x

Iklan

cheta nilawaty

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Penggambaran Sosok Seseorang dalam Mimpi Tunanetra

ketika mimpi bertemu seseorang yang belum dilihat saat mengalami kebutaan, Tunanetra menggambarkan sosok seseorang berdasar persepsinya sendiri

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Mimpi menurut penulis buku Dream, Lauri Lowenbergadalah sebuah proses berpikir yang linier. Konsekuensi dari proses ini adalah tidak seirama kinerja antara logika dan emosi. Saat bermimpi, proses berpikir tetap berjalan tanpa dipengaruhi kesadaran, sehingga sering seseorang mengalami alur cerita yang tidak terut di dalam mimpi tersebut. Sering pula muncul sosok seseorang yang tidak pernah hadir dalam kehidupan nyata, malah hadir dalam mimpi.

 

Bagi Tunanetra dewasa atau yang pernah melihat sebelumnya, mimpi bertemu seseorang sering dialami. Dalam mimpi, Tunanetra biasanya masih mengidentifikasi dirinya sebagai pribadi dengan penglihatan. Ada yang bermimpi melihat dirinya sendiri di dalam cermin, ada pula yang bermimpi bertemu teman lama atau orang yang sudah meninggal dan mengajak mereka berkomunikasi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Lalu bagaimana dengan mimpi bertemu orang orang baru setelah para Tunanetra dewasa ini tidak lagi melihat? jawabannya rata rata sama. Mereka menyimpulkan sendiri sosok orang baru tersebut. Kesimpulan itu diambil berdasarkan asosiasi sosok orang tertentu yang hampir mirip dengan orang yang hadir dalam mimpi. Kemiripan itu dapat berupa kesamaan fisik maupun non fisik. Terkadang proses penyamaan itu mulai dari suaranya, intonasi, dialek, cara berbicara, hingga cara tertawa.

 

Salah satu teman Tunanetra mengidentifikasikan sahabatnya yang dikenal setelah mengalami kebutaan, , sebagai sosok guru bahasa inggrisnya ketika masih melihat dan duduk di bangku sekolah. Kesimpulan itu ia tarik dengan menilai suara dan gambaran umum yang dideskripsikan orang - orang melihat di sekitarnya. Kesamaan lain yang ada pada diri sahabatnya adalah penggunaan kerudung, yang menurut dia semakin memperkuat identifikasi sosok sahabatnya itu mirip guru bahasa inggrisnya.

 

Di dalam mimpi, sosok baru yang teridentifikasi setelah buta, muncul sesuai dengan persepsi pribadi Tunanetra itu sendiri. Satu tanda yang biasanya dijadikan patokan otentik untuk mengkonfirmasi sosok tertentu adalah suaranya walau kadang masih muncul penampakan visual tertentu. “Terutama bila sosok yang saya temui dalam mimpi tidak berbicara,” ujar salah satu teman Tunanetra, saat menhobrol di Jakarta, Selasa pekan lalu.

 

Dalam pengalaman mimpi saya sendiri, sering muncul sosok sahabat lama yang menjelma menjadi orang baru yang saya kenal setelah mengalami kebutaan. Setahun terakhir ini, saat tertidur saya sering berjumpa matahari. Terkadang saya juga bermimpi melihat wajah saya sendiri dalam cermin. Lucunya, dalam setiap detil mimpi selalu muncul tanda yang sama pada wajah orang yang saya temui.

 

pada wajah orang baik yang saya kenal sebelum atau sesudah mengalami kebutaan adalah  mata mereka yang terlihat juling dan besar. Entah kenapa ciri itu selalu muncul dalam wajah orang yang saya temui dalam mimpi. Dua wajah yang tidak berubah adalah wajah ibu dan ayah saya. sampai saat ini saya masih mencari referensi mengapa sebuah tanda yang sama selalu muncul pada wajah orang yang saya temui di dalam mimpi.

 

Entah, asosiasi apa yang muncul dalam alam bawah sadar saya, sehingga selalu muncul tanda - tanda yang sama pada wajah orang yang saya temui dalam mimpi. Ada beberapa orang teman yang mengatakan, sebenarnya saya belum dapat menerima kebutaan saya seratus persen. Ada pula yang beranggapan, ketika saya melihat dulu, pandangan saya lebih terfokus pada mata seseorang dari pada bobot pembicaraannya.

 

Terlepas dari berbagai konklusi yang saya alami ketika bermimpi, saya sangat percaya dengan kekuatan alam bawah sadar. Ketika seseorang mengalami masa berat, sering pemikiran yang timbul berikutnya, adalah keputusasaan atau sebaliknya, pembuktian. Saya pribadi lebih memilih pemikiran yang kedua, walau upaya menuju pembuktian itu berkalilipat sulit dan sabarnya. Tapi begitulah inti menjalani kehidupan bukan? Pembuktian adalah sebuah proses sulit dengan berbagai macam bentuk dan hasilnya. Karena itu perlulah bagi saya memerintahkan alam sadar kepada alam bawah sadar dengan selalu mengatakan “Saya bisa menghadapinya”.

Ikuti tulisan menarik cheta nilawaty lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler