x

Iklan

Andi Ansyori

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Wajar Jika Telegram Diblokir

Pembelokiran telegram

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kompas.com memberitakan bahwa Kementerian Komunikasi dan informasi sejak tanggal 14 juli  lalu secara resmi memblokir domain name system aplikasi telegram .Pembelokiran karena aplikasi perpesanan  instan buatan Rusia ini jadi sarana Kominikasi form teroris.  Ditebali  Presiden RI, Jokowi, bahwa Pemerintah menutup Telegram tiada lain karena belakangan ini telegram digunakan sebagai jalur komunikasi untuk hal hal berbau teroris.

“ Pemerintah mendeteksi ada ribuan aktivitas kumunikasi antar negara dalam aplikasi tersebut yang mengarah kepada aktivitas terorisme “ Ujar Jokowi ketika memberi  keterangan kepada Wartawan sesuasai memberikan kuliah umum pada pendidikan Politik Akademi Partai Nasdem di Jakrta ( 16/7/20)

Menurut Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo, Semuel Abrijani Pangerapan, pemblokiran terpaksa harus dilakukan karena banyak sekali saluran (channel) yang ada di layanan tersebut bermuatan negatif.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Banyak mengandung propaganda radikalisme, terorisme, paham kebencian, ajakan atau cara merakit bom, cara melakukan penyerangan, disturbing images, dan lain-lain yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan di Indonesia,” Ujar Samuel  di Jakarta.

Pada 2015, Masih menurut Samuel, kelompok teroris Daulah Islamiyah Irak dan al-Syam (ISIS) terendus memanfaatkan Telegram untuk menyebarkan propaganda mereka.” Ujar Samuel.

Ke sebelas DNS yang diblokir Kominfo yakni t.me, telegram.me, telegram.org, core.telegram.org, desktop.telegram.org, macos.telegram.org, web.telegram.org, venus.web.telegram.org, pluto.web.telegram.org, flora.web.telegram.org, dan flora-1.web.telegram.org.

Walaupun  Latar belakang penutupan Telegram  sudah di jelaskan Jokowi, bahwa bahwa tiada lain tujuan penutupan Telegram itu hanyalah untuk memotong lintas komunikasi aktivitas terkait Teroris, namun upaya  Jokowi untuk mencegah masuknya berbagai paham radikal  terlait Teroris ke Indonesia nampaknya tidaklah mudah.

Di masyarakat terjadi kontraversi . pro dan kontra . Ada beberapa elemen masyarakat yang antara lain yang dimotori oleh Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon malah menilai kebijakan Pemerintah menutup Telegram terlalu gegabah.Dengan diblokirnya Telegram menurut fadli Zon Indonesia sekarang saat ini sikapnya sama seperti negeri China memblokir seluruh aplikasi yang bukan milik pemerintah.

Bahwa teroris di Indonesia bukan ilusi, tapi nyata . Sebagai contoh Berita teranyar yang dikutip dari  BBC Indonesia, dengan Judul : Serangan teroris di Tuban: Enam pelaku tewas dalam 'kontak tembak' dengan polisi(8/4/2017)

Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Machfud Arifin mengungkapkan  Ada  enam orang terduga teroris yang  tewas dalam kontak tembak dengan aparat kepolisian di sekitar perkampungan Desa Suwalan, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. hal itu dalam keterangan pers di Mapolres Tuban, Sabtu (8/4/2017) malam.

Masih menurut Kapolda , Enam orang terduga teroris yang tewas dalam kontak tembak dengan aparat kepolisian di Kota Tuban, Jawa Timur, diduga terkait kelompok Jemaah Ansharut Daulah, JAD.

"Yang jelas, ada kaitannya teroris, kelompok Jemaah Ansharut Daulah, JAD," ungkap Machfud Amin, saat ditanya wartawan tentang kepastian kaitan enam terduga pelaku penyerangan tersebut dengan kelompok teroris.

Masih terkait dengan teroris, berita teranyar seperti

-         Ada 400 eks napi teroris di Indonesia

-         Ledakan Bom di bandung , seorang pelaku berhasil dilumpuhkan

-         Sel sel tertorisme di Indonesia , makin sulit dideteksi

-         15 orang terduga ledakan bom di Samarinda

-         Dan masih banyak lagi.

Maka penulis kurang sependapat dengan Legislator fadli Zon. Yang berkeberatan dengan penutupan aplikasi Telegram. Dengan hancurnya Negara ISIS di Jazirah Arab, maka tidak tertutup kemungkinan pentolan pentolan isis akan mencari lahan baru diluar jazirah arab. Salah satunya yang sudah terjadi adalah paham Isis yang terdapat di Filipina Selatan. Tentu saja Indonesia sebagai negara Islam terbesar didunia dan selaku pengekspor Jihadis ISIS kedua di Jazirah Arab, Indonesia tidak akan lepas dari incaran ISIS.   

Sebagaimana dideteksi pemerintah  bahwa kelompok teroris Daulah Islamiyah Irak dan al-Syam (ISIS) terendus memanfaatkan Telegram termasuk ke Indonesia , untuk menyebarkan propaganda mereka,  untuk menyebarluaskan pahamnya , mencari simpatisan dan merekrerut anggota baru ISIS  dengan cara memanfaatkan aplikasi Telegram.

Faktanya indonesia menempati peringkat kedua di dunia dalam daftar jumlah jihadis asing yang bergabung dalam kelompok Daulah Islamiyah Irak dan al-Syam (ISIS) yang ditangkap di Turki.

Peringkat pertama ditempati oleh Rusia, sementara posisi ketiga, keempat dan kelima, masing-masing diduduki Tajikistan, Irak dan Prancis.

Berdasarkan data resmi yang diungkap oleh Kementerian Dalam Negeri Turki, dari total 4.957 militan asing ISIS yang ditangkap di Turki, warga Rusia berjumlah 804 orang dan warga Indonesia mencapai 435 orang.

Maka sebelum nasi menjadi bubur ,maka benarlah   Pak Jokowi menutup aplikasi Telegram di Indonesia dalam rangka NKRI.

Kembali ke judul “ Wajar  Jika  Telegram di Blokir “

 

Sumber :

  1. Kompas.com
  2. BBC Indonesia
  3. Tanda seru.com

 

 

Ikuti tulisan menarik Andi Ansyori lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler