x

Pengunjung memotret damar kurung saat berlangsung Festival Damar Kurung di kampung Kebomas Gresik, Jawa Timur, 18 Juni 2016. Sebanyak 300 damar kurung (lampion tradisional Gresik) kreasi warga dipasang di jalanan kampung meramaikan festival tahunan y

Iklan

FPCB

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Pernyataan Sikap Forum Masyarakat Gresik Peduli Cagar Budaya

respon pernayataan sikap dari hasil rapat koordinasi dengan pemkab

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

PERNYATAAN SIKAP

(FORUM MASYARAKAT PEDULI CAGAR BUDAYA)

 

            Seperti diketahui bersama, bahwa pada hari kamis (20-07-17) pukul 13.00  telah terjadi Rapat Koordinasi Penataan Kawasan Alon-Alon Bernuansa Religi yang difasilitasi oleh Pemerinrahan Daerah Kabupaten Gresik di ruang rapat Graita Eka Praya (lantai 2) kantor Bupati Gresik.

            Sehubungan dengan Rapat Koordinasi tersebut, maka bisa kita sampaikan beberapa pandangan umum dari para kiyai dan tokoh masyarakat terkait dengan rencana pemerintahan daerah kabupaten Gresik untuk melakukan Revitalisasi Alun-alun. Diantaranya adalah:

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

  1. KH. Mansur Shodiq (MUI), yang menyampaikan pandangan umumnya kurang lebihnya sebagai berikut:
  • Bahwa alun-alun hanya akan menjadi kawasan dari Islamic Centre dan tidak dibangun Islamic Centre di Alun-alun.
  • Walaupun dengan adanya penataan di kawasan alun-alun tidak akan mengurangi Ruang Terbuka Hijau (RTH)
  • Yang harus ditata terlebih dahulu adalah PKL
  • Setelah melihat gambar yang baru, maka revitalisasi Alun-alun Banyak Manfaatnya.

 

  1. KH. Khusnan Ali (NU), yang menyampaikan pandangan umumnya kurang lebihnya sebagai berikut:
  • Program ini telah melewati tahapan-tahapan yang sesuai Hukum
  • Ketika fungsi alun-alun tidak berubah maka tidak ada masalah
  • Program ini sangat disayangkan kalau sampai berhenti, mengungat program ini sudah disetujui oleh DPRD yang notabene wakil rakyat
  • Ketika terjadi pro dan kontra seperti ini maka ada komunikasi yang kurang lancar antara Pemda dengan Masyarakatnya
  • Pertemuan ini agar sampai tuntas

 

  1. KH. Taufiqullah (Muhamadiyah), yang menyampaikan pandangan umumnya kurang lebihnya sebagai berikut:
  • Bahwa setiap kabupaten mempunyai Alun-alun
  • Dikarenakan Gresik banyak makam-makam aulia dan para wali maka revitalisasi alun-alun agar ditampilkan lebih baik karena menjadi jujukan (tujuan) tamu

 

  1. KH. Abdul Muis (LDII), yang menyampaikan pandangan umumnya kurang lebihnya sebagai berikut:
  • Revitalisasi alun-alun agar tidak menghilangkan Nilai-nilai Sejarah
  • Mengapresiasi Rencana Pemda Gresik untuk memanfaatkan kembali Sumur-sumur yang ada di alun-alun untuk kepentingan umum

 

  1. Ust. Zamzami (Masjid Jami’), yang menyampaikan pandangan umumnya kurang lebihnya sebagai berikut:
  2. Ust. Fathoni (Masjid Jami’), yang menyampaikan pandangan umumnya kurang lebihnya sebagai berikut:
  • Agar Alun-alun atau revitalisasi alun-alun tersebut bisa digeser agak ketimur, biar masjid jami’ lebih kelihatan
  • Walaupun secara fisik penataan alun-alun tersebut masjid tidak tergannggu, tapi bagaimana dampak yang ditimbulkan secara non fisik?
  • Agar Alun-alun tetap dipertahankan sesuai dengan bentuk aslinya
  • Masyarakat Gresik lebih butuh udara yang segar dari pada sebuah bangunan yang megah
  • Anggota Dewan agar melakukan revisi kembali terhadap revitalisasi alun-alun tersebut, dikarenakan alun-alun tersebut merupakan paru-paru kota Gresik
  • Secara detail berapa luas bangunan yang ditengah tersebut?
  • PKL segera mendapatkan relokasi tempat yang pasti
  • Agar ada Redesain dengan menghilangkan jembatan yang didalam dan menambah sumber-sumber Co2
  • Membentuk Tim Pemantau Khusus Revitalisasi alun-alun yang terdiri dari para ulama, budayawan, masjid dan Forum Masyarakat Gresik Peduli Cagar Budaya.
  • Walaupun secara fisik penataan alun-alun tersebut masjid tidak tergannggu, tapi bagaimana dampak yang ditimbulkan secara non fisik?
  • Agar Alun-alun tetap dipertahankan sesuai dengan bentuk aslinya
  • Masyarakat Gresik lebih butuh udara yang segar dari pada sebuah bangunan yang megah
  • Anggota Dewan agar melakukan revisi kembali terhadap revitalisasi alun-alun tersebut, dikarenakan alun-alun tersebut merupakan paru-paru kota Gresik
  • Secara detail berapa luas bangunan yang ditengah tersebut?
  • PKL segera mendapatkan relokasi tempat yang pasti
  • Agar ada Redesain dengan menghilangkan jembatan yang didalam dan menambah sumber-sumber Co2

Membentuk Tim Pemantau Khusus Revitalisasi alun-alun yang terdiri dari para ulama, budayawan, masjid dan Forum Masyarakat Gresik Peduli Cagar Budaya.

  1. KH. Nur Muhammad (Tokoh Masyarakat), yang menyampaikan pandangan umumnya kurang lebihnya sebagai berikut:
  • Gresik adalah kota wali dan kota santri harga mati
  • Penataan alun-alun sangat bagus namun demikian agar alun-alun tetap menjadi simbol kota Gresik
  • Sebelum dibangun agar PKL ditata terlebih dahulu

 

Dari beberapa pandangan umum para ulama dan tokoh masyarakat tersebut diatas maka sesungguhnya dapat disimpulkan bahwa:

  1. Secara mayoritas bahwa para alim ulama dan tokoh masyarakat sepakat adanya penataan alun-alun namun tidak kehilangan fungsinya sebagai alun-alun
  2. Secara mayoritas bahwa para alim ulama dan tokoh masyarakat sepakat adanya penataan alun-alun namun terlebih dahulu dilakukan redesain.
  3. Adanya penataan PKL terlebih dahulu
  4. Dibentuk Tim Pemantau Khusus Revitalisasi Alun-alun.

 

Namun demikian menurut kami Forum Koordinasi tersebut kita anggap tidak maximal dan tidak aspiratif dikarenakan cenderung untuk diarahkan pada penyepakatan revitalisasi alun-alun Gresik dan tidak adanya penandatanganan bersama (kesepakatan bersama/nota kesepahaman) atas hasil rapat koordinasi tersebut.

Oleh karena itu PERNYATAAN SIKAP BERSAMA kami dari Forum Masyarakat Peduli Cagar Budaya (FMPCB) atas Rapat Koordinasi Penataan Kawasan Alun-alun bernuansa Religi adalah sebagai berikut:

  1. Menyatakan tidak puas atas Rapat Koordinasi tersebut yang cenderung mengambang.
  2. Rapat koordinasi tersebut cenderung diarahkan pada pelaksanaan revitalisasi Alun-alun.
  3. Rapat Koordinasi tersebut tidak melibatkan elemen masyarakat non muslim, sementara diketahui bersama bahwa dikawasan alon-alon tersebut terdapat Gereja dan Klenteng.
  4. Tidak memberikan ruang yang penuh kepada lembaga-lembaga yang tergabung dalam Forum Masyarakat Peduli Cagar Budaya (FMPCB) untuk alun-alun Gresik.
  5. Moderator rapat koordinasi tersebut, dalam hal ini wakil bupati Gresik (Drs. H. Moch. Qosim, Msi). Cenderung otoriter dan tidak demokratis, dikarenakan beberapa perwakilan Lembaga yang ada tidak diberikan waktu untuk menyampaikan pandangan umumnya.
  6. Menuntut agar Pemerintahan Daerah Kabupaten Gresik dan Pihak DPRD Kabupaten Gresik membuat Nota Kesepakatan Bersama yang di tanda tangani oleh seluruh peserta rapat koordinasi, dengan beberapa point yang dihasilkan dalam rapat koordinasi tersebut, diantaranya adalah:
    1. Melakukan Redesain terlebih dahulu baru melaksanakan pembangunan, dikarenakan tidak rasional ketika Redesain dilakukan sambil melaksanakan pembangunan.
    2. Melakukan penataan PKL dalam alun-alun terlebih dahulu baru melaksanakan pembangunan, dikarenakan kondisi terahir PKL alun-alun dalam masih jualan sementara seluruh pagar alun-alun sudah ditutup oleh seng.
    3. Membentuk tim pemantau khusus revitalisasi alun-alun Gresik.

 

Demikian pernyataan sikap bersama dari Forum Masyarakat Peduli Cagar Budaya (FMPCB) untuk alun-alun Gresik.

Agar menjadi perhatian dan tanggapan serius dari pihak-pihak terkait, demi kepentingan bersama atas penataan kawasan alun-alun bernuansa religi.

 

 

Gresik, 21 Juli 2017

FORUM MASYARAKAT GRESIK PEDULI CAGAR BUDAYA

 

 

Ikuti tulisan menarik FPCB lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler