x

Ratusan anak yang berasal dari sepuluh Ruang Publik Terbuka Ramah Anak (RPTRA) Provinsi DKI Jakarta mengikuti lomba mewarnai dalam rangka memperingati Hari Anak Internasional, di Balai Agung, Balai Kota DKI Jakarta, 20 November 2016. Tempo/Destrianit

Iklan

Andi Ansyori

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Anak Miskin Meraih Mimpi di Bandar Lampung

hari anak nasional

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Anak  miskin meraih  mimpi  di Bandar Lampung

Hari anak Nasional  tahun ini jatuh pada hari minggu tanggal 23 Juli 2017 yang dipusatkan di kota Pakanbaru Riau . Sebagaimana disiarkan oleh berbagai media , Presden Jokowi dengan didampingi Ibu Negara Iriana Jokowi dan Istri Wakil Presiden Mufidah Jusuf Kalla, disambut meriah anak anak di Pakanbaru dengan memamerkan berbagai kesenian dan permainan daerah. Tak sebatas  itu, pada kesempatan tersebut,  pada saat  Presiden Jokowi menghampiri anak anak yang sedang melempar  permainan ular tangga, Jokowi langsung didaulat mereka  untuk ikut bermain ular tangga dan sekaligus diminta anak anak berphoto bersama.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut  tokoh anak Indonesia yang ketika itu mendampingi Jokowi, , Kak Seto, untuk memeriahkan  acara  peringatan Hari Anak Nasional Tahun ini, juga tak ketinggalan diisi dengan beberapa pertunjukan anak anak , mulai puisi, menyanyi dan drama singkat.

Sebenarnya peringatan hari anak tidak saja dilakukan oleh Indonesia. Peringatan hari anak hampir diselenggarakan di seluruh negara di penjuru dunia. Organisasi anak di bawah PBB sendiri yaitu UNICEF pertama kali menyelenggarakan peringatan hari anak sedunia pada bulan Oktober tahun 1953. Kemudian  pada Tanggal 14 Desember 1954, Majelis Umum PBB lewat sebuah resolusi mengumumkan satu hari tertentu dalam setahun sebagai hari anak se-dunia yaitu pada tanggal 20 November. Faktanya setiap Negara  merayakan Hari Anak pada tanggal yang berbeda-beda, namun bertujuan sama yaitu menghormati hak-hak anak di seluruh dunia. Sementara di Indonesia  sendiri, Hari Anak Nasional diperingati setiap 23 Juli setiap tahunnya  sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia (Presiden Soeharto) Nomor 44 Tahun 1984 tanggal 19 Juli 1984.  

Selanjutnya menebali Keputusan Presiden Republik Indonesia (Presiden Soeharto) Nomor 44 Tahun 1984 tanggal 19 Juli 1984.  Maka berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002  tentang Perlindungan Anak, yang isi antara lain melakukan upaya perlindungan dan mewujudkan kesejahteraan anak dengan memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-haknya dan perlakuan tanpa diskriminasi. Pemenuhan hak anak tersebut salah satu diantaranya  adalah  Hak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya

Program “ Biling”  Kota  Bandarlampung

Penulis teringat ucapan Walikota Bandar Lampung, Herman HN, ketika memperingati hari anak beberapa  tahun lalu, Beliau pernah berucap , bahwa peringatan hari anak nasional itu , tidak perlu seremonial yang berlebihan.  Utamanya bagaimana kita dapat memenuhi kebutuhan dasar sang anak. Terutama anak anak yang secara ekonomi orang tuanya kurang mampu. .

Berdasarkan pemikiran itulah, kemudian sejak  4 tahun lalu terbitlah kebijakan Walikota Bandar Lampung atau program Walikota Bandar Lampung yang terkenal dengan Program  “ Biling Sekolah “

Biling Sekolah  singkatan dari “ Bina lingkungan Sekolah “ adalah Kebijakan Walikota Bandarlampung dimana setiap anak  yang orang tuanya dinilai  kurang  mampu secara ekonomi (miskin), anaknya disebut sebagai anak Biling . Setiap anak Biling tersebut masuk sekolah yang dituju tanpa test. Lalu  untuk biaya pendidikan anaknya selama menempuh pendidikan dari tingkat SD hingga Tingkat  SMA sebagian dibantu melalui APBD  pemerintah Kota Bandarlampung, Dia dibebaskan dari SPP sekolah, dibantu baju seragam sekolah dan dibebaskan pula dari segala macam sumbangan yang ada di sekolah termasuk dibebaskan pula dari segala bentuk sumbangan Komite yang dibentuk di sekolah masing masing.

Namun Untuk menjadi dan disebut sebagai anak Biling sekolah tidaklah mudah. untuk itu Walikota Bandarlampung memberlakukan persyaratan yang cukup ketat.

Pada   mulai tahun ajaran  baru, disetiap Sekolah yang dituju calon anak biling tersebut diwajibkan  membentuk Team “ Biling Sekolah “ yang tugasnya memewancarai orang tua calon anak Biling. Lalu melakukan Survey tempat tinggal atau rumah orang tua calon anak biling tersebut,  termasuk mensurvey apa pekerjaan orang tuanya.

Pada umumnya calon anak Biling yang lolos dan diterima disekolah  dengan  sebutan sebagai “ anak Biling “ adalah benar benar yang orang tuanya secara ekonomi dinilai memang kurang mampu seperti contoh  anak Biling yang pekerjaan sehari hari  orang tuanya sebagai Tukang Cuci, Pembantu Rumah Tangga, Tukang sayur emperan, Tukang Becak, Tukang Ojek, Tukang Bubur keliling  dan disekitar perkerjaan yang tidak tetap lainnya.

Juga tak ketinggalan  yang turut disurvey Oleh Team Survey Sekolah adalah  rumah atau tempat tinggal  orang tua calon anak biling .  Walaupun orang tuanya pada waktu dilakukan wawancara mengaku secara ekonomi tidak mampu, namun bila orang tua calon anak Biling  itu diketahui memiliki rumah beton dan mobil , maka  calon anak Biling seperti itu tentu saja tidak akan lolos.

Kebanyakan yang lolos sebagai  calon anak biling yang diterima  di sekolah sekolah tertentu di Kota Bandarlampung , biasanya disamping pekerjaan orang tuanya seperti yang diuraikan tersebut diatas rumahnya juga atau tempat yang ditinggalinya  masih terbuat dari Gribik atau menyewa rumah orang lain

Problematika anak Biling

Menjadi anak Biling banyak suka dukanya.

Calon anak Biling tidak bisa memilih sekolah sesuka hatinya. Pilihan sekolah hanya satu.  Calon anak Biling hanya bisa masuk Sekolah dalam Rayon sekolah ditempat tinggalnya tanpa test, diluar  itu maka ketentuan Biling baginya tidak berlaku lagi.

Persoalan menjadi pelik  manakalah si Calon Anak Biling ini masuk rayon sekolah seperti SMP Negeri  2  dan SMA Negeri  2 Kota Bandarlampung. Kedua sekolah tersebut termasuk sekolah pavorit di Bandarlampung. Dan sehari harinya dikedua sekolah itu dikenal sebagai tempat sekolah para anak pejabat dan anak orang berpunya di Kota Bandarlampung.

Kita ambil contoh SMP Negeri 2  Bandarlampung. Menurut salah seorang guru yang kita sebut saja bernama Amin , Sebagian besar  anak  Biling yang masuk ke SMP Negeri 2 pada mulanya banyak yang mengeluh dan “ keteteran” mengimbangi tingkat kecerdasan dan kepintaran murid murid sekolah SMP Negeri 2 yang masuk melalui jalur umum dan melalui Test.

Mereka yang masuk melalui jalur umum adalah sebagian besar murid murid yang orang tuanya sehari harinya kebanyakan dikenal  sebagai  pejabat atau  orang yang berpunya di Kota Bandarlampung. Pada umumnya murid murid yang masuk melalui jalur umum itu, disamping sebelumnya memang berasal  dari sekolah sekolah yang bagus,  juga mereka telah banyak mengikuti pendidikan diluar sekolah seperti berbagai kursus ekstra kulikuler. 

Tentu saja para murid yang berasal dari Biling ini , bila mereka tidak belajar sungguh sungguh dapat dipastikan akan tertinggal dari kawan kawannya dan memang sebagian anak biling ini pada akhir tahun ajaran banyak juga yang tinggal kelas. Sebaliknya tidak sedikit juga mantan anak Biling itu, yang sukses dan  kini sudah menjadi mahasiswa di beberapa perguruan tinggi di Bandar Lampung.

Menurut pengakuan kita sebut saja namanya “Halim.”  . Dia juga mantan penerima fasilitas Biling. Dia menerima Fasilitas Biling setelah dia duduk di kelas satu SMA. Menurut pengakuan Halim ,  setahun yang lalu dia sudah dilantik sebagai  salah seorang bintara kepolisian di Kota Bandarlampung.  Masih menurut Halim sebagian gajinya yang diterima setiap bulannya , memang ada yang sengaja dia sisihkan  dan disumbangkan untuk membantu biaya pendididikan anak anak yang secara ekonomi memang kurang mampu.

Lain lagi ceriteranya,  kita sebut saja namanya  “ Bondan  “ mantan anak Biling yang kini sudah menyandang predikat Mahasiswa di perguruan Tinggi Negeri Kota Bandarlampung, bahwa dia mendapat fasilitas Biling saat dia sudah menduduki kelas dua salah satu SMA di Kota Bandarlampung. Bondan  bermimpi jika dia lulus nanti , dia juga bercita cita ingin jadi pejabat atau Walikota , sehingga dapat pula membantu dana pendidikan anak anak  yang tidak punya seperti dirinya . Atau setidak tidaknya masih menurut Bondan, Bondan bermimpi apabila di ridhoi Tuhan , kelak dia bercita cita  akan membuat yayasan yang menyantuni anak anak sekolah yang  secara ekonomi orang tuanya  kurang mampu . Bondan menuruturkan dulu  sebelum menerima Biling , karena ketiadaan dia hampir saja putus sekolah di ketika dia masih tingkat sekolah  lanjutan atas.

Dari uraian tersebut alangkah indahnya jika peringatan Hari Anak Nasional itu disamping diperingati secara serimonial, juga Peringatan Hari Anak nasional itu, diimplementasikan pada kegiatan yang nyata sehingga dapat mencapai tujuan di diselenggrakannya Hari Anak Nasional itu sendiri yaitu melindungi anak dan memenuhi kebutuhan dasar anak termasuk memenuhi dana pendidikan anak anak yang secara ekonomi yang orang tunya  kurang mampu , namun anaknya antusias untuk belajar.

Seperti yang terjadi dengan Bondan dan Bondan Bondan lainnya ,  dari seorang anak yang secara ekonomi orang tuanya kurang mampu. Berkat bantuan dana biling  dari Walikota Bandar Lampung, berkat kegigihannya,   , kini Bondan telah menyandang predikat mahasiswa sekaligus meraih mimpi dan harapan masa depan.

Kembali ke judul :

Anak  miskin meraih  mimpi  di Bandar Lampung

 

 

 

Sumber : 1. Detik News

                  2. Wikipidia

 

 

Ikuti tulisan menarik Andi Ansyori lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler