Kejadian yang menghebohkan beberapa waktu yang lalu di parkir Basement 2 Gandaria City oleh petugas parkir mall tersebut menjadi korban penembakan diduga dilakukan orang sipil namun bertopeng oknum TNI pada Jumat (6/10) malam lalu. Sempat beredar kabar bahwa pelakunya adalah oknum TNI AD karena memakai mobil dinas TNI AD dan senjata.
Berdasarakan informasi dan keterangan yang dikumpulkan kalau melihat nomor mobilnya, plat tersebut adalah nomor satuan jajaran TNI AD. Tetapi yang bersangkutan yang bernama bahwa a.n Dr. dr Anwari,SH,Sp.KFR,MARS,MH dipastikan tidak ada di jajaran TNI AD. Anwari adalah orang sipil yang tidak ada hubungan dengan TNI AD secara kelembagaan.
Istrinya memang seorang dokter spesialis yang bekerja selaku PNS di RSPAD (Rumah Sakit Pusat Angkata Darat). Mobil dinas yang digunakan adalah mobil dinas istri yang bersangkutan. Artinya pemberitaan yang mengatakan ada oknum TNI AD yang menembak, itu tidak benar, karena pelakunya bukan oknum prajurit TNI AD. Tapi pelakunya adalah orang sipil biasa.
Kepala Dinas Angkatan Darat (Kadispenad) Birigjen TNI Alfert Denny Tuejeh diberbagai media menegaskan “bahwa Prajurit tidak boleh arogan,apalagi sampai mengeluarkan senjata dan menembak”. Kalau ada prajurit TNI AD yang bersikap dan bertindak diluar kepantasan sehingga menyalahi aturan, maka saya pastikan itu diproses dan dikenai sanksi sesuai aturan dan ketentuan yang berlaku.
Dejelaskan juga oleh Brigjen Alfret Denny Tuejeh, bahwa pihaknya tengah melakukan penyelidikan peristiwa penganiayaan dan penembakan di Mall Gandaria City.Jika nantinya terbukti ada penyalahgunaan mobil dinas oleh pelaku, akan ada sanksi tegas yang akan diberikan oleh TNI Angkatan Darat.
Kadispenad menambahkan bahwa penggunaan mobil dinas jajaran TNI AD memiliki aturan yang berlaku. Apakah saudara Anwari memiliki SIM TNI dalam mengenderai mobil dinas TNI tersebut? Kita tunggu saja, karena saat ini masih berlangsung penyelidikan bagi yang bersangkutan.
Oleh karenanya itu dengan adanya kasus seperti ini akan dapat diambil hikmanya oleh berbagai pihak. Sehingga nantinya tidak ada lagi orang sipil yang berlaga TNI untuk mengail keuntungan dalam berbagai kesempatan. Masyarakat perlu ketenangan dalam beraktivitas dalam keseharian. TNI AD tidak pernah melegalkan tindakan brutal apalagi tindakan yang dapat mencederai citra TNI AD dimata masyarakat.
Ikuti tulisan menarik Rahman lainnya di sini.