x

Iklan

Hossy Juntak

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Saudara, Satu Udara

Lalu, kenapa masih ada di antara kita yang merasa bukan sebagai saudara dengan yang satu dan yang lainnya hanya karena perbedaan suku, ras dan agama?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Saudara, Satu Udara

Seorang pemuka agama dalam khotbahnya menungkapkan, “Konon, kata saudara itu berasal dari kata satu udara. Percayakah bapak ibu? tanya si pemuka agama di depan jemaahnya.

Aku percaya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam kamus bahasa Indonesia. Kata saudara memiliki banyak arti. Tak hanya orang yang bertalian darah saja. Kawan; teman adalah saudara.

Tahukah engkau,

di buku-buku pelajaran sekolah tentang pidato-pidato yang mengobarkan semangat persatuan itu, dimulai dari kata saudara.

“Saudara-saudara sebangsa setanah air…”

“Saudara-saudara seperjuangan…”

“Saudara-saudara yang saya cintai…”

Bahkan pemimpin pertama negara Republik Indonesia Sukarno pun menyebut masyarakat yang mendengar dan menyaksikan pidatonya dengan kata saudara. Seolah tak ada jarak status antara dirinya sebagai pemimpin dengan masyarakat di depannya. Bahwa semuanya sama, orang Indonesia.

Saudara, satu udara.

Kita hidup di di tanah dengan bangsa di dalamnya yang meyakini bahwa Indonesia adalah tanah tumpah darah. Tumpah darah menjaga Indonesia dari serangan penjajah.

Lalu, kenapa masih ada di antara kita yang merasa bukan sebagai saudara dengan yang satu dan yang lainnya hanya karena perbedaan suku, ras dan agama?

Saudaraku, kau bisa mengatakan aku murtad, kafir, tak beragama

Tapi, tahukah engkau, bahwa aku pun ciptaan Tuhanmu. Yang diciptakanNya dengan tujuan.

Aku percaya hanya ada satu pencipta makhluk hidup. Sama seperti saudara meyakini hanya ada satu Tuhan.

Kalau saudara menganggap aku sebagai kelompok atau individu yang berbahaya, lalu aku ini ciptaan Tuhan yang mana?

Siapa yang menciptakan udara? Tuhan yang Mahakuasa.

Tuhan yang kau imani, Ilahi yang ku yakini.

Aku tidak pernah meminta dan tak akan bisa meminta dilahirkan sebagai suku x, agama y dan di lokasi z.

Kalau suku dan agama yang aku yakini mengganggu ibadah atau keyakinanmu atau tradisimu, aku pasti memilih untuk tidak dihadirkan ke dunia.

Tak ada alasan untuk merenggangkan tali persaudaraan di antara kita.

Mengeratkan persatuan adalah kewajiban.

Karena Indonesia milik bersama.

Dirgahayu Indonesiaku!

Dirgahayu saudaraku!

 

 

 

 

 

 

 

 

Ikuti tulisan menarik Hossy Juntak lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler