x

Iklan

Rahman

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Skenario Menjatuhkan TNI

Jika kita cermati cukup hanya dengan modal minta maaf kasus melecehkan TNI selesai alias tidak berlanjut.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Akhir-akhir ini  kita  dikejutkan sejumlah kasus pelecehan kepada institusi Tentara Nasioanl Indonesia (TNI) yang kita kenal sebagai institusi yang diseganai dan dihormati.   Diawali dengan   ada fostingan    muncul potongan gambar tweet yang mengatasnamakan Nikita Mirzani diduga menghina Jenderal Gatot Nurmantyo beberapa waktu yang lalu. Dalam potongan gambar tersebut akun Nikita Mirzani mengomentari  “film G30S/PKI akan lebih seru jika Jenderal Gatot Nurmantyo ikut dimasukkan ke dalam Lubang Buaya”.

Atas kejadian tersebut  Nikita Mirzani  pun menyampaikan permintaan maafnya agar kasus serupa tidak terulang lagi. Terlebih lagi, janda dua anak itu beralasan sedang fokus mencari nafkah kedua buah hatinya. "Niki minta tolong banget untuk semua orang yang kalau Niki punya salah, mohon dimaafkan yang disengaja atau tidak. Niki cuma mau kerja dengan baik dan mengurus anak," kata Nikita Mirzani pada waktu. 

Permasalahan Nikita Mirzani sempat viral berhari-hari lamanya tanpa ada tindak lanjut   pihak yang berwajib. Ketika itu ada wawancara dengan Panglima TNI  Pak Gatot Nurmantyo, seorang wartawan bertanya, apakah Nikita Mirzanai bapak Panglima maafkan atas postingan yang ingin melubang buayakan Panglima. Pak Gatot pada waktu dengan jiwa besar mereka mengatakan mereka memaafkan. Sesudah itu kasus pelecehan kepada Panglima selesai begitu saja dan tidak berlanjut ke ranah hukum.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selang beberapa hari kemudian kita lagi dikagetkan dengan adanya   sikap emosional Kompol Abdul Mubin Siagian, yg dinilai melecehkan tugas TNI di perbatasan. Pekerjaan TNI di perbatasan, menurut pak Abdul Mubin, “hanya makan tidur”. Selain pemilihan kalimatnya kasar, seorang perwira menengah Polri rasanya tidak etis memiliki pandangan picik seperti itu. Apalagi tudingan itu diungkapkan di media sosial. Ia menuliskan pendapatnya tersebut, dalam diskusi tentang isu impor senjata Brimob di sebuah akun fb.

Kasus tersebut juga tidak berlanjut karena yang bersangkutan  Pada Rabu (11/10/2017) lalu, komentar Mubin atas sebuah berita online menjadi viral dan dihujat oleh warganet lantaran dianggap menghina TNI. Mubin menyebut, aktivitas TNI di perbatasan hanya makan dan tidur.  Kapolda Kepri Irjen Sam Budigusdian langsung merespons dan menindaklanjuti komentar yang kurang baik dan kurang tepat tersebut dengan meminta maaf.    Sesudah minta maaf kasus tersebut terus langsung mereda begitu saja.

Kasus lain muncul  tepatnya   pada Jumat (10/13) lalu ada postingan yang lebih provokatif lagi  yang dilakukan oleh Yusrizal (65). Dia mengunggah status minta TNI dibubarkan. Warga Bukittinggi ini pun menyesal setelah didatangi Komandan Kodim 0304/Agam, Letkol Kav Salim Kurniawan dan sejumlah tokoh setempat.

Dia mengakui khilaf atas komentar yang menyinggung TNI tersebut dan meminta maaf pada keluarga besar TNI dan masyarakat. Berdasarkan pengakuan, yang bersangkutan bermaksud membela TNI. Namun pembaca mana tahu apa maksud dia berkomentar demikian. Yang dibaca masyarakat adalah agar TNI dibubarkan. Kalau TNI bubar, bagaimana nanti keutuhan NKRI.

Tidak lama kemudian muncul aksi saling pukul terjadi di Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur pada Jumat (13/10/2017) sekitar pukul 12.00 WIB. Berdasarkan video yang beredar di Medsos, perkelahian itu terjadi antara anggotaTNI dengan pengendara mobil Mazda berpelat nomor B 1599 PVH.

Diduga perkelahian tersebut terjadi karena sang pengemudi mobil Mazda membuang sampah sembarangan dan mengenai istri anggota TNI itu, yang sedang dibonceng motor.Tak terima terkena sampah, istri anggota TNI itu memberhentikan mobil Mazda merah itu. Mobilnya dihentikan, sang pengendara tak terima dan terlibat baku pukul dengan anggota TNI.

Bimantoro selaku pengendara mobil mazda  mengaku sedang emosional sehingga terlibat baku hantam dengan anggota TNI AL Lettu Satrio. Dia pun sudah meminta maaf atas perbuatannya. "Kondisinya ya saya emosional saja, sama-sama emosional. Saya khilaf, saya melakukan kesalahan, saya minta maaf," kata Bimantoro di Polres Jakarta Timur, Jumat (13/10/2017) lalu. Hingga kini kasus tersebut menguap begiutu saja tanpa ada tindak lanjut.

Dari sekian rentetan peristiwa tersebut apakah memang ada settingan untuk menjatuh citra TNI di mata masyarakat? Karena beberapa persoalan jika kita cermati cukup hanya dengan modal minta maaf kasus melecehkan TNI selesai alias tidak berlanjut. Pelakunya bukan hanya rakyat biasa, tapi juga dari kalangan   artis dan bahkan oknum Perwira Polisi ikut   melecehkan institusi TNI. Ada apa?

Kalau   dilihat secara sepintas itu bukanlah secara kebetulan belaka. Karena kejadiannya berurut dan seolah-olah peristiwanya sambung menyambung. Penulis hanya menganilisa dari peristiwanya saja. Tapi setidaknya dari rentetan peristiwa tersebut kemungkinan ada kesengajaan untuk mencari kesalahan TNI dengan berbagai macam cara. Apakah memang ada skenario untuk menjatuhkan TNI?

Kalau dilihat modusnya, bagaimana TNI dipancing dengan berbagai persoalan mulai dari pimpinan TNI, lembaga TNI ingin dibubarkan hingga kinerja TNI yang dianggap makan tidur. Apakah dengan cara-cara seperti ini Tni dapat dijatuhakan secara licik. Adakah kedengkian kepada TNI karena hinnga kini TNI pernah di nobatkan sebagai institusi terbaik di negeri ini. Apalagi saat ini ummat Islam di Indoneisa TNI  dianggap sebagai pahlawan yang salau bertindak dan memihak kepada rakyat.

Semoga saja dengan sejumlah peristiwa yang menimpa TNI saat ini. Justru TNI akan lebih matang dalam menyikapi segala masalah yang telah menghimpitnya. Menurut sejarahnya TNI sudah teruji dengan segala berbagai macam permasalahan rumit sekalipun.  Justru karena kebesaran TNI akan menjadikan institusi   menjadi lembaga yang selalu mawas diri dalam mengahadapi berbagai tantangan. Termasuk TNI mampu mendeteksi mana kawan dan mana lawan dalam lorong gelap sekalipun.

Ikuti tulisan menarik Rahman lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu