x

Iklan

Gusrowi AHN

Coach & Capacity Building Specialist
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Motivasi Diri dari Mati

Mati itu pasti. Namun, motivasi hidup tak pernah mati. Bahkan dari peristiwa kematian sekalipun. Cekidot.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Di saat provokasi “mati syahid” lewat jalan pintas menjadi teroris terus menghantui generasi muda di era ini, di pelosok kampung di Jawa Timur, 70-an warga desa selama 7 hari berturut-turut secara sukarela memanjatkan do’a dan ampunan untuk salah satu warganya yang meninggal dunia.

Tua dan muda menyatu dalam lantunan bacaan doa dan zikir, memanjatkan ampunan untuk almarhum/almarhumah. Prosesi yang berlangsung tidak lebih dari 2 jam setiap harinya ini ditutup dengan makan malam bersama secara sederhana.

Jika ‘teroris’ mendatangi kematian dengan memartirkan dirinya atas nama keyakinan agamanya, warga di desa saya menjadikan kematian sebegai media introspeksi diri, bersilaturahim, berbuat baik dan berbagi diantara sesama.

Mengapa hadir dalam kegiatan zikir dan doa selama 7 hari berturut-turut itu penting bagi mereka? Apakah lebih disebabkan perasaan ‘tidak nyaman” jika dianggap sebagai warga yang tidak peduli sesama? Karenanya, memunculkan rasa takut akan dikucilkan dan dipinggirkan dari lingkungan sosial mereka. Atau, secara tulus mereka menjalaninya karena termotivasi manfaat dan hikmah yang akan dirasakan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Terkait hikmah dari sebuah peristiwa kematian ini menarik. Selain sebagai pengingat, bahwa kita juga akan mati. Kita bisa menggunakannya sebagai momentum bersyukur, karena masih diberi kesempatan bisa beribadah, berbuat baik dan bermanfaat untuk orang lain dan sesama.

Menurut saya, dengan hadir selama 7 hari berturut-turut semakin menguatkan perasaan nyaman kita bersentuhan dengan perisitiwa kematian. Bahwa adanya kematian perlu disikapi secara sadar dan apa adanya. Kaget dan sedih itu reaksi manusiawi, namun tidak perlu berlebihan, dan jangan sampai membuat kita takut akan mati. Jika kematian pasti mendatangi semua manusia, mengapa kita harus takut mati bukan? Menakutinya dan menggegamnya dalam pikiran menjadikan kita pesimis menjalani hidup.

Kita bisa saja dengan jujur merenungkan apa sebenarnya yang membuat kita takut akan datangnya kematian. Dari hasil perenungan,  kita jadikan bahan introspeksi untuk memerbaiki diri, dan pemicu memikirkan apa yang bisa kita lakukan berikutnya. Jika kita bisa melakukan ini dengan baik, Insya Alloh kita bisa membingkai peristiwa kematian dengan lebih bijak dan penuh optimisme.

Saya bisa membayangkan, apa yang terjadi jika para warga tidak memiliki motivasi mendapatkan hikmah ini. Dan hanya karena takut tidak dianggap sebagai warga yang peduli tetangga yang sedang berduka. Hadir 7 hari berturut-turut pasti membutuhkan energi luar biasa untuk melangkahkan kaki mereka.

Wejangan pendiri Pondok Modern Gontor, KH. Imam Zarkasyi berikut ini bisa memotivasi kita untuk terus menjalani hidup: Orang Hidup, Tak Takut Mati; Takut Mati Jangan Hidup; Takut Hidup Mati Saja. #gusrowi

 

 

 

 

Ikuti tulisan menarik Gusrowi AHN lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terkini

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB