x

Iklan

Jumarni

Teknik Informatika Universitas Mulawarman Aktivis KAMMI Samarinda Sebatik - Kalimantan utara
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Ketepatan Cinta

Rasa itu muncul ketika naluri merasakan kekaguman, suka, dan simpati pada seseorang. Cinta yang tumbuh perasaan berbunga-bunga yang merupakan fitrah dan se

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Diibaratkan kopi tak begitu nikmat tanpa adanya gula, begitupula cinta. Hidup akan hambar bahkan pahit tanpa hadirnya cinta. Ia hadir dalam benak manusia, jauh dari keramaian terdapat sosok yang begitu mengagumkan hati sampai timbullah rasa cinta. Mencintai tanpa tapi, dan memantau dari kejauhan dengan lamunan hati yang tak pernah berhenti untuk memerhati beriringan dengan doa dan restu ilahi rabbi.

 Kata cinta dalam Al-Qur’an disebut Hubb (mahabbah) dan wudda (mawaddah), keduanya merupakan sinonim yang memiliki arti sama yaitu menyukai, senang, menyayangi. Sebagaimana dalam QS. Ali Imron : 14 yang artinya “dijadikan indah dalam pandangan manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu : wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah lah tempat kembali yang baik (syurga).” Ayat tersebut memaknai hubb adalah suatu naluri yang dimiliki setiap manusia tanpa terkecuali baik manusia yang beriman maupun durjana.

Begitu pula dengan rindu, rindu bagai seorang gamers yang terus memainkan jarinya untuk menemui game yang mungkin beberapa jam lalu dia sentuh, ingin lagi dan lagi untuk bercengkrama dengan game yang dimainkan dengan ambision lebih dari yang level sebelumnya. Cinta, suatu perasaan yang penuh dengan banyak keinginan, impian, harapan, dan kerinduan untuk mendapatkan sesuatu yang dicintainya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Rasa itu muncul ketika naluri merasakan kekaguman, suka, dan simpati pada seseorang. Cinta yang tumbuh perasaan berbunga-bunga yang merupakan fitrah dan sebuah anugerah dari Allah.

Dengan meletakkan cinta pada tempatnya merupakan suatu pilihan dalam merajut cinta yang sesungguhnya. Seperti kisah indah dari Rasulullah yang begitu mencintai muridnya abu bakar, umar bin khattab, ali bin abi thalib, dll. Beliau memberikan gelar sahabat kepada mereka, bukan sebagai murid. Kemudian kecintaan umar kepada Rasulullah SAW yang banyak diungkap oleh sirah nabawiyah, dan buku lainnya. Umar bin Khatthab berkata: ”Ya Rasulullah, aku mencintaimu lebih dari segalanya, kecuali jiwaku,”. Mendengar itu, Rasulullah SAW. menjawab, ”Tak seorang pun diantara kalian beriman, sampai aku lebih mereka cintai daripada jiwamu.” ”Demi Dzat yang menurunkan kitab suci Al-Quran kepadamu, aku mencintaimu melebihi kecintaanku kepada jiwaku sendiri,” sahut Umar spontan. Maka Rasulullah SAW. pun menukas, ”Wahai Umar, kini kamu telah mendapatkan iman itu” (HR. Bukhari).

Kemudian diriwayatkan dari Imam Bukhari dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda: ”Demi yang jiwaku berada di tangan-Nya. Seorang di antara kalian tidaklah beriman, sehingga aku lebih dia cintai dari kedua orang tua maupun anaknya.” Wajib mencintai Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam melebihi kerabat, harta, dan seluruh manusia Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Anas radhiyallahu ’anhu berkata, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ”Tidaklah seorang hamba beriman sehingga aku lebih dicintainya daripada kerabat, harta, dan seluruh manusia.”

Karena cinta yang telalu suci untuk ternodai dengan hawa nafsu semata.

Cintai yang begitu tinggi untuk dikhianati oleh perasaan sesaat.

Ketika cinta terlalu indah untuk dikotori. Karena cinta adalah anugrah ilahi maka kembalikan cinta kepada sang maha pecinta sejati, agar bersemi di surga abadi. Bersama Rasulullah yang jelas mencintai ummat di zaman now, ketika di yaumil akhir rasulullah akan berada di padang masyhar dalam keadaan kepanasan yang mataharinya berada satu jengkal dari atas kepala. Ummat akhir zaman yang kondisi fisiknya begitu kecil, bahkan kitalah yang sangat dicari di akhirat nanti. Rasulullah bahkan mencari ummatnya untuk diminumkan air di telaga kautsar untuk diminumkan airnya, diriwayatkan oleh sebuah hadits sahih disebutkan bahwa barang siapa yang meminumnya, tidak akan lagi merasa kehausan pada saat itu.

Bertemu dengan sosok yang namanya tidak pernah berhenti untuk disebutkan diseluruh penjuru dunia dalam setiap detiknya bershalawat ketika mendengar namanya. Pemimpin dan sosok yang tegar dalam berdakwah. Bahkan menjadi kekasih Allah, di usianya yang tidak begitu lama dalam berdakwah. Cinta dan kerinduan kepada Rasulullah biarkan menjadi khitah menuju surgaNya, memupuk sunah-sunah dan memberikan amalan terbaik untuk menjadi ummat yang ditunggu, yang berikan untuk  Allah dan kekasihnya hingga pada waktu yang tepat untuk bersua di surga firdaus.

sumber gambar : https://jagokata.com/images/upload/25c8ee871ae44266b053b0db9cc6cbf0.jpg

Ikuti tulisan menarik Jumarni lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB