x

Seorang tunanetra sedang membawa Alquran Braille Digital yang didapat dari Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Oesman Sapta Odang alias Oso melalui Yayasan Syekh Ali Jaber di Balai Sudirman, Tebet, Jakarta Selatan, 4 Mei 2017. TEMPO/Rizki Putra

Iklan

cheta nilawaty

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Pengenal Uang dan Objek Untuk Tunanetra

recognizer dapat menyebutkan nominal uang dengan hanya mengarahkan ponsel ke arah uang yang ingin diketahui nominalnya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Salah satu hambatan Tunanetra dalam kehidupan sehari hari adalah mengindentifikasi nilai uang sebelum melakukan transaksi tunai. Semisal ketika harus membayar kendaraan umum atau bertransaksi di pasar tradisional yang tidak menyediakan metode pembayaran digital. Dulu, Tunanetra harus meminta pertolongan orang di sekitar untuk melihat nilai uangsebelum membayar. Tapi kini, sudah banyak piranti teknologi dan aplikasi di ponsel pintar yang membantu Tunanetra dalam mengindentifikasi uang atau benda benda di sekitarnya.

Pada era saya mengalami kebutaan, terdapat beberapa aplikasi pembantu pengidentifikasian benda yang sering digunakan teman teman Tunanetra. Bagi teman Tunanetra pengguna ponsel android, terdapat aplikasi bernama AMR atau Android Money Recognizer. AMR membantu Tunanetra mengetahui nominal terutama yang tertera di uang kertas. Pengguna ponsel cukup mengarahkan ponsel mereka ke arah uang yang ingin diketahui nominalnya, dan beberapa detik kemudian AMR akan menyebutkan nominal uang yang dimaksudkan.

“Cukup cari di Google Playstore dan diinstall saja, AMR bisa langsung digunakan,” ujar salah satu teman Tunanetra pengguna AMR, Fahri Rossa, saat mengobrol di Yayasan Mitra Netra.  Hasilnya, Fahri tidak memerlukan bantuan orang melihat ketika akan membayar pesan antar makanan dari sebuah gerai cepat saji.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Keunggulan AMR adalah pengoperasian aplikasi tersebut tidak memerlukan sambungan internet. “Tidak perlu penggunaan mobile data untuk mengoperasikan AMR,” ujar Fahri. Keunggulan inilah yang tidak didapat dalam aplikasi pengidentifikasi uang dan benda yang dimiliki ponsel berbasis IOS.

Tunanetra pengguna IOS biasanya menggunakan aplikasi bernama Taptapsee atau Looptell Recognizer untuk mengenali benda di sekitarnya. Namun penggunaan kedua aplikasi tersebut tidak semudah AMR. “Penggunaan Taptapsee dan Looptell harus tersambung dengan internet,” ujar Denny Yen Martin Rahman, Tunanetra pengguna Taptapsee.

Menurut Denny, penggunaan kedua aplikasi untuk IOS itu tidak sesederhana penggunaan AMR. Sebab, pengguna ponsel harus membidik objek yang ingin diidentifikasi dengan kamrea ponselnya.

“Saya biasanya menggunakan Taptapsee dengan menempelkan uang ke ponsel, kemudian saya tarik agak sedikit menjauh sejengkal, baru saya capture,” ujar Denny. Perlu sedikit usaha mempresisikan posisi ponsel dan uang untuk mendapatkan penggambaran yang tepat. Sedangkan AMR, ponsel cukup diarahkan ke objek yang ingin diidentifikasi, lalu aplikasi tersebut secara otomatis langsung mengenali objek.

Looptell Money Recognizer lebih menyulitkan lagi. Sebab, selain pengoperasiannya harus menggunakan internet, Looptell membutuhkan langkah penyimpanan gambar pada perpustakaan foto di ponsel. Uang yang dijadikan objek penggambaran juga harus difoto di bagian deepan dan belakang. Dengan begitu penggambara jumlah nominal uang  dapat dilakukan secara tepat.

Meski begitu, baik Taptapsee dan Looptell tidak hanya dapat menggambarkan uang. Kedua aplikasi pembantu itu juga membantu Tunanetra mengenali objek di sekitarnya dengan cukup baik. Kedua aplikasi dapat menggambarkan warna dan bentuk objek secara detil. Semisalnya, bila pengguna ponsel memotret sebuah celana, kedua aplikasi tersebut dapat mengenalinya dan bahkan menyebutkan jenis bahan celana yang ingin diidentifikasi.

Begitu pula dengan beberapa ekspresi wajah. Keduaaplikasi tersebutjuga dapat menggambarkan secara detil, dengan catatan, untuk ukuran orang tidak melihat. Bila ponsel diarahkan ke wajah seseorang atau sekelompok orang, kedua aplikasi bisa mengindentifikasi jumlah serta reaksi mayoritas yang dilakukan sekelompok orang tersebut.contohnya, setelah objek dipotret, ada kata kata yang muncul pada ponsel seperti, “Empat wajah tersenyum”. Meskipun bagi orang melihat, penggambaran kedua aplikasi sangat tidak sempurna,tapi bagi Tunanetra, penggambaran tersebut sudah cukup membantu.

Ikuti tulisan menarik cheta nilawaty lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terkini

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB