x

Iklan

Syarifuddin Abdullah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Anies-Sandy, From Now On, the Show Is Yours

Keikhlasan adalah suasana hati yang bahkan malaikat pencatat kebaikan pun tak mampu mendeteksinya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Ini bukan lagi masa kampanye yang berdarah-darah. Jika masih mau berdarah-darah, maka berdarah-darahlah dalam bekerja sebagai gubernur dan wakil gubernur, yang akan dilantik Senin besok, 16 Oktober 2017.

Sebelum lanjut, saya ingin menegaskan bahwa saya tidak ikut mencoblos, tapi saya mendukung Anda berdua waktu Pilgub DKI 2017.

Sejumlah catatan berikut mungkin layak Anda berdua renungkan:

Pertama, karena Anda didahului Gubernur-Wagub (Ahok-Djarot) yang begitu lincah dan berorientasi pada kinerja, dengan segala kekurangannya, maka publik tentu berharap Anda mestinya minimal menyamai kinerja mereka, kalau tak mampu mengunggulinya. Jika tidak, Anda berdua akan enteng dibanding-bandingkan dan hampir pasti akan dituding gagal atau hanya pintar omong doang (Omdo).

Kedua, selalunya, ada gap antara harapan-ambisi yang terucapkan dengan retorika yang berkelas selama periode kampanye dan melakoni kerja real dengan segala kompleksitasnya. Seringkali, idealisme justru menghambat kerja dan kinerja.

Ketiga, jika Anda berdua punya 10 agenda, berusahalah untuk mengeksekusinya sebaik mungkin. Tapi Jakarta tidak membutuhkan kerja dan kinerja yang terlalu ideal. Kemacetan dan banjir Jakarta misalnya bukan persoalan enteng. Sebaik apapun Anda mengerjakannya, Insya Allah, macet dan banjir akan tetap ada. Percaya deh.

Karena itu, dari 10 (sepuluh) agenda, minimal ada 3 agenda pilihan yang dilakukan secara maksimal. Sehingga kalaupun Anda setengah gagal atau separuh sukses di 7 (tujuh) program sisanya, Anda berdua masih akan dikenang melalui 3 program unggulan yang dieksekusi secara maksimal. Hampir semua catatan sejarah pemimpin, di era klasik ataupun di era modern, yang dianggap sukses adalah semata karena mereka masing-masing cerdas memaksimalkan beberapa program unggulan.

Keempat, jagalah ketulusan! Keikhlasan dalam bekerja, selain berfungsi sebagai penyemangat yang prima, juga bisa menjadi “penakluk kedengkian” orang lain.

Saya berasumsi, Anda berdua memahami hakikat makna keikhlasan. Dan jangan salah: mengklaim keikhlasan justru mengindikasikan ketidakikhlasan. Keikhlasan adalah suasana hati yang bahkan malaikat pencatat kebaikan pun tak mampu mendeteksinya.

Syarifuddin Abdullah | 15 Oktober 2017 / 25 Muharram 1439H

Sumber foto: liputan6.com

Ikuti tulisan menarik Syarifuddin Abdullah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler