x

Iklan

Syarifuddin Abdullah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Sederet Anekdot tentang Usia Lanjut

Lalu seorang dokter memberikan resep untuk mengurangi berat badannya, setelah garis tengah perutnya lebih panjang daripada tinggi badannya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Hari ini saya ingin berbagi cerita dan anekdot tentang lelaki dan wanita yang sudah berusia lanjut, dengan maksud berbagi nasehat yang baik.

Seorang lelaki usia lanjut menikahi seorang gadis berusia 20-an tahun. Lalu seorang sahabatnya bercanda sambil bertanya, “Hei jelek, bagaimana kau meyakinkan gadis 20-an itu untuk mau menikah denganmu?”. Lelaki tua itu tersenyum dan berkata, “Saya bilang ke dia, saya sudah berusia 90-an tahun. Dan setiap berbicara dengannya, saya mengawalinya dengan ungkapan seperti ini: ‘ketika saya masih seusia dengan denganmu’, atau ‘ketika saya masih muda’.”

Seorang wanita usia lanjut bertanya kepada tetangganya, “Apakah wajahnya menunjukkan usianya yang sesungguhnya?” Tetangganya menjawab: “Saya tidak bisa membaca wajah ibu. Muka ibu sudah terlalu banyak kerutannya”.

Seorang lelaki memiliki gudang pakaian model jadul, sambil berharap, modenya kembali ngetrend, agar dia bisa mengenakannya lagi. Lalu saya mendengarnya menggerutu: “Pertambahan usianya telah mengakibatkan dua lengan istrinya menjadi pendek. Sebelumnya, istrinya bisa memeluk dirinya dengan kedua lengannya, tapi sekarang istrinya tidak bisa lagi melakukan itu.” Tentu kerena si pria usia lanjut lupa bahwa obesitas (perut buncitnya) telah membuat tubuhnya menyerupai bentuk bundar, padahal sebelumnya tubuhnya terlihat tinggi ramping.

Salah satu tanda orang sudah berusia lanjut, bila sebagian besar nomor kontak di handphone-nya adalah nomor darurat dokter jaga, atau nomor telepon rumah sakit. Dan berdasarkan pantauan saya, kalau para usia lanjut berkumpul, pria ataupun wanita, pembicaraan mereka biasanya tentang operasi terakhir yang mereka alami masing-masing.

Rumah sakit membuat saya berpikir bahwa kedokteran modern telah membuat wanita usia lanjut masih bisa hamil dan melahirkan. Namun kedokteran modern tidak mampu memperbaiki atau mengobati memori (ingatan) wanita tua tentang di mana dia meninggalkan bayinya.

Seorang lelaki tua berkata, dia dan istrinya menikah pada usia yang sama. Ketika mencapai usia 50 tahun, kedua merayakan ulang tahun pernikahan mereka. Si pria mengambil cuti satu hari dari tempat kerjanya, dan istrinya memotong 10 tahun dari usianya yang sebenarnya.

Seorang wanita usia lanjut mengirim surat ke rubrik “perkenalan” di sebuah majalah publik, dengan menulis “Saya ingin menikah dengan lelaki yang seusia denganku”. Lalu seorang pembaca berkomentar, “lelaki yang seusia dengan ibu sudah pada meninggal”.

Seorang pria lanjut mengalami kegemukan ekstrem, sampai-sampai dia tidak bisa lagi melihat kakinya sendiri. Lalu seorang dokter memberikan resep untuk mengurangi berat badannya, setelah garis tengah perutnya lebih panjang daripada tinggi badannya.

Seorang tetangga pria berusia lanjut tidak menggunakan kedua tangannya saat berkelahi, tapi dia menggunakan kedua kakinya: maksudnya lari terbirit-birit.

Seorang wanita tua mengetahui bahwa ternyata suaminya yang juga berusia lanjut tidak memahami lagi makna kata-kata tertentu seperti takut, kalah dan gagal. Lalu si istri membelikannya kamus.

Lelaki berusia lanjut biasanya banyak mengeluh, dan lelaku tua tetangga kami berkata, “Kereta berhenti di stasiun, bus berhenti di terminal. Tapi saat dia pergi ke tempat kerjanya, dia tidak berhenti di stasiun, tetapi dia justru berhenti di kantornya”.

Seorang lelaki tua yang pernah aktif sebagai politisi, mengenang masa lalunya bersama teman-teman politisinya yang seusia dengannya, dan mengklaim bahwa ketika masih aktif sebagai politisi, dirinya tidak pernah mencuri atau memanfaatkan posisi politisnya. Lalu seorang pendengar berkomentar: “Politisi yang memiliki integritas sudah punah bersama dinasour, Pak”.

Lalu lelaki tua yang pernah aktif sebagai politisi itu berkata, “Saat masih kecil, kalau melakukan kesalahan dia langsung mengakui dan meminta maaf. Dan ketika sudah dewasa dan menikah, dia justru mengaku salah kenapa dia menikah”. Tapi sekarang dia tidak pernah lagi mengaku salah atau memohon maaf, karena usianya memberikan pembenaran atau dimaklumi ketika melakukan kesalahan.

Saya mendengar sorang lelaki tua yang menerima tawaran pensiun dini. Lalu istrinya mulai mengeluh karena berat badan suaminya bertambah dua kali lipat, sementara gaji pensiunnya berkurang separuhnya dibanding waktu masih aktif bekerja. Si suami akhirnya mengakui berat badannya memang bertambah, dan berkata, “Ketika dilahirkan, berat badannya kan cuma empat kilogram”.

Seorang pria berusia lanjut berkata, "Dulu ketika menikah, dirinya terpesona, dan istrinya mempesona". Tapi sekarang, keduanya kebingungan menghadapi banyak persoalan.

Semoga Tuhan menolong dan melindungi kita-kita yang telah berusia lanjut.

Syarifuddin Abdullah | 17 September 2017 / 26 Dzul-hijjah 1438H.

-----------------

* Catatan: artikel ini disadur dari kolom Jihad Khazen, kolumnis harian di surat kabar berbahasa Arab “Al-Hayat”, yang terbit di London, edisi 15 September 2017.

Ikuti tulisan menarik Syarifuddin Abdullah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler