaya berkesinambungan menembus keterbatasan. Taking extra miles, beyond limiting beliefs.

Mereka memiliki daya tahan untuk menjalani proses tersebut karena memiliki ideologi, dasar pemikiran, weltanschauung sebagai pegangan. Semacam kompas menentukan arah dan tujuan hidup.

Idelogi atau weltanschauung dapat dibangun melaui proses berlapis, memerlukan ketabahan. Setiap orang memiliki tantangan dan pengalaman berbeda dalam tahapan membangun ideologi masing-masing.  

Satu kesamaan dari mereka utamanya adalah dalam kemampuan menghayati ketidaknyamanan sebagai bagian dari proses mengembangkan dan menemukan jati diri. Mereka meyakini, di balik ketidaknyamanan dalam proses tersebut ada dimensi baru yang lebih baik, yaitu leadership greatness. Perspektif yang lebih jernih dan eksekusi yang lebih efektif dalam kepemimpinan mereka.  

Kemampuan setaraf itu tidak muncul serempak dalam satu waktu. Bakat kepemimpinan merupakan potensi, yang hanya akan efektif jika digali dan diasah. Maka ada pelatihan, penggemblengan, dan coaching di bidang leadership. Peluang ini biasanya dimanfaatkan oleh pribadi-pribadi, institusi bisnis, lembaga pemerintah, dan organisasi-organisasi yang memiliki niat kuat untuk berprestasi lebih baik.

Leadership greatness sangat dipengaruhi oleh kualitas engagement kita dalam mengelola hidup dan keberanian melakukan evaluasi terus-menerus atas konteks strategis keberadaan diri kita di dunia ini.

Anda siap melakukan itu secara rutin, setiap minggu atau bahkan setiap hari? Salah satu cara menggali potensi diri dan mengembangkan engagement adalah dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan aktif untuk mengukur daya juang diri sendiri. Ini juga dapat bermanfaat untuk menggerus ego kita.  

Active questions dikembangkan oleh Kelly Goldsmith, Ph.D  behavioral marketing dari Yale University dan mengajar di Kellogg School of Management. Pendekatan ini kemudian diuji coba, diukur (ada 79 studies, melibatkan 2.537 peserta) dan diterapkan oleh Marshall Goldsmith, ayah Kelly, dalam seminar-seminar leadership yang diselenggarakannya untuk meningkatkan engagement tim di setiap organisasi.

Pertanyaan aktif untuk diri sendiri, diantaranya: Did I do my best to set clear goals today? Did I do my best to make progress toward my goals? Did I do my best to be fully engaged today?     

Menurut Marshall Goldsmith, active questions akan memperlihatkan sejauh mana kita berupaya berubah memperbaiki diri dan dimana saja kita menyerah. “We gain sense of control and responsibility instead of victimhood,” katanya.

Marshall Goldsmith sendiri secara konsisten telah menerapkan 22 active questions terhadap dirinya setiap hari, terkait profesi, pengembangan diri, dan kehidupan pribadi.

Berapa pertanyaan aktif yang Anda akan ajukan untuk diri sendiri, menyangkut karir, profesi, bisnis, dan kehidupan pribadi, tergantung pada ideologi dan tujuan hidup Anda di dunia ini. Apakah Anda sungguh-sungguh ingin jadi seorang champion atau penonton, itu murni urusan dan tanggung jawab Anda sendiri, bukan untuk dipublikasikan atau dihakimi.

Ukuran untuk memilih item pertanyaan aktif tersebut adalah:

1. Apakah hal itu penting bagi kehidupan Anda?

2. Apakah keberhasilan dalam item-item tersebut membantu Anda menjadi pribadi yang Anda inginkan?

Have a wonderful day.     

 

Mohamad Cholid adalah Head Coach di Next Stage Consulting

Certified Executive Coach at Marshall Goldsmith Stakeholder Centered Coaching

Certified Marshall Goldsmith Global Leader of the Future Assessment

Alumnus The International Academy for Leadership, Jerman

(http://id.linkedin.com/in/mohamad-cholid-694b1528)

 

 

Kredit foto; Pinterest

 

 

 

 

 

Ikuti tulisan menarik Mohamad Cholid lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler