x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Ada Keringat Petani dalam Secangkir Kopi

Ketika kita menikmati secangkir kopi panas, apakah kita mengingat keringat petani yang menetes karenanya?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Banyak orang menikmati pagi dengan menghabiskan secangkir kopi. Mereka yang tak cukup waktu untuk minum kopi di pagi hari akan menikmatinya siang atau malam. Menikmati aroma dan rasa kopi memang tidak mengenal waktu. Mereka yang menggilai kopi sanggup menghabiskan lebih dari secangkir dalam sehari. Seduhan kopi menguarkan kebahagiaan yang dihirup penikmatnya.

Pemilik kedai juga menikmati kebahagiaan, dari melayani pengunjung kedai maupun dari perolehan finansial sebanyak cangkir dan gelas kopi yang terjual. Pemilik kedai menikmati dua ragam kebahagiaan: psikologis dan finansial. Pemilik kedai merek-merek terkenal, yang jangkauannya sudah mencapai semua benua, memetik buah terbaik dari bisnis kopi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Petani yang pemilik kebun kopi juga memetik buah yang menyenangkan. Petani pekerja niscaya punya cerita berbeda. Merekalah yang melawan terik matahari menyiangi kebun dari hama dan tanaman pengganggu agar pohon-pohon kopi tetap tumbuh dan berbuah. Merekalah yang memetik biji-biji kopi dan mengangkutnya ke gudang-gudang.

Entahlah, apakah para petani pekerja itu pernah menikmati kesegaran kopi panas yang mereka tanam di kebun tuan. Sebab, kopi-kopi itu akan dengan segera melanglang buana ke negeri jauh untuk kemudian disajikan di meja-meja kedai kopi terkenal seantero dunia.

Para petani pekerja itu tidak ubahnya pekerja bangunan yang menegakkan apartemen, hotel, maupun gedung-gedung yang menjangkau langit. Di bawah terik, mereka memancangkan tiang, menata bata besar, mengatur lantai, menyemen, hingga mencat agar tampak megah. Setelah gedung tegak berdiri, mereka tak pernah lagi menginjak lantainya.

Dalam secangkir kopi tersimpan sejarah perjuangan para petani untuk menghidupi diri dan keluarganya.  Dalam aktivitas meminum kopi tersimpan cerita kemanusiaan tentang petani yang membersihkan kebun, memetik biji kopi, dan mengangkutnya ke gudang-gudang. Menyesap kopi dan menghirup aromanya yang khas adalah perjalanan menyusuri jejak biji kopi dari pohon hingga tersaji di dalam cangkir.

Di hari-hari yang penat, para petani pekerja mungkin menghabiskan malam dengan secangkir kopi panas, tapi bukan dari benih yang mereka tanam, bukan dari biji yang mereka petik. Dalam secangkir kopi yang kita habiskan saat malam tersimpan keringat para petani pekerja, entah kita mengingatnya atau tidak, entah kita berterima kasih atau tidak kepada mereka. ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler