x

Ilustrasi kesehatan. zanii.com

Iklan

FX Wikan Indrarto

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Ojek Aja Online, Siapkah Dokter Pakai Aplikasi ~ FX Wikan Indrarto

Kita semua berada di era kuantitatif , yang hanya dengan menggunakan perangkat aplikasi mampu melaporkan data napas dan darah pasien.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

FX Wikan Indrarto*)

 

Semakin maraknya pelayanan angkutan penumpang berbasis aplikasi online, telah menimbulkan inspirasi bagi pelayanan lainnya, termasuk dalam pelayanan medis oleh dokter. Aplikasi dokter diprediksi juga akan menggerus segmen pasar dokter konvensional. Bagaimana sebaiknya dokter bersikap? 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dr. Hansa Bhargava dari WebMD dan penasihat Medscape bidang kesehatan anak, bersama Dr. Daniel Kraft dari Fakultas Kedokteran Singularity University, Mountain View, California, USA, pendiri dan ketua program yang disebut ‘Exponential Medicine’, menjelaskan tentang teknologi aplikasi untuk dokter. Penjelasan pada 31 Maret 2016 dapat dilihat pada  http://www.medscape.com/. Banyak perubahan yang terjadi dalam pelayanan kesehatan dalam era digital seperti sekarang ini, juga perubahan orientasi yang berfokus pada orang sakit (sickcare) menuju pengendalian kesehatan (healthcare), juga pola pelayanan dokter secara intermiten dan reaktif menjadi sistem pelayanan terus menerus dan proaktif.

Beberapa alat dan teknologi digital telah tersedia di ruang praktek dokter, sehingga perlu mendefinisikan ulang (reshape) tentang hubungan dokter dengan pasien. Salah satunya adalah "tricorder medis", yang bahkan hampir setiap orang akan memiliki teknologi ini dalam genggaman mereka, pada beberapa tahun mendatang. Hanya dengan menempelkannya pada dahi, pasien dapat mengukur suhu, detak jantung, saturasi oksigen, dan tekanan darah dengan alat tersebut. Memang saat ini sedang dalam tahap uji klinis, tetapi pada akhirnya kelak akan terjadi integrasi teknologi ini, sehingga pasein di rumah akan mampu memberikan data medis dengan meng-upload melalui HP atau smartphone kepada dokter.

Tidak lama lagi juga akan tersedia perangkat  laboratorium pintar (smart point-of-care lab tests), yang dapat menganalisis ludah atau urin pasien dalam sebuah tabung, menganalisis data dan mengirim hasil urinalisis untuk dokter. Bahkan untuk pasien dengan penyakit jantung, telah tersedia perangkat pintar Band-Aids®, yang akan mengirimkan informasi ‘real-time’ data EKG, suhu, denyut jantung, tingkat stres, atau kalori yang terbakar melalui Web atau sambungan internet kepada dokter yang merawatnya. Juga telah tersedia aplikasi CellScope®, untuk melakukan pemeriksaan lobang telinga secara virtual, sehingga pasien tidak perlu kembali ke ruang praktek dokter untuk tindak lanjut keluhan telinga.

Kini kita semua berada di era kuantitatif (quantified self-help), yang hanya dengan menggunakan perangkat aplikasi mampu melaporkan data napas dan darah pasien, dan dokter dapat menggunakan data ini untuk mengambil tindakan pada awal perjalanan alamiah penyakit. Perangkat terbaru dapat menganalisis suara pasien dan sebagai sensor untuk mendeteksi kesehatan mental. Dokter dapat juga meresepkan pengingat non farmakologis, misalnya edukasi untuk berolahraga, untuk mengukur glukosa darah dan untuk mengendalikan menu makan. Sistem ini dapat mengingatkan pasien untuk menghubungi dokter mereka, misalnya karena tekanan darah terlalu tinggi atau untuk menyesuaikan dosis obat dengan cepat, terkait adanya perubahan kondisi.

Banyak perangkat aplikasi yang akan melalui proses persetujuan FDA (US Food and Drug Administration). Seandainya sudah lolos ‘FDA clearance’, maka berdasarkan aplikasi tersebut dokter dapat meresepkan obat untuk pasien. Beberapa aplikasi memang sudah tersedia sebagai versi konsumen, tetapi dokter dapat juga menggunakannya untuk mendiagnosis kondisi awal, termasuk dalam aspek kejiwaan atau neurologis. Masih ada banyak sekali aplikasi lain yang berkembang pesat dan dapat memberikan data kontinu untuk memungkinkan dokter lebih proaktif dan cerdas bertindak, tentang program pencegahan, diagnosa virtual, dan terapi yang personal.

Kita sedang memasuki era baru bidang kesehatan yang mobile dan digital. Definisi konsultasi dokter, kunjungan medis atau visite dokter dengan demikian perlu juga dirumuskan ulang, sebab masyarakat saat ini menginginkan pilihan lain, selain konsultasi dan kunjungan dokter secara konvensional. Meskipun masih banyak dokter yang enggan (reluctant) untuk melakukan kunjungan medis virtual, tetapi sebuah perusahaan asuransi kesehatan yang besar di USA, telah berani menjamin pembiayaan untuk maksimal 20 juta kunjungan medis virtual menggunakan video, untuk semua nasabahnya sepanjang tahun 2016. Keengganan dokter sering terjadi karena terkait kesulitan dalam proses tagihan finansial.

Sebagai pasien, kunjungan virtual tentu lebih mudah, tetapi cukup banyak yang kawatir tentang rahasia kedokteran dan privasi sesuai standar HIPAA (Health Insurance Portability and Accountability Act). Kemajuan teknologi digital jauh lebih cepat daripada aspek hukum, pengaturan, atau pembayaran. Oleh sebab itu, sebaiknya para dokter juga perlu untuk mengadvokasi organisasi profesi, pemerintah, penjamin biaya pasien, dan kelompok lain untuk memulai penggunaan teknologi digital ini.

Pelayanan medis oleh dokter kepada pasien berbasis internet secara virtual, bahkan dalam aspek kuratif memang hal yang baru. Sudahkah para dokter siap?

Sekian

 

Yogyakarta, 5 April 2016

 

*) dokter spesialis anak, pengguna internet di Yogyakarta

Ikuti tulisan menarik FX Wikan Indrarto lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler