x

Iklan

mistertipr

PR Consultant & Pengurus BPP Perhumas
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Fintech Crowdlending TaniFund untuk Petani Indonesia

Fintech Crowdlending TaniFund membantu petani yang ingin mengembangkan usahanya

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pertanian merupakan salah satu sektor terpenting dalam menopang perekonomian Indonesia. Faktanya, berdasarkan data BPS kuartal IV-2016, sektor pertanian adalah penyumbang produk domestik bruto (PDB) terbesar kedua setelah sektor industri pengolahan, dengan kontribusi sebesar 13.54%. Sektor ini juga menyerap sebanyak 32% tenaga kerja di Indonesia. Namun meski demikian, pemerintah masih mengalami kendala dalam memajukan sektor ini, terutama dalam menyelesaikan permasalahan rantai distribusi yang terlalu panjang dan sulitnya mendapatkan permodalan.

Bulan Januari tahun 2016, startup e-commerce TaniHub diluncurkan untuk membantu kelompok tani yang kesulitan dalam menjual hasil panen, baik karena kurangnya akses penjualan maupun yang kesulitan menghadapi trading terms dari klien mereka. Misi utama TaniHub adalah memotong rantai distribusi sehingga disparitas harga antara petani dengan pembeli menjadi lebih kecil.

Seiring perjalanan, TaniHub menyadari bahwa untuk benar-benar membantu petani agar lepas dari tengkulak, diperlukan suatu inovasi keuangan yang dapat mendukung kebutuhan permodalan mereka. Sehingga pada Januari 2017 didirikan TaniFund sebagai sebuah sarana teknologi keuangan (FinTech) crowdlending untuk menghubungkan para petani yang membutuhkan permodalan dengan masyarakat umum atau lembaga keuangan yang ingin memberikan pinjaman.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam acara peluncuran TaniFund tanggal 18 Juli 2017 di XXI Club Djakarta Theater yang di hadiri oleh sekitar 160 undangan, Pamitra Wineka, Chairman & co-founder TaniFund, menjelaskan bahwa kini TaniFund sudah membiayai 12 program budidaya sejak bulan April 2017, dan berencana menambah 4 sampai 5 project baru setiap bulan. Pamitra menambahkan “Saat ini sudah ada program yang pembiayaannya bekerjasama dengan bank, yaitu dengan Bank Bukopin”. Direktur Pengembangan Bisnis & Teknologi Informasi Bukopin, Adhi Bramantya, yang turut hadir sebagai panelis menjelaskan bahwa Bukopin senantiasa berinovasi untuk mengikuti perkembangan dunia usaha digital dan sudah mulai bekerjasama dengan startup e-commerce dan fintech. Sebagai informasi, sebelumnya Bank Bukopin sudah bekerjasama dengan TaniHub untuk membiayai transaksi petani sehingga para petani sudah bisa mendapatkan pembayaran dalam 3 hari kerja.

Pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun memberikan respon positif dengan peluncuran TaniFund. “Kami menyambut baik segala inovasi baru di sektor keuangan, apalagi yang mendukung program inklusi keuangan pemerintah dan menyasar pada sektor produksi”, tutur Rahmat Waluyanto, Wakil Ketua Dewan Komissioner OJK disela-sela menyaksikan penyerahan surat tanda terdaftar sebagai penyelenggara layanan pinjam meminjam uang berbasis teknologi informasi oleh OJK kepada TaniFund. Surat ini juga menyatakan bahwa TaniFund sudah secara resmi terdaftar dan diawasi oleh OJK.

Sebenarnya, apa yang membedakan TaniFund dengan fintech pinjam meminjam lainnya? “Hal yang unik dari kami adalah kami hanya fokus pada bidang produksi seperti pertanian, perikanan, dan peternakan”, jawab Ivan Arie, CEO & co-founder TaniFund. Ivan menambahkan “Model pembiayaan kami pun dengan sistem bagi hasil sehingga baik pihak petani, pemodal dan TaniFund sendiri akan berusaha sebaik mungkin untuk mensukseskan setiap program yang dikerjakan”. Terkait management risiko, Ivan menjelaskan bahwa tim TaniFund sudah terlebih dahulu melakukan survei kelayakan usaha untuk setiap program yang akan digarap sebelum mempublikasikannya di website.  “Kami hanya bekerjasama dengan petani-petani terbaik dan berpengalaman”, tutur Ivan. Di acara yang sama, ada William Setiawan, CMO dan co-founder TaniFund sedang menjelaskan penggunaan aplikasi web TaniFund kepada para peserta yang tertarik belajar. “Kami sudah membuat aplikasi ini agar mudah digunakan oleh para pemodal, namun masih berpedoman pada regulasi KYC yang berlaku”, tutur William.

Sejak berdiri, TaniHub dan TaniFund sudah bekerjasama dengan lebih dari 1.300 petani di seluruh Indonesia. Dan dalam acara peluncuran TaniFund turut hadir 12 petani yang menjadi perwakilan dari masing-masing kelompok tani yang sudah dibiayai oleh TaniFund. Semuanya mengaku bahwa bekerjasama dengan TaniFund sangat mudah, cepat dan membantu meningkatkan kesejahteraan para petani anggota kelompoknya. Diharapkan agar misi TaniFund untuk bertumbuh bersama-sama dengan petani dan pemodal bisa terwujud, dan perekonomian pedesaan bisa maju sehingga pemuda pemudi desa tidak lagi perlu pergi ke kota untuk mencari pekerjaan.

Ikuti tulisan menarik mistertipr lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler