x

Iklan

dodik suwarno

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Mengingat Peristiwa Agar Tidak Terlupakan Lewat Nobar

dodik suwarno

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Peristiwa yang terjadi di masa lampau atau tepatnya di tahun 1965, beberapa organisasi kemasyarakatan ,karang taruna maupun komunitas yang ada di Kediri, menggelar nonton bareng (nobar) tayangan film G30S PKI. Tayangan nobar yang berlangsung di PAUD Kelurahan Ringinanom ini, mendapat sambutan positif dari warga Kelurahan Ringinanom, yang notabene mayoritas belum pernah merasakan masa-masa era 1960an, rabu (20/09/2017)

Kardiono, selaku koordinator penyelenggara nobar tersebut, mengakui memang belum pernah merasakan masa-masa era 1960an, tetapi lewat pengetahuan di masa-masa sekolah dulu, sejarah yang tertulis dalam buku bisa menceritakan apa yang pernah terjadi di tahun 1965. Kardiono juga menginginkan generasi masa kini mengetahui sejarah bangsa ini, ketika dirinya masih duduk di bangku sekolah saat itu. Apalagi, saat ini, banyak generasi muda yang kurang mengetahui apa yang pernah terjadi di tahun 1965 dan apa yang pernah terjadi sebelum tahun 1965. 

Sebagai penyelenggara, Kardiono sengaja mengundang Danramil Kota dan Kapolsek Kota untuk bersama-sama berbaur dengan warga Kelurahan Ringinanom untuk menyaksikan tayangan film tersebut. Selain itu, tayangan ini juga menggambarkan bagaimana paham komunisme itu tidak sesuai dengan karakteristik bangsa Indonesia dan sangat tidak ideal dipraktekan di negeri ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Sekarang ini, semua serba instant, informasi begitu mudah berkembang lewat medsos. Dulu sewaktu saya masih sekolah, tidak ada yang memperdebatkan Pancasila, tetapi sekarang “otak atik gathuk” seringkali kita jumpai. Ujungnya ,Pancasila ditabrakan dengan agama, padahal Pancasila dengan agama berbeda, apalagi Pancasila sama sekali tidak mengganggu agama,” kata Kardiono dalam sambutannya. 

Berbeda dengan Kardiono, selaku Ketua RW, Musrikan memang terlahir di tahun 1960an, tetapi pada waktu itu, usianya masih terlalu muda dan belum tahu apa-apa. Kendati demikian, Musrikan masih beruntung bisa mengetahui peristiwa tersebut lewat buku-buku pelajaran sejarah bangsa, ketimbang generasi masa kini.

”Kita mengadakan nobar ini ,murni hanya sekedar mengingatkan ,tidak lain tidak bukan. Harapan kita, generasi muda masih ingat apa yang sudah pernah terjadi di masa lalu. Mengingat sejarah sangat baik untuk mengetahui identitas kita, bangsa kita,” kata Musrikan.

Ikuti tulisan menarik dodik suwarno lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB