x

Iklan

Imron Supriyadi

Jurnalis www.kabarsumatera.com
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Solidaritas Standar Sepeda Motor

Standar sepeda motor ini, bentuknya kecil. Tempatnya di bagian paling bawah.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Standar sepeda motor ini, bentuknya kecil. Tempatnya di bagian paling bawah. Letaknya agak tinggi sedikit dari posisi separo bulatan ban yang menyentuh tanah. Jenisnya ada dua, satu standar satu kaki dan satunya lagi dengan dua kaki. Standar ini kalau dilihat dari bentuknya tidak lebih indah dari bagian lain.

Bahkan diantara bagian yang paling sial adalah standar sepeda motor. Posisinya selalu dipancal dengan kaki. Sesekali bisa saja diinjak kalau kebetulan kita sedang ingin menyandarkan sepeda motor dengan doubel standar. Jarang kita lihat, standar sepeda motor disentuh dengan tangan saat kita ingin menyandarkan kendaraan. Begitulah nasib standar sepeda motor. Perlakuannya selalu lebih rendah dari yang lain.

Tetapi, benda kecil ini, meski posisinya selalu direndahkan oleh struktur anatomi kendaraan, standar sepeda motor memiliki peran yang tidak kecil. Penggunaannya tidak sesederhana bentuk dan letaknya yang berada di bagian paling bawah. Justeru sebaliknya, standar sepeda motor punya peran penting dibanding onderdil yang lain, meski sepeda motor itu rusak sekalipun. Saya juga tidak bisa bayangkan, jika dealer pembuat sepeda motor tidak memasang standar, mungkin kita akan banyak meluangkan waktu untuk sekedar menjaga sepeda motor kita untuk tetap berdiri sepanjang siang dan malam.

Standar sepeda motor, meski bendanya kecil, tetapi jika benda yang satu ini tidak dipedulikan, suatu ketika bisa membuat kita celaka. Biloa kita sedang mengendarai sepeda motor, lalu kita biarkan standar itu dengan tidak melipatnya ke dalam, maka kita telah membuka diri untuk terjatuh dan tergelincir dari atas sepeda motor.

Oleh sebab itu, setiap kali ada seseorang yang berteriak dan menegur kita ; Mas, standarnya! Atau, awas standar! Kita dengan kesadaran yang cepat, kemudian melipat standar sepeda motor, tanpa ada perasaan kesal, dendam dan perasaan kebencian dalam hati. Malah sebaliknya, dalam hati kecil kita mengucap terima kasih atas teguran yang disampaikan oleh oang lain.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kalau semua penghuni bangsa ini mau belajar dari kesadaran standar sepeda motor, sadar posisi, sadar fungsi, sadar struktural, sadar tanggungjawab dan tugas seperti peran dan fungsi standar sepeda motor, bangsa ini akan menjadi satu kendaraan yang nyaman, aman dan tenteram.

Kalau semua penghuni bangsa ini bersedia merendahkan diri dari sebagian keangkuhannya, untuk kemudian bersedia melipat standar egoismenya, sebagaimana kesadaran kita melipat standar sepeda motor, maka bangsa ini tidak mesti ada pertengkaran dan permusuhan. Tidak mesti ada dendam berkepanjangan. Tidak mesti ada adu kekuatan wewenang.

Dengan belajar dari kesadaran melipat standar sepeda motor, kita sebenarnya bisa membangkitkan kesadaran untuk saling menegur, kesadaran untuk tidak ingin melihat orang lain celaka, kesadaran untuk membuka diri dengan kritik, kesadaran untuk memperbaiki diri saat mendapat peringatan dari orang lain, kesadaran untuk saling menyelamatkan, agar orang lain tidak tergelincir dan jatuh, akibat lupa melipat standar.

Kalau standar sepeda motor saja, bisa memerankan diri dalam fungsi sosial dan tanggungjawabnya, mengapa sebagian kita memilih untuk membuang kesadaran kemanusiaan kita, yang sebenarnya kita juga tidak lebih berharga dari standar sepeda motor.

By : imron supriyadi

Jl.Swadaya - Palembang, 8 Okt 2009

Foto : Google Image 

Ikuti tulisan menarik Imron Supriyadi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler