x

emoji baru. Metro.co.uk

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Waspadalah, Emoji Makin Menggodamu

Dunia bisnis semakin gencar memanfaatkan emoji untuk membujuk konsumen.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Orang menyukai gambar, ekspresi, humor, juga kadang-kadang keusilan, sebab itu banyak orang menyukai emoji. Sepanjang tahun 2015, seperti disebutkan Linda Kaye dkk. dalam tulisan mereka di Trends in Cognitive Sciences, lebih dari 6 juta emoji dikirim setiap hari oleh 90 persen populasi online dunia. Emogi Research Team juga menyebutkan dalam 2016 Emoji Report bahwa 2,3 triliun mobile message yang memasukkan emoji dikirim sepanjang tahun lalu.

Melihat angka-angka yang menggiurkan itu, kalangan bisnis tidak mau melepas peluang. Pertanyaan kepada diri sendiri yang dilakukan pebisnis kira-kira seperti ini: “Apa yang bisa saya lakukan pada emoji untuk mendongkrak kinerja bisnis saya?”

Dunia yang bergerak serba cepat memaksa pebisnis segera mengerahkan kapabilitas dan kapasitas mereka untuk mengeksplorasi potensi emoji. Maka, lahirlah kemudian emoji-emoji beraroma bisnis. Merek-merek terkenal, khususnya, mendesain emoji yang mengusung ikon-ikon bisnis mereka. Inilah cara baru dunia bisnis merayu konsumen untuk menyisihkan penghasilan demi memburu produk tertentu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Secara personal, orang-orang yang suka memakai emoji dalam percakapan maya mereka dianggap sebagai orang-orang yang trampil berkomunikasi. Manusia emoji dianggap komunikator yang lebih efektif ketimbang mereka yang hanya mengandalkan teks. Mengapa? Dalam keterbatasannya saat ini, emoji membantu kita menyampaikan suasana hati dengan menunggangkan emoji ke dalam teks. Berikutnya, pesan beremoji akan meresonansikan suasana emosional pada penerima pesan.

Sejak emoticon hadir, pengguna media sosial senang memakainya, terlebih ketika emoji lahir. Pesan berupa teks saja dianggap terlampau kering, dan emoji memperkaya—andaikan tidak lama lagi emoji bukan hanya berupa gambar diam, melainkan animasi. Pesan yang Anda terima, yang dilengkapi emoji animasi tersenyum, mungkin akan membuat Anda ikut tersenyum.

Dibandingkan percakapan, baik tatap muka langsung atau melalui video call, memang masih lebih kaya nuansa dibandingkan dengan pesan teks yang sudah dibubuhi emoji. Lewat percakapan tatap muka, kita dapat melihat apa yang terucap dan bagaimana ucapan itu diekspresikan—sembari cemberut, nada tinggi, atau dengan bahu terangkat. Bahasa nonverbal ini membantu kita memahami (mestinya dengan lebih baik) pesan yang disampaikan orang yang sedang berbicara dengan kita.

Emoji maunya seperti itu. Kita memakai emoji sebagai cara memperkuat ekspresi emosional. Gambar visual yang terlihat sederhana ini memang cukup membantu, meski bagi yang belum terbiasa akan bingung memilih gambar yang tepat. Ekspresi emosional melalui emoji memang tidak sedramatis ekspresi langsung melalui suara (yang mengandung unsur volume, pitch, intonasi, vibrasi, dsb) yang ditopang bermacam gerak anggota tubuh.

Betapapun, emoji semakin berkembang, semakin banyak pilihan gambar yang bisa disertakan dalam pesan. Termasuk, pesan-pesan dari para pemasar. Emoji, dalam bisnis, dianggap sebagai alat baru komunikasi pemasaran untuk membentuk kesadaran merek konsumen. Pesan mengenai produk dapat disampaikan dengan gaya menghibur, dan karena itu banyak orang mulai menyukai emoji-emoji berbau bisnis. Waspadalah! **

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler