x

Sejumlah aktivis dari komunitas Forum Peduli Supermonde memasukkan terumbu karang buatan berupa kapal fiber ke laut, di kawasan pantai Pulau Kodingareng Keke, Makassar,Kemarin. Aktivis lingkungan dan mahasisiwa yang tergabung dalam Forum Peduli Supe

Iklan

Venisa Yosephi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Teknologi Barrier-Wave Sensor di Indonesia

Sistem Deteksi Multifungsi Untuk Mencegah Illegal Fishing

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Indonesia merupakan negara kepualauan terbesar di dunia dengan posisi geografis kepulauan yang sangat strategis karena merupakan pusat lalu lintas maritim antar benua. Indonesia memiliki estetika lingkungan yang sulit ditandingi oleh negara kepulauan lain, seperti gugusan pulau yang indah dan kekayaan keanekaragaman sumberdaya hayati lautnya. Berdasarkan data Bappenas pada tahun 2014, Luas perairan indonesia sebesar 5.8 juta km2 dengan garis pantai terpanjang didunia sebesar 81.000 km dan gugusan pulau-pulau sebayak 17.508 pulau. Sebagai negara dengan wilayah perairan hanpir 2/3 dari wilayahnya sendiri serta terletak yang sangat strategis, tentu saja indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, terutama sumber daya laut seperti ikan, terumbu karang, maupun biota laut lainnya. Sumber daya laut yang melimpah seharusnya memberikan kontribusi terhadap perekonomian indonesia. Dalam skala nasional, pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan diharapkan dapat dikelola secara berkelanjutan serta mampu mensejahterakan masyarakat setempat. Di tingkat global, isu-isu perubahan iklim global (climate change), pengelolaan berbasis ecoregion (misalnya : coral triangle), dan konservasi lingkungan mendapat perhatian yang sangat penting.

 Namun, besarnya potensi kekayaan laut indonesia justru menuai berbagam macam masalah seperti masalah batas negara brupa sengketa yang terjadi antara Indonesia dengan Tiongkok yang disebabkan karena kurang tegasnya indonesia dalam mengatur batas lalu lintas kapal asing. Hal tersebut menyebabkan meningkatnya kasus illegal fishing (pencurian ikan) yang dilakukan oleh negara asing seperti Tiongkok, Vietnam, Malaysia dan sebagainya. Dengan demikian, sumber daya laut yang harusnya memiliki kontribusi lebih dalam bidang ekonomi Indonesia justru tidak memberikan kontribusi yang lebih, bahkan membuat indonesia menjadi rugi. Kegiatan illegal fishing yang dilakukan oleh berbagai negara disebabkan oleh beberapa hal, seperti tidak seimbangnya antara kebutuhan ikan dunia dengan pasokan ikan yang ada, pasokan ikan di negara lain sudah mulai habis, sedangkan pasokan ikan di indonesia sangat berlimpah, dan lemahnya kemampuan indonesia dalam melakukan pengawasan dan keamanan di sekitar wilayah laut indonesia. Terdapat tiga wilayah perairan Indonesia yang rawan akan kegiatan illegal fishing, diantaranya yaitu laut Arafura, laut Natuna Utara, dan laut Sulawesi Utara. Jika dibiarkan terus menerus, maka Indonesia akan mengalami kondisi overfishing (penangkapan ikan yang berlebihan) yang dapat merugikan baik bagi nelayan maupun Indonesia sendiri.

Peningkatan pengawasan serta penjagaan wilayah Indonesia khususnya wilayah perairan untuk mencegah terjadi kasus illegal fishing dapat dilakukan dengan memasangkan sensor disepanjang laut indonesia, dengan memprioritaskan laut-laut yang rawan akan kegiatan illegal fishing, seperti Laut Natuna Utara, Laut Arafura dan Laut Sulawesi Utara. Sensor yang digunakan merupakan sensor tanpa kabel (Wireless Sensor Network) yang berbasis sistem Greedy-Shared-Sensor. Sensor ini akan mendeteksi adanya benda bergerak yang terdapat pada radius deteksi menggunakan titik sensor (Sensor Nodes). Sensor ini selanjutnya akan diapungkan pada daerah yang dianggap rawan terjadinya illegal fishing menggunakan pelampung dan tali penyambung yang ditanamkan didasar laut. Sensor akan diapungkan secara menyebar yang selanjutnya akan dihubungkan tanpa kabel menggunakan hub, sehingga membentuk pembatas wilayah perairan indonesia pada daerah yang dituju atau Region of Interest (ROI) . Hub berfungsi sebagai penerima sinyal awal adanya objek yang bergerak mendekati titik sensor (Sensor Nodes).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hub yang telah menerima pulsa selanjutnya akan menampilkan informasi melalui sistem jaringan internet dengan sistem Advance Encryption Standard (AES) yang telah terjamin kemanaan dan kerahasiaannya. Informasi yang dikirimkan selanjutnya akan diterima oleh user dengan interface tampilan informasi pada layar komputer pusat yang terdapat pada pos pengawasan di daerah sekitar garis pantai ROI. Selanjutnya untuk mendeteksi adanya kapal yang lewat baik kapal asing maupun kapal indonesia dapat dilakukan dengan mengkombinasikan antara sensor dengan sistem VMS (Vessel Monitoring System) yang telah diterapkan di Indonesia untuk mengetahui data diri, kewarganegaraan, jenis kapal, dan posisi kapal dalam ROI. Setelah informasi berhasil didapatkan oleh petugas pada pos pengawas, selanjutnya polisi air akan menuju lokasi yang tertera dalam informasi untuk mengamankan apabila kapal yang terdeteksi oleh sensor merupakan kapal asing yang selanjutnya akan dilakukan proses tindak lanjut sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sistem ini dirancang sebaik dan semaksimal mungkin untuk mengurangi jumlah sensor nodes, sehingga dapat mengurangi harga yang digunakan dalam sistem.  

Di sisi lain, Indonesia diprediksi akan memasuki masa krisis energi yang disebabkan karena menurunnya cadangan minyak bumi dan semakin murahnya harga minyak mentah. Di satu sisi, Indonesia yang terletak pada wilayah garis khatulistiwa yang dianugerahi oleh cuaca yang mendukung seperti angin yang kencang dan ombak yang tinggi. Indonesia memiliki rata-rata gelombang pada Laut Selatan Indonesia mencapai 3 meter. Tingginya ombak laut dapat dimanfaatkan menjadi pembangkit listrik bertenaga mekanis dari pergerakan gelombang. Pembangkit listrik tenaga gelombang berpotensi menjadi alternatif pengganti pembangkit listrik berbahan bakar fosil karena lebih ramah lingkungan dan tidak membawa pengaruh signifikan pada kehidupan biota laut sehingga cocok untuk diaplikasikan di Indonesia.

Salah satu sistem pembangkit listrik tenaga ombak yaitu sistem pembangkit listrik cantilever piezoelektrik. Piezoelektrik merupakan fenomena terjadinya muatan listrik ketika sebuah gaya mengenai permukaan bahan, sehingga piezoelektrik dapat dimanfaatkan menjadi pembangkit listrik. Sistem pembangkit listrik piezoelektrik berbasis tenaga ombak memanfaatkan guncangan dari ombak yang akan memberikan tekanan pada plat piezoelektrik yang semakin diperkuat menggunakan cantilever kecil yang dipasang di dalam sistem. Adanya cantilever dapat memperbesar tekanan yang diterima oleh piezoelektrik karena gaya dorong yang ditimbulkan dari adanya masa beban pada pegas akan meningkatkan gaya aksi-reaksi dari pegas dengan cantilever. Sistem pembangkit listrik ini dapat menghasilkan listrik sebesar 103 W atau 1500 mJ dalam periode waktu gelombang sekitar 10 detik dan ampliitudo gelombang 1,3 meter. Apabila pembangkit listrik bertenaga piezoeletrik diterapkan di Indonesia, maka masalah krisis energi dapat terpecahkan dan Indonesia dapat mengatasi deficit energi listrik.

Ikuti tulisan menarik Venisa Yosephi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler