x

Foto benda misterius yang dijuluki Trunko terdampar di Margate, Afrika Selatan, pada tanggal 25 Oktober tahun 1924. Diperkirakan benda aneh di Filipina sama seperti ini. Dailymail.co.uk

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Manusia dan Hasrat akan Misteri

Mengapa kisah tentang kelompok rahasia maupun masyarakat misterius selalu mengundang pembaca?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Misteri selalu mengundang rasa ingin tahu. Rahasia senantiasa memantik hasrat untuk mengintip. Mungkinkah keingintahuan akan hal-hal tersembunyi mendorong manusia untuk mengintip apa yang ada di balik pintu, umpamanya benarkah Isaac Newton anggota sebuah kelompok rahasia di Inggris? Begitu pula dengan sosok Nicholas Flamel—figur historis yang dijadikan karakter dalam novel Michael Scott?

Manuskrip yang ditinggalkan Newton begitu mengusik banyak sarjana, benarkah Newton sosok ilmuwan seperti yang digambarkan selama ini? Bagaimana cara memahami naskah beraroma kimia dan ketuhanan itu, yang membuat keluarganya memilih untuk merahasiakan keberadaan manuskrip ini selama beratus tahun agar citranya sebagai fisikawan tetap terjaga?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Manuskrip ini kemudian diserahkan kepada University of Cambridge pada 1871. Sebuah komite dibentuk dengan tugas mengatalogkan naskah-naskah Newton yang sangat tebal. Sayangnya, komite ini gagal untuk memahami inti pemikiran Newton dalam kimia dan teologi dan membiarkan naskah ini tersimpan di perpustakaan—yang membuat publik tak mengetahui pikiran dan gagasan Newton di luar fisika.

Serial The Alchemyst menyedot perhatian pembaca, sebagaimana serial The Da Vinci Code membuat banyak orang penasaran. Benarkah tokoh-tokoh terkemuka Amerika Serikat merupakan anggota kelompok rahasia, sebagaimana juga Newton maupun Flamel? Tatkala diterbitkan pada 2009, The Lost Symbol karya Dan Brown terjual dua juta eksemplar pada minggu pertama penjualan.

Diskusi tentang penemuan Benua Atlantis yang hilang juga pernah ramai di sini. Sejak edisi bahasa Indonesia buku Atlantis: The Lost Continent Finnaly Found, karya Arysio Santos, terbit, berbagai buku-cepat menyusul terbit. Di samping dapat menjawab rasa penasaran, karya-karya ini dekat dengan masyarakat lantaran yang dianggap sebagai Benua Atlantis yang hilang adalah wilayah Nusantara.

Cerita tentang kelompok rahasia, persekutuan misterius, pulau dan masyarakat yang tiba-tiba hilang menawarkan daya tarik yang khas—ini berbeda dengan cerita yang sepenuhnya fiktif seperti dalam novel Agatha Christie. Dalam dongeng yang digubah Brown maupun Scott terdapat banyak karakter yang memang pernah hidup seperti Niccolo Machiavelli dan William Shakespeare—keduanya digambarkan punya kemampuan khusus, sementara Brown berusaha meyakinkan pembaca tentang adanya simbol-simbol pada struktur arsitektu bangunan penting di Washington, DC.

Tautan antara yang nyata dan yang fiktif membuat realitas terasa kabur. Benarkah Newton anggota kelompok rahasia seperti dikisahkan Brown dalam dongengnya? Apakah manuskrip peninggalan Newton memperkuat argumen bahwa dugaan itu bukan sekedar dongeng fiksi?

Lagi pula, mengapa pembaca menyukai kisah-kisah seperti itu? Apakah mereka menyukai kisah-kisah itu karena antusiasme pada apa yang digambarkan oleh Ziolkoswki, penulis The Lure of Arcane, sebagai ‘daya pikat pengetahuan esoteris yang dipunyai kelompok tertutup dan bawah tanah’? Apakah dengan membaca The Da Vinci Code, terpenuhi rasa ingin tahu mereka tentang masyarakat rahasia, konspirasi, simbol dan semiotika dan mereka juga terhibur? Apakah pada dasarnya ini cara manusia memenuhi ‘impuls dasar mereka untuk menikmati kerahasiaan’?

Masyarakat juga terkesan menyukai teori konspirasi—yang seringkali dianggap olok-olok, lantaran kemungkinannya dianggap mustahil. Hampir dalam setiap peristiwa yang tidak terungkap secara terang benderang, orang menduga ada persekongkolan di balik peristiwa itu. Dalam pandangan Ziolkowski, konspirasi tumbuh subur dalam ‘periode-periode kekecewaan intelektual-relijius dan sosial-politik berkecamuk’.

Banyak orang menertawakan kemungkinan konspirasi, sehingga seakan-akan konspirasi hanya ada dalam khayalan. Benarkah selalu begitu? Bayang-bayang antara ada dan tiada itulah yang menjadikan kisah konspirasi, kelompok rahasia, maupun figur misterius selalu memantik bangkitnya hasrat manusia akan rahasia. **

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler