x

Iklan

Syarifuddin Abdullah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Kurdi dan Kurdistan: Mewarisi dan Mewariskan Semangat Juang

Kurdi adalah salah satu suku bangsa di muka bumi, yang boleh dibilang memiliki semua syarat untuk menjadi bangsa yang punya wilayah tersendiri.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kurdi adalah salah satu suku bangsa di muka bumi, yang boleh dibilang memiliki semua syarat untuk menjadi bangsa yang punya wilayah negara. Mereka merawat garis silsilah keturunan, bahasa tutur, abjad tulisan sendiri, pakaian tradisional, kesenian dan kebudayaan, bahkan menu makanan yang khas, dan tentu saja sejarah yang panjang dan umumnya pahit, sejak dulu sampai kini, dan masih berharap-harap cemas apakah akan berakhir dalam waktu dekat.

Populasinya tersebar di wilayah pegunungan empat negara: Turki, Iran, Irak dan Suriah. Dan hingga kini, tak satupun dari empat negara itu yang berniat memberikan hak otonomi sekalipun. Kecuali dalam kasus Irak, itupun akibat lanjutan dari Invasi Amerika ke Irak tahun 2003, yang akhirnya memunculkan Kurdistan Regional Government (KGR).

KGR, dengan begitu, telah menjadikan warga Kurdi di Irak maju beberapa langkah dibanding warga Kurdi di Iran, Turki dan Suriah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bahkan KGR di Irak, meski tidak mendapatkan restu penuh dari Baghdad, telah mengagendakan pelaksanaan Referandum pada 25 September 2017. Dan tampaknya semua warga Kurdi di Irak tak sabar menantinya.

Dan sejauh ini, KGR telah mampu mengeksiskan  Kurdistan di wilayah Irak, yang dalam tradisi Kurdi disebut Rozh Halat atau Kurdisan Timur, yang juga mencakup Kurdi Iran.

Dan bisa diprediksi, hasil referandum itu akan menjdi preseden bagi warga Kurdi di Turki, Iran dan Suriah.

Sejak terlibat dan dianggap sukses memerangi dan memukul mundur kombatan ISIS di wilayah Suriah utara bagian timur, beberapa kelompok Kurdi di Suriah telah menginisiasi pembentukan pemerintahan Otonomi Suriah yang disebut Pemerintahan Rojava Kurdistan, yang bermarkas di Amuoda, sebagai ibukota (Catatan: secara bahasa, kata rojava berarti tempat matahari terbenam atau barat. Karena itu, Rojava Kurdistan merujuk ke wilayah Kurdistan Barat: Suriah dan Turki). Tapi Rojava Kurdistan masih berada pada tahapan awal, dan masih sulit memprediksi kelanjutan dan masa depannya.

Pada ranah kebudayaan, secara tradisional, warga Kurdi di Irak dan Suriah tetap tak mau disebut orang Arab, meski fasih berbahasa Arab. Warga Kurdi di Turki pun tak ingin disebut orang Turki walaupun fasih berbahasa Turki. Begitu juga warga Kurdi di Iran enggan disebut orang Iran, meski fasih berbahasa Persia.

Dari segi sejarah, memang sulit menemukan "padanan historis" dengan warga Kurdi. Tapi secara kebudayaan, orang Kurdi mirip orang Yahudi, dalam artian warga Kurdi akan tetap membawa ciri khas Kurdinya di negara manapun berdomisili.

Dan dari sekian variabel historis itu, satu yang paling menonjol adalah setiap warga Kurdi, di manapun dan kapanpun mereka hidup, akan berusaha mewarisi semangat kekurdian dari generasi sebelumnya, dan sekaligus mewariskannya kepada generasi berikutnya.

Proses mewarisi dan mewariskan semangat itu berlangsung melalui berbagai cara, terutama dengan cerita berulang-ulang tentang sejumlah kasus fenomenal, seperti pembantaian sekitar 5.000 warga Kurdi dengan senjata kimia oleh Rezim Saddam Hussein pada 1988. Atau tentang keagungan kisah heroik Salahuddin Al-Ayyubi (1137-1193M), asal Kurdi kelahiran Tikrit Irak, dalam memimpin pasukan Islam dalam berhadapan pasukan salibis di akhir abad ke-12 masehi.

Dan upaya mewarisi dan mewariskan semangat perjuangan warga Kurdi untuk mendapatkan wilayah pemerintahan tersendiri, melalui kemerdekaan atau otonomi, masih sangat terjal dan sebab itu masih akan terus berlanjut.

Syarifuddin Abdullah | Erbil Irak, 30 Juli 2017 / 06 Dzul-qa'dah 1438H

Ikuti tulisan menarik Syarifuddin Abdullah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler