Kreasi dan inovasi yang dijadikan strategi memajukan Kabupaten Banyuwangi, membuat banyak pihak mengakui wilayah ini layak menjadi proyek percontohan. Setidaknya hal ini bisa dilihat dari banyaknya penghargaan sebagai pengakuan positif terhadap kinerja pemerintah daerah di bawah kepemimpinan Abdullah Azwar Anas ini.
Sepanjang april 2011 sampai akhir 2016, Kabupaten Banyuwangi telah mendapatkan 72 penghargaan, baik nasional maupun internasional. Jika berpijak dari data ini, rata-rata setiap bulan Banyuwangi selalu mendapat penghargaan.
Hal Ini merupakan rekor tersendiri karena melihat letak geografis, Banyuwangi yang berada di ujung timur Pulau Jawa itu berada jauh dari pusat pemerintahan, baik Surabaya (Jawa Timur) maupun Jakarta (Pusat). Penghargaan yang diterima mulai tingkat regional hingga internasional.
Salah satu penghargaan bergengsi yang diraih Banyuwangi adalah dari Badan Pariwisata Perserikatan Bangsa-Bangsa (The United Nations World Tourism Organization/UNWTO) yang memberikan penghargaan dalam 12th UNWTO Awards Forum di Madrid, Spanyol, Januari 2016.
Banyuwangi menyabet UNWTO Awards for Excellence and Innovation in Tourism untuk kategori ”Inovasi Kebijakan Publik dan Tata Kelola”, mengalahkan nominator lain dari Kolombia, Kenya, dan Puerto Rico.
Di bawah kepemimpinan Azwar Anas, image Banyuwangi sebagai kota santet, bahkan yang mau dapat jodoh cari dukun di Banyuwangi. Nah image ini secara bertahap diubah. Sekarang Banyuwangi jadi kota wisata, terbukti dari dapat penghargaan dari UNWTO Award 2016 di Madrid tersebut.
Selain itu, Banyuwangi juga berhasil meraih Anugerah Pangripta Nusantara Utama 2014 dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Anugerah ini diberikan untuk kabupaten/kota dengan perencanaan pembangunan terbaik. Hanya ada 12 kabupaten/kota yang terpilih dari tota 529 kabupaten/kota se-Indonesia. Banyuwangi menjadi salah satu yang terbaik dari enam kabupaten/kota yang meraih penghargaan tingkat utama (perencanaan terbaik). Adapun enam kabupaten/kota lain meraih penghargaan tingkat pratama (perencanaan yang baik).
Dalam satu kesempatan, Anas menyatakan desain pembangunan harus bersumber pada kebutuhan dan permasalahan masyarakat. Menurutnya, pemerintah daerah mesti memiliki bank data yang kuat. Data dan analisis yang salah terhadap permasalahan masyarakat, akan menghasilkan program buang-buang uang saja. Itu yang dihindari Anas. Data permasalahan harus presisi, sehingga program yang kami lakukan bisa menjawab kebutuhan publik. Begitu resep Anas.
Penghargaan Lingkungan
Program-program pemeliharaan dan pelestarian lingkungan yang dilakukan pemerintah Kabupaten Banyuwangi juga mendapatkan penghargaan Indonesia Green Awards (IGA) 2016. Penghargaan ini diselenggarakan The La Tofi School of CSR, bekerja sama dengan Kementerian Kehutanan Lingkungan Hidup dan Kementerian Perindustrian.
Program-program pembangunan yang dijalankan di Banyuwangi dianggap mengusung konsep sustainable development (pembangunan berkelanjutan), pembangunannya dianggap berwawasan lingkungan. Paling utama, program itu mampu mengajak masyarakat berpartisipasi dalam penyelamatan lingkungan. Hal ini bisa dilihat pada progam toilet bersih, kali (sungai) bersih, hingga sedekah oksigen.
Dengan pencapaian Kabupaten Banyuwangi meraih penghargaan nasional dan internasional ini, maka kita patut mengancungkan dua jempol kepada Azwar Anas. Dengan tangan dingin Azwar Anas mampu menyulap Banyuwangi dengan mendapatkan segudang penghargaan. Tidak salah kiranya jika nama Abdullah Azwar Anas ini cukup diperhitungkan dalam kancah kontestasi pilkada Jawa Timur yang akan digelar tahun depan.
Ikuti tulisan menarik Dony Saputra lainnya di sini.
